Mengenal Tari Baris Sumbu dari Desa Plaga: Makna dan Prosesi

Mengenal Tari Baris Sumbu dari Desa Plaga: Makna dan Prosesi

Ni Luh Made Yari Purwani Sasih - detikBali
Rabu, 05 Jul 2023 07:20 WIB
Tari Baris Sumbu. (Dok. Kemendikbud)
Foto: Tari Baris Sumbu. (Dok. Kemendikbud)
Badung -

Tari Baris Sumbu merupakan tarian yang tidak bisa lepas dari kegiatan adat istiadat keagamaan di Desa Adat Semanik, Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali. Tarian ini pun telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada 2017.

Tari Baris Sumbu ditarikan oleh empat orang penari laki-laki dewasa dengan membawa sumbu berbentuk kerucut yang berisi sarana upacara berupa tipat bantal dan hanya ditarikan dalam kaitan upacara Neduh.

Upacara Neduh merupakan persembahan suci kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala manifestasi-Nya sebagai ungkapan rasa syukur, sehingga timbul ketenangan dan keharmonisan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makna

Tari Baris Sumbu memiliki makna sebagai bentuk permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam bentuk sumbu, tipat, dan bantal. Tarian ini juga sebagai ungkapan rasa bakti atau rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang diwujudkan dalam berbagai bentuk sesaji dan kesenian.

Selain itu, pementasan Tari Baris Sumbu juga memunculkan integrasi sosial dalam masyarakat. Khususnya masyarakat Desa Adat Semanik. Sebab, pada saat upacara tersebut semua unsur masyarakat terlibat dan merasa terikat sebagai satu kesatuan.

ADVERTISEMENT

Prosesi

Tari Baris Sumbu. (Dok. Kemendikbud)Tari Baris Sumbu. (Dok. Kemendikbud) Foto: Tari Baris Sumbu. (Dok. Kemendikbud)

Dilansir dari Jurnal Batarirupa berjudul "Eksistensi Tari Baris Sumbu di Desa Adat Semadik, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung", prosesi pementasan Tari Baris Sumbu sangat sederhana, sebagaimana karakteristik Tari Wali pada umumnya. Tari ini dilakukan oleh empat orang pemuda yang membawa sumbu dengan mengelilingi bale peyadnyan sebanyak tiga kali ke kanan.

Berputar ke kanan adalah simbul ke arah atas, yaitu menuju alam dewa untuk memohon anugerah-Nya.

Sedangkan, tipat bantal dalam sumbu tersebut akan ditaburkan ke arah masyarakat untuk dinikmati dan sebagian akan ditaburkan di tegalan masing-masing agar memperoleh kesuburan.

Artikel ini ditulis oleh Ni Luh Made Yari Purwani Sasih, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(Ronatal Siahaan/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads