Sampah Kampanye Jadi Kanvas Lukisan Berseni Tinggi

Sampah Kampanye Jadi Kanvas Lukisan Berseni Tinggi

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Minggu, 31 Mar 2024 18:06 WIB
Hasil lukisan Komunitas Pojok yang memanfaatkan baliho bekas sisa kampanye Pemilu 2024.
Hasil lukisan Komunitas Pojok yang memanfaatkan baliho bekas sisa kampanye Pemilu 2024. (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Denpasar -

Komunitas Pojok menggelar pameran bertema "Cover Up" di Taman Baca Kesiman, Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali. Semua karya lukisan di pameran tersebut berkaitan dengan Pemilu 2024.

Uniknya, semua kanvas lukisan tersebut menggunakan baliho sisa kampaye. Di tangan komunitas ini, sampah kampanye bisa menjadi karya seni tinggi.

Salah seorang seniman Komunitas Pojok, Silly In Art -nama panggung-, mengatakan ia bersama empat kawannya mengumpulkan baliho itu saat memasuki masa tenang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat masa tenang saat itu lah kami gerilya cari spot yang ada baliho, beberapa ada yang masih berdiri, ada yang dikasih. Ada yang kami ambil saat minggu tenang yang nggak dibongkar," ujar saat ditemui Sabtu, (30/3/2024).

Hasil lukisan Komunitas Pojok yang memanfaatkan baliho bekas sisa kampanye Pemilu 2024.Hasil lukisan Komunitas Pojok yang memanfaatkan baliho bekas sisa kampanye Pemilu 2024. Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali

Total ada 15 baliho yang terkumpul, 10 baliho berukuran besar dan lima baliho berukuran kecil.

ADVERTISEMENT

Adapun, seniman yang terlibat berjumlah lima orang. Dari awal, mereka sepakat bakal menggelar pameran dengan tujuan memparodikan gelaran pemilu lima tahunan itu.

Mereka mengaku gusar ketika masa kampanye baliho-baliho itu sangat mengganggu keindahan dan estetika ruang publik.

"Karena kami pikir secara karya baliho politik itu sudah kuat, dan kita cuma menjungkirbalikkan semua logika baliho tersebut ke style kami, estetika dan pemikiran ide," ujar salah seorang seniman bernama WD -nama panggung-.

WD alias Wild Drawing menjelaskan filosofi salah satu karyanya. Lukisan WD bergambar pria berjas dengan kepala uang Rp 100 ribu yang mengartikan seorang caleg. Kemudian, ada gambar terbaik wanita berpose menunjukkan jari kelingkingnya telah bertinta seperti masyarakat.

"Maksudnya ketika kita ke seorang calon, kita melihat sebagai nominal, berapa modal yang dia miliki dan berapa kemungkinan dia kasih serangan fajar," ujar WD.

"Ketika kita melihat caleg sebagai nominal tapi dia juga melihat kita sebagai angka, kita bukan apa-apa, kita hanya angka aja untuk meraup jumlah untuk bisa lolos ke sebuah posisi," lanjutnya.

Pameran ini berlangsung selama tiga hari, mulai 29-31 Maret 2024 di Taman Baca Kesiman, Denpasar Timur, Kota Denpasar. Selain pameran, Komunitas Pojok juga mengadakan lelang lukisan yang berukuran kecil di hari kedua.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads