6 Jenis Tumpek Beserta Maknanya Menurut Tradisi Hindu di Bali

6 Jenis Tumpek Beserta Maknanya Menurut Tradisi Hindu di Bali

Ni Kadek Ratih Maheswari - detikBali
Minggu, 26 Mar 2023 23:30 WIB
Pemuka agama Hindu dan petugas kepolisian mengupacarai persenjataan saat rangkaian persembahyangan Hari Raya Tumpek Landep di Polsek Denpasar Selatan, Bali, Sabtu (18/7/2020). Hari Tumpek Landep dirayakan umat Hindu untuk melakukan pembersihan dan penyucian dengan makna memohon penajaman pikiran dalam menggunakan ilmu pengetahuan serta teknologi yang disimboliskan dengan mengupacarai persenjataan atau peralatan berbahan besi yang sifatnya tajam. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.
ilustrasi - Prosesi Tumpek Landep di Bali. (Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Denpasar -

Tumpek merupakan salah satu hari suci Hindu yang dirayakan setiap enam bulan atau 210 hari sekali. Menurut Diatmika (2021: 188-199) menjelaskan tumpek diperingati saat pertemuan antara puncak Sapta Wara yakni Saniscara (Sabtu) dan puncak Panca Wara yaitu Kliwon.

Singkatnya, tumpek jatuh setiap Sabtu Kliwon. Setiap tumpek diberi nama berdasarkan wuku (siklus penanggalan kalender Bali) yang jatuh setiap hari Sabtu Kliwon.

Dalam sistem penanggalan kalender Bali, terdapat 30 wuku (minggu) dan terdapat 6 wuku yang jatuh pada hari Sabtu Kliwon. Dengan demikian, terdapat 6 jenis tumpek yang memiliki makna berbeda-beda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 6 jenis tumpek beserta penjelasannya menurut tradisi Hindu di Bali:

1. Tumpek Landep

Tumpek Landep jatuh setiap Sabtu Kliwon Wuku Landep. Rahina Tumpek Landep dimaknai sebagai hari ketika Ida Sang Hyang Widhi Wasa turun ke bumi dalam manifestasinya sebagai Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati.

ADVERTISEMENT

Saat Tumpek Landep, umat Hindu di Bali biasanya memberikan upacara kepada alat-alat tajam atau senjata agar bertuah.Belakangan, berbagai alat teknologi hingga kendaraan bermotor juga turut diupacarai saat Tumpek Landep. Hal itu sebagai bentuk syukur dan ungkapan terima kasih karena sudah memudahkan pekerjaan manusia.

Secara filosofis, Tumpek Landep dimaknai sebagai hari pemujaan terhadap dewa yang telah memberikan ketajaman pikiran kepada manusia. Kelengkapan banten atau sesajen saat Tumpek Landep berbeda-beda, sesuai dengan kebiasaan di daerah masing-masing.

2. Tumpek Wariga

Tumpek Wariga jatuh setiap Sabtu Kliwon Wuku Wariga atau 25 hari sebelum Hari Raya Galungan. Saat Tumpek Wariga, pemujaan dilakukan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Sangkara atau dikenal juga sebagai dewa kesuburan dan tumbuh-tumbuhan.

Saat Tumpek Wariga, upacara umumnya dilakukan di kebun atau tegalan milik warga. Umat Hindu di Bali menghaturkan sesaji berupa canang dan bubur dari tepung beras yang dipersembahkan untuk Dewa Sangkara, manifestasi Ida Sang Hyang Widhi sebagai dewa tumbuh-tumbuhan.

Bubur tersebut kemudian ditempelkan pada pohon setelah ditoreh sedikit sembari mengucapkan sesapa:

"Kaki kaki, Nini nini, Sarwa tumuwuh. Niki tiyang ngaturin bubuh mangda ledang tumbuh subur, malih selae lemeng Galungan. Mabuah apang nged, nged, nged..."

3. Tumpek Kuningan

Hari Raya Kuningan juga tergolong sebagai hari suci tumpek karena jatuh pada Sabtu Kliwon wuku Kuningan, tepatnya 10 hari setelah Galungan. Saat Kuningan, para dewata beserta Dewa Pitara atau leluhur turun ke dunia untuk melimpahkan karunianya.

Oleh karena itu, Hari Raya Kuningan merupakan hari yang baik untuk memuja para dewa dan leluhur. Oleh karena pemujaan ini, para dewa dan leluhur akan melimpahkan karunianya melalui pesucian.

Pada saat Kuningan, bangunan-bangunan umat Hindu dihiasi dengan gantung-gantungan, tamiang, dan ceniga. Perlu diperhatikan pula, bahwa persembahyangan harus sudah berakhir saat tengah hari (pukul 12.00) karena para dewa telah kembali ke alam sunia.

4. Tumpek Krulut

Saniscara Kliwon Krulut merupakan rahina Tumpek Krulut. Tumpek Krulut adalah hari untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara yang merupakan dewa pencipta suara-suara suci dalam keindahan dan seni.

Pemujaan ini merupakan bentuk penghormataan terhadap seni dalam wujud alat musik utamanya gamelan atau gong. Oleh karena itu, Tumpek Krulut juga sering disebut dengan odalan gong.

Selain itu, Tumpek Krulut juga sering dikaitkan sebagai hari kasih sayang atau Valentine-nya umat Hindu Bali. Belakangan, Gubernur Bali Wayan Koster mempopulerkan Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih alias Hari Kasih Sayang dresta Bali.

5. Tumpek Uye/Tumpek Kandang

Tumpek Uye yang sering disebut dengan Tumpek Kandang jatuh setiap Saniscara Kliwon Uye. Saat Tumpek Uye, pemujaan dilakukan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Pasupati dan Sang Hyang Rare Angon yang menjaga binatang.

Upacara saat Tumpek Uye dilakukan untuk memohon keselamatan terhadap semua binatang, mulai dari binatang ternak, binatang piaraan, dan lainnya. Upacara tersebut juga sebagai wujud penghormatan manusia terhadap binatang peliharaan yang telah memberi berbagai manfaat bagi pemiliknya.

Beberapa jenis binatang peliharaan bahkan digunakan untuk sarana upacara. Tak hanya itu, binatang peliharaan seperti ternak juga mendatangkan manfaat ekonomi bagi pemiliknya.

6. Tumpek Wayang

Tumpek Wayang datang setiap Saniscara atau Sabtu Kliwon wuku Wayang. Menurut kepercayaan orang Bali, wuku Wayang dikenal sebagai hari yang keramat. Konon, Bhatara Siwa memberi izin kepada Dewa Kala (Bhuta Kala) untuk memangsa orang-orang yang dilahirkan pada wuku Wayang.

Anak yang lahir pada wuku Wayang biasanya melakukan upacara ruwatan dengan pementasan Wayang Sapuh Leger. Sapuh Leger sendiri memiliki makna pembersihan kotoran atau mala terhadap anak-anak yang lahir pada wuku Wayang.

Pemujaan saat Tumpek Wayang ditujukan kepada Sang Hyang Iswara melalui persembahan sesajen terhadap tuah pratima-pratima dan wayang, tetabuhan seperti gong, gender, angklung, dan lainnya. Oleh karena itu, Tumpek Wayang sendiri juga diartikan sebagai penghormatan terhadap seni dan keindahan.

Artikel ini ditulis oleh Ni Kadek Ratih Maheswari peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads