Bagaimana Jika Wisatawan di Bali Tidak Sengaja Menginjak Canang?

Bagaimana Jika Wisatawan di Bali Tidak Sengaja Menginjak Canang?

Rio Raga Sakti - detikBali
Jumat, 06 Sep 2024 23:30 WIB
Canang Sari
Foto: Canang Sari. (Okkisafire/Wikimedia Commons)
Bali -

Salah satu yang paling sering ditemui saat berkunjung ke Bali adalah canang atau sesajen. Canang biasa diletakkan atau dipersembahkan di berbagai tempat, mulai dari depan rumah hingga di area atau tempat wisata.

Canang adalah bentuk persembahan paling sederhana yang dilakukan para umat Hindu Bali. Canang digunakan sebagai bentuk syukur bagi Sang Hyang Widhi atas kedamaian di dunia.

Fungsi Canang

Canang adalah bagian dari ritual keagamaan umat Hindu Bali yang digunakan untuk menyembah Ida Sang Hyang Widhi. Canang dipersembahkan setiap hari, biasanya pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WITA dan sore menjelang malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Canang diletakkan di lokasi-lokasi tertentu, terutama di tempat-tempat yang dianggap suci menurut kepercayaan masyarakat Hindu Bali. Selain di Pura atau Sanggah, canang juga dapat ditempatkan di dalam rumah, di pinggir jalan, atau di pekarangan.

Fungsi utama canang adalah sebagai sarana persembahan dalam berbagai upacara keagamaan Hindu Bali, seperti saat purnama, tumpek, tilem, anggar kasih, dan kajeng kliwon. Canang juga sering dipersembahkan pada hari raya besar Hindu.

ADVERTISEMENT

Pada hari raya besar yang terjadi setiap enam bulan, seperti Galungan, Pagerwesi, dan Kuningan, canang berperan sebagai bagian dari sesaji lain, seperti banten sodan atau banten gebogan. Canang biasanya diletakkan di bagian paling atas dalam sesaji tersebut dan dipersembahkan di pura-pura.

Lantas, bagaimana jika wisatawan tidak sengaja menginjak canang?

Pada dasarnya, tidak ada sanksi tertentu jika memang tidak sengaja menginjak canang di Bali. Masyarakat Bali umumnya akan memahami wisatawan mungkin tidak selalu familiar dengan adat dan budaya setempat.

Namun, jika seseorang sengaja menginjak atau merusak canang dengan sengaja, situasinya bisa menjadi lebih rumit. Tindakan semacam ini tidak hanya menyinggung perasaan masyarakat setempat, tetapi juga dapat merusak hubungan dengan penduduk lokal.

Meskipun secara hukum tidak ada sanksi untuk tindakan merusak canang, tetapi tindakan sengaja merusak canang dipercaya dapat menyebabkan petaka. Bahkan, di beberapa kasus ada orang-orang yang dengan sengaja menginjak atau merusak canang bisa mengalami kesurupan atau gangguan spiritual sebagai akibat dari pelanggaran tersebut.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads