5 Contoh Puisi Bahasa Bali Singkat Berbagai Tema dan Artinya

5 Contoh Puisi Bahasa Bali Singkat Berbagai Tema dan Artinya

Bayu Ardi Isnanto - detikBali
Senin, 06 Mar 2023 16:32 WIB
Ilustrasi pantun dan puisi.
Foto: Quinton Coetzee/Unsplash
-

Puisi merupakan karya sastra yang berkembang di berbagai daerah di seluruh dunia dengan bahasanya masing-masing. Termasuk di Bali, terdapat puisi bahasa Bali yang berkembang sejak masa lalu.

Kali ini kita akan ulas contoh-contoh puisi bahasa Bali yang singkat dengan berbagai tema. Selain itu, akan kita ulas arti puisi dalam bahasa Indonesia.

Berbagai Contoh Puisi Bahasa Bali

Berikut ini ada lima contoh puisi bahasa Bali yang dilansir dari buku Telaah Puisi Bali yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Gaguritan Pianak Bendega

Berikut ini puisi karya Arthanegara dari Sanggar Oleg Tamulilingan berjudul Gaguritan Pianak Bendega. Sesuai dengan judul, puisi ini bertema kehidupan masyarakat pesisir yang mencari nafkah sebagai bendega yang berarti pelaut atau nelayan.

Penulis mengajak pembaca untuk melihat sisi kehidupan masyarakat Indonesia. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara yang dua pertiganya terdiri dari lautan.

ADVERTISEMENT

Penulis menggambarkan bahwa laut menjadi sumber mata pencaharian masyarakat pesisir. Berbagai kesulitan pun mereka hadapi demi menghidupi keluarga.

Gaguritan Pianak Bendega

Yening wengi sampun medal rainane mangkin
sang bendega raris ngrauhin peraun ipun
marerod mapinunas suecan widhi
nyelajah segara biru
ngrereh tatedan anggen somah pianak ipun

inggih punika karyan ipun sawai-wai
saantukan ipun sayuakti ledang
saantukan ipun sayuakti nresnin jagat druene

sang bendega medal
mairingan puja rahayu somah pianak ipun
ipianak nyagjag raris mataken
bapa, bapan tiang
bapa lunga kija?

asapunika karyan ipun sawai-wai
asapunika karyan ipun sawa-wai

sang bendega sane mrerod ring segarane biru
kapantigang antuk ombake sane magulung-gulung
tur panes surya sane tan sida-sida
nanging ipun tetep pageh
saantukan ipun sayuakti ledang
saantukan ipun sayuakti nresnin jagat druene

raris, yening surya sampun medal ring sisi kangin
sang bendega budal makta suecan widhi
somah ipun mataken ring manah ipun
tur pianak ipun nyagjag liang mataken
bapa, wenten rejeki rainane mangkin?

Artinya:

Nyanyian Seorang Anak Pelaut

ketika malam telah menjelang
para nelayan pun menghampiri perahu-perahu mereka
beriring-iringan mengharap anugerah Tuhan
menjelajah laut biru
mencari makan untuk anak istri mereka

ya, demikian kerja mereka sehari-hari
karena mereka benar-benar merasa senang
karena mereka benar-benar mencintai tanah airnya.

kepergian sang pelaut
diiringi puja sejahtera dari anak istri mereka
si anak mendekat dan bertanya
bapa, bapaku
bapa pergi kemana ?

begitulah pekerjaan mereka sehari-hari
begitulah pekerjaan mereka sehari-hari

sang nelayan yang beriring di laut biru
dibanting oleh ombak yang bergulung-gulung
dan terik matahari yang tak terhingga
tetapi mereka tetap tawakal
karena mereka benar-benar merasa senang
karena mereka benar-benar mencintai tanah airnya

lalu, kalau matahari telah muncul di ufuk timur
sang nelayan pun pulang membawa anugerah Tuhan
anak istri mereka bertanya dalam hati
dan anak-anak mereka selalu gembira menyongsong dan bertanya
- bapa, adakah anugerah Tuhan hari ini ?

2. Bali

Berikut ini puisi berjudul Bali karya Ngurah Yupa berjudul Bali. Dalam puisi ini, Yupa ingin menggambarkan suasana Pulau Dewata. Dia sekaligus ingin mengajak umat Hindu Bali untuk terus mempertahankan nilai budaya adiluhung yang dikhawatirkan akan luntur tergerus era modern.

Bali

Tabuh, solah Ian wirama driki masikian
idup kaidupang antuk dasar manah suci
suara bajra ida pedanda malarapang weda-weda
juru kidung matimpuh ngidungang wargasari
sekadi mayunan ring muncuk-muncuk penjore
magejeran ring oncer canang sari
lebur masikian tur dahating ngulangunin
sajroning manah

(buin pidan tiang liang
apang liang dini
di tengah-tengah oleg tamulilingan)

ngiring mangkin sikiang ragane
nyegjegang warisan leluhur sami
mabalik sumpah ring manah soang-soang
anggen senjata dahating sakti
pacang warisin oka-putune ungkuran
seni budaya kasucian leluhur wantah katuju

(buin pidan tiang sebet
apang sebet dini
katembangin pupuh semarandana)

Wentenke,
bacikan ring hidup pasuka-dukan
selunglung sabajantaka
ngulangunin suaran suling pangangon
bajang-bajang nembang ngalih saang
semar pegulingan di jaba pura
wentenke ?

(buin pidan tiang mati
apang mati dini
kaanterang kakawin prihantemen).

Artinya:

Gamelan, tari dan irama menyatu di sini
hidup dan dihidupkan oleh dasar hati yang suci
suara genta pendeta mengiringi weda-weda
tukang tembang bersimpuh melagukan wargasari
seperti berayun di puncak-puncak penjor
bergetar di ujung canang sari
lebur menyatu dan sangat mengharukan

dalam hati
(jika kelak aku senang
biarlah senang di sini
di tengah-tengah gemulainya oleg tamulilingan)

mari sekarang satukan diri
mempertahankan warisan leluhur kita
bersumpahlah di hati masing-masing
gunakan senjata yang paling ampub
untuk diwariskan kepada anak cucu
seni budaya yang bernilai luburlah kita tuju

(jika kelak aku bersedih
biarlah bersedih di sini
diiringi sendunya pupuh semarandana)

adakah,
lebih baik dari hidup bersuka-duka
sehidup semati
mengiba seruling gembala
dara-dara berlagu mencari kayu api
semar pegulingan di luar pura
adakah ?
(jika kelak aku mati
biarlah mati di sini
dihantar kekawin prihantemen)

3. Mati Nguda

Berikut ini puisi berjudul Mati Nguda karya Putu Sedana. Karya sastra ini bertema kepahlawanan yang menggambarkan perjuangan di zaman penjajahan.

Sedana menceritakan kisah pahlawan muda yang gagah berani untuk maju ke medan perang. Akan tetapi pahlawan muda itu harus mati dengan keadaan tersungkur seakan kembali ke tanah ibu pertiwi.

Mati Nguda

madiane magantung senjata lanang
sirahe matekes bendera, gelah
barak-barak karsane maules kenyung
putih-putih karsane tulus-mulus.

tegal parigkung katerebak tan sawetara
matatah mirah parangan
ngrobok duin urip
mirib mapinunas jelap lekad apang maan buka keto
sambilanga sing nawang nyen nunden muah ngajinin

inget sukune pancer gumi
sukane aketi mabakti ken pertiwi
takut suarane sing katimpalan
masuriak nyerit belanda musuh kai
suara barak suria barak laksana barak.

anggene tidong gelah
kentelan serbuk tanah
idupe tungkulang suling tawah
atmane sing dadi puun
ngawewehin suarane tandicadik
musuhe katon kelepon
lantas nerumbag pagelaran yuda
masuriak nyerit belanda musuh kai
kanti nepukin unduk buka jani.

madiane magantung sanjata lanang
sirahne matekes bendera gelah
marengin kenyitan apine kuning bering
nyohsoh maserah angga marep pertiwi
magrebiug
tangkahe bolong.

barak-barak lambene maules kenyung
putih-putih karsane tulus mulus
ambune sumirit ngebekin jagat.

Artinya:

Mati Nguda

di pinggangnya bergantung senjata jantan
kepalanya terikat bendera kita
merah-merah bibirnya berhias senyum
putih-putih hatinya tulus mulus

tegal sungai tak terbilang diarungi
bertatahkan permata tanah gersang
menerjang duri kehidupan
mungkin sengaja mengharap agar lahir memperoleh nasib yang demikian
sambil tak tahu siapa yang menyuruh dan bertindak (menghargai)

teringat diri sebagai tonggak bumi
sejuta kegembiraan ingin berbakti pada pertiwi
takut kejantanan tak tertandingi
berteriak gempita Belanda musuh kita
suara memerah surya memerah laksana memerah

diri bukanlah milik pribadi
gumpalan serbuk tanah
hidup terlena dalam tawar-menawar
jiwa tak mampu terbakar
menambah kejantanan para pahlawan
musuh terjun dalam kancah perang

4. Galang Bulan

Berikut ini puisi berjudul Galang Bulan karya Ketut Putru. Pada puisi ini, penyair ingin menyampaikan pesan kepada sesama untuk terus berbuat kebajikan. Putru menggunakan kata-kata yang memiliki makna khusus bagi masyarakat Bali, seperti bulan purnama, kembang gadung, dan nama-nama sasih atau bulan yang terdapat tradisi tertentu di dalamnya. Makna khusus ini akan terasa dalam jika dibaca oleh orang Bali.

Galang Bulan

Sangkaning tulus-dulur
kaduluran doning kaledangan
dangan makardi
ngardi ayuning galang pada

pada ayu mulaning sarat
sarat kayun
sarat bakti
bakti siniwi apan punika.

i sasih mangawe girang
girang ipun i sekar gadung
gadang daun nyane mangawe

ngawe sukaning ati
ati suci pinda widi
kawiden-ning sinar bulan

nangkaning punika raris
suara rebab gambuh mangalup
ngalap kasor kengin mapiterang

miterang antuk galang bulang
bulan purnamaning kapat?

Artinya:

Terang Bulan

Dari perasaan yang tulus mulus
disertai oleh keikhlasan
untuk berbuat
berbuat baik setulusnya

dunia kebajikan yang memang diutamakan
utama dalam pikiran
utama dalam pengabdian
untuk itulah pengabdian harus dijunjung.

sang bulan membuat girang
serialah mereka si kembang gadung
hijau daunnya rimbun

membuat hati senang
hati suci curahan Tuhan
dirahmati sinar bulan

setelah itu
suara rebab gambuh mendayu-dayu
sayup-sayup ingin mengabarkan

disertai oleh sinar bulan
bulan purnama yang cerah-ceria (purnama bulan keempat atau Oktober)

5. Suara Saking Setra

Berikut ini puisi karya Made Sanggara berjudul Suara Saking Setra. Dia ingin menggambarkan suasana religius spiritual dalam melontarkan idealisme moral. Hal ini terlihat mulai bait pertama. Sosok dalam puisi seakan-akan adalah orang yang sudah meninggal dan memberikan nasihat kepada orang yang masih hidup.

Suara Saking Setra

haaaaa ha ha, ha
hiiiiiii hi hi, hi
suud ja, suud! entengang bayune!

ah, suud
maplalianan aji api
tonden ke mrasa limane puun

ingsun tan purna
tan lila!
yen gegumuk ingsun
kasambehin kembang ura
ngatahun
Hanging lali ring sesana
piwal ring swadharma

haaaaa... ha ha, ha
hiiiiiii... hi hi, hi .
suud ja, suud! patutang raose!

....... ah, suud
mageburan marep ring anak mlalung
tonden ke mrasa ragane lepeg belus!
indaang tinggalin tingkahetolih tundune
kenken? nah, ne jani
dabdabang tindakane
sadereng gong macegur!

haaaaa ha ha, ha
hiiiiiii hi .hi, hi
suud ja, suud! tunggalang idepe!

Artinya:

Suara dari Kubur

haaaa... ha ha, ha
hiiiiii... hi hi hi
hentikanlah, hentikan! tenangkan hati!

ah, berhentilah
bermain api
belumkah terasa tanganmu terbakar
aku tak sempurna
tiada gembira !
jika nisanku
ditaburi aneka kembang
setiap tahun
tapi lupa pada kewajiban
ingkar pada tugas

haaaaa ha ha, ha
hiiiiiii hi hi, hi
hentikanlah, hentikan! benahi kata-katamu!

ah, hentikan
bermain dengan orang telanjang
belumkah terasa bahwa dirimu basah kuyup!
coba tengok perilaku toleh punggungmu
bagaimana? nah, kini
sebelum gong berbunyi!

haaaa ha ha, ha
hiiiiii hi hi, hi
hentikanlah, hentikan ! benahi kata-katamu !

Demikian tadi telah kita ulas lima contoh puisi bahasa Bali berbagai tema yang lengkap dengan arti dan maksudnya. Semoga puisi di atas bisa menjadi inspirasi buat kalian yang ingin menulis puisi bahasa Bali.




(bai/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads