Makna Upacara Melasti, Rangkaian Hari Raya Nyepi

Bali

Makna Upacara Melasti, Rangkaian Hari Raya Nyepi

Dewa Gede Kumara Dana - detikBali
Minggu, 12 Mar 2023 23:35 WIB
Umat Hindu menghaturkan sesajen saat upacara Melasti jelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di Pantai Padang Galak, Denpasar, Bali, Senin (28/2/2022). Upacara yang serentak dilaksanakan umat Hindu se-Bali tersebut untuk menyucikan diri secara lahir dan batin dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944 pada 3 Maret 2022 mendatang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan membatasi jumlah umat guna mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/tom.
Umat Hindu menghaturkan sesajen saat upacara Melasti jelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di Pantai Padang Galak, Denpasar, Bali, Senin (28/2/2022). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Bali -

Melasti merupakan salah satu tradisi sakral bagi Umat Hindu di Bali. Melasti juga memiliki hubungan yang erat dengan hari raya suci umat Hindu di Bali, yaitu Nyepi. Yuk, simak makna, pelaksanaan, hingga kaitan Melasti dengan hari suci Nyepi, dilansir dari berbagai sumber.

Melasti diadakan setahun sekali. Biasanya, Melasti digelar sebelum Nyepi dan melibatkan beberapa kelompok, seperti banjar atau desa yang datang ke sumber air. Tujuan Melasti agar umat Hindu dapat menyucikan diri secara lahir dan batin.

Dalam lontar Sunarigama dan Sanghyang Aji Swamandala yang dirumuskan dalam Bahasa Jawa Kuno, dijelaskan bahwa Melasti bertujuan meningkatkan Sradha dan Bhakti kepada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Maha Esa, untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa, dan mencegah kerusakan alam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upacara melasti selalu diadakan di sumber air seperti tepi danau dan tepi pantai. Hal ini karena umat Hindu percaya bahwa sumber air ini dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan, yang dapat menghilangkan kotoran dan membersihkan diri.

Dalam upacara Melasti, masyarakat akan datang secara berkelompok ke sumber air tersebut. Setiap kelompok atau rombongan biasanya berasal dari satu kesatuan wilayah yang sama, misalnya dari banjar atau desa yang sama.

ADVERTISEMENT

Rombongan tersebut datang dengan membawa sarana atau perlengkapan sakral dari pura yang ada di desa masing-masing, seperti arca, pratima, dan pralingga dengan tujuan disucikan. Setiap masyarakat juga menyiapkan sesajen sesuai kemampuan masing-masing untuk melengkapi upacara.

Pada waktu Melasti, masyarakat akan mengikuti upacara yang diawali persembahyangan bersama. Setelah sembahyang, arca, pratima, dan pralingga diusung menuju segara untuk dibersihkan dan disucikan.

Proses pembersihan dan penyucian diawali dengan persembahan sesajen, diiringi dengan doa yang dipimpin pemangku dan diikuti seluruh masyarakat dengan kembali melaksanakan persembahyangan bersama. Hal ini bertujuan memohon pembersihan dan penyucian lahir dan batin.

Selanjutnya, masyarakat dan semua perlengkapan yang akan dibersihkan diperciki dengan tirta (air suci). Terakhir, segala perlengkapan tersebut akan diusung kembali menuju pura masing-masing.

Mengagumkannya, Melasti ternyata sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia sejak tahun 2010 karena keunikannya. Melasti sendiri memiliki keterkaitan yang erat dengan Nyepi.

Dalam Babad Bali, Melasti disebutkan merupakan rangkaian hari raya Nyepi dan Melasti disebut melis atau mekiyis. Pelaksanaan ini dilakukan beberapa hari sebelum dilaksanakan tawur kesanga untuk memohon kesejahteraan alam dan lingkungan menjelang pergantian tahun Saka.

Artikel ini ditulis oleh Dewa Gede Kumara Dana peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka MSIB di detikcom.




(irb/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads