Tahukah kamu bahwa terdapat tradisi yang dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri di Bali?
Idul Fitri menjadi momentum yang paling dinantikan oleh seluruh umat muslim, tak terkecuali masyarakat Bali. Meski masyarakat Bali mayoritas beragama Hindu, namun dengan keberagaman yang ada membuat masyarakat juga turut serta merayakan hari raya yang lainnya, seperti Idul Fitri.
Berikut ini tradisi unik yang dilakukan saat Lebaran di Bali.
1. Tradisi Ngejot
![]() |
Dalam Bahasa Bali "Ngejot" diartikan sebagai "memberi", tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada sesama umat manusia. Tradisi ngejot di Bali sering dilakukan menjelang perayaan Idul Fitri, Hari Raya Galungan, Kuningan, dan Nyepi.
Umumnya makanan yang diberikan dapat berupa jajanan, kue kering, buah-buahan, hingga makanan berat. Makanan yang diberikan tetap sesuai dengan ajaran dan tidak bertentangan, misalnya saja seperti umat hindu yang memberikan makanan halal kepada umat muslim dan umat muslim yang memberikan opor ketupat kepada umat hindu.
Tradisi ini juga menjadi pengingat bagi kita untuk membangun toleransi antarumat beragama. Salah satu daerah yang menjalankan tradisi ini yaitu warga Desa Pegayaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Tradisi Ketog Semprong
![]() |
Tradisi ini dilaksanakan satu minggu setelah lebaran. Ketog Semprong menjadi tradisi yang telah diwarisi secara turun-temurun di lingkungan Banjar Candikuning II, Tabanan, Bali, hingga sejak tahun 2014 tradisi ini dirayakan dalam bentuk festival.
Umumnya masyarakat yang hadir akan membawa makanan masing-masing beserta dengan tikar sebagai alas duduk. Megibung atau makan bersama biasanya dilakukan sembari menyaksikan kesenian berakar Islam, seperti Rodat, Kasidah dan Hadrah.
Artikel ini ditulis oleh Desak Made Diah Aristiani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)