Contoh Penggunaan Basita Paribasa (Peribahasa Bahasa Bali)

Contoh Penggunaan Basita Paribasa (Peribahasa Bahasa Bali)

Agnes Z Yonatan - detikBali
Senin, 27 Feb 2023 15:08 WIB
Peserta menuliskan aksara Bali di atas daun lontar dalam festival Nyurat Lontar yaitu rangkaian peringatan Bulan Bahasa Bali 2020 di Taman Budaya Bali, Denpasar, Bali, Sabtu (1/2/2020). Kegiatan yang diikuti 2.020 peserta tersebut merupakan upaya perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara serta sastra Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/hp.
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
-

Basita paribasa adalah gaya bahasa yang biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Bali. Sejak zaman dulu, masyarakat Bali sudah sering berkomunikasi menggunakan basita paribasa, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Saat ini, basita paribasa telah dijadikan aset kebudayaan yang harus dipertahankan lho. Ada banyak contoh penggunaan basita paribasa dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kamu yang penasaran, mari simak pengertian, jenis, dan contoh penggunaan basita paribasa berikut ini.

Apa Itu Basita Paribasa?

Menurut Materi Ajar Paribasa Bali Sebagai Wahana Penguatan Profil Pelajar Pancasila karya I Gusti Ayu Tirta Ningsih dan Ni Wayan Juni Fortuna Dewi, basita paribasa adalah salah satu aset kebudayaan Bali dalam bentuk gaya bahasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Basita paribasa biasanya banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Bali untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Basita paribasa dapat mengandung teguran, ajaran, celaan, cambukan, hardikan, dan hukuman.

Contoh penggunaan basita paribasa dapat dengan mudah ditemukan pada zaman dulu. Sejak dulu, masyarakat Bali telah menggunakan basita paribasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya, baik secara langsung maupun melalui surat.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, penggunaan basita paribasa kini sudah sangat jarang terdengar di kalangan generasi muda seiring berkembangnya zaman. Untuk tetap mempertahankan aset kebudayaan ini, pemerintah Bali pun menerbitkan Perda Provinsi Bali No. 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.

Peraturan daerah tersebut mewajibkan semua jalur dan jenjang pendidikan untuk mengajarkan mata kuliah Bahasa Bali sebagai mata pelajaran wajib paling tidak 2 jam per minggu. Salah satu materi yang diajarkan di dalamnya adalah tentang basita paribasa.

Dengan dibuatnya aturan ini, diharapkan basita paribasa dapat lebih dikenal oleh generasi-generasi muda sekarang dan dapat terus dipertahankan.

Macam-macam Basita Paribasa

Terdapat berbagai jenis basita paribasa yang dapat dipelajari, antara lain adalah sesonggan, peparikan, sesawangan, dan lain-lain. Simak macam-macam basita paribasa berikut ini.

1. Wewangsalan

Mengutip dari jurnal bertajuk Aplikasi Pengenalan Paribasa Bali Berbasis Mobile karya Ketut Arya, I Made Agus Wirawan, dkk, wewangsalan berasal dari kata "wangsal" yang berarti sindiran.

Untuk itu, wewangsalan dapat diartikan sebagai nama tempat di mana orang-orang berkumpul, bersenda gurau, bernyanyi, atau berpantung yang mengandung sindiran. Wewangsalan sendiri biasa disebut juga sebagai tamsil. Contoh dari wewangsalan adalah sebagai berikut.

Asep menyan majagau, nakep lengar aji kau.

2. Peparikan

Jenis lain dari basita paribasa adalah peparikan. Peparikan berasal dari kata "parik", yang berarti padi dengan penekanan suara "k" di akhir. Apabila diberi awalan "pe" dan akhiran "an", maka peparikan dapat diartikan sebagai pantun. Contoh dari peparikan adalah sebagai berikut.

Jaja uli tuna, talin umah tan abetih.
Suba kanti truna tua, ngalih sobah bas mamilih.

3. Sesonggan

Sesonggan adalah salah satu jenis basita paribasa yang berasal dari kata "ungguh" yang berarti duduk, tempat, atau tinggal. Apabila diberi akhiran "an" dan pengucapannya dipercepat, maka terbentuklah istilah sesonggan. Sesonggan memiliki arti seirama, senasib, dan sejalan.

Contoh dari sesonggan adalah sebagai berikut.

Bapane macan panakne somong, artinya upami bapan ipun dueg dados balian, pianakne ipun taler dueg ngusadanin.

4. Sesenggakan

Sesenggakan adalah kata-kata kias yang tepat dan benar yang menggambarkan maksud sepenuhnya. Sesenggakan berasal dari kata "senggak". Kata kiasan pada sesenggakan ini bertujuan untuk menyentuh hati pembacanya. Contoh dari sesenggakan adalah sebagai berikut.

Buka benange, kadung suba maceleban, artinya sakadi anake sane kadung ngambil pakryan, nyalah-nyalah yening ipun makarya nenten jantos patut.

5. Sesawangan

Sesawangan adalah kata-kata yang mengumpamakan budi pekerti, ketampanan, kecantikan, gerakan, dan keadaan yang dibandingkan dengan keadaaan alam sekitar. Contoh dari sesawangan adalah sebagai berikut.

Binggung kenehe buka ketanggep langkit.

6. Bladbadan

Blabadan adalah kalimat yang sengaja dimulurkan atau dipanjang-panjangkan sehingga dapat melukiskan maksud dari pembicara terhadap pendengar atau audiens. Blabadan berasal dari kata "blabad" yang berarti ulur atau mulur.

Kata tersebut kemudian diberi sisipan el menjadi beladbad yang berarti perpanjangan. Akibat pengaruh aksen pengucapan, maka dikenalah istilah bladbadan. Contoh dari bladbadan adalah sebagai berikut.

Ah, da cai majembok bebek.

7. Sloka

Sloka adalah ungkapan kalimat yang terdiri dari beberapa baris dan tiap-tiap baris biasanya terdiri dari 8 suku kata. Sloka merupakan kata kiasan yang langsung membandingkan keadaan benda, binatang, dan sifat-sifat benda dengan perbuatan seseorang secara halus.

Contoh dari sloka adalah sebagai berikut.

Buka slokane, dija ada galungan buung, artinya nenten wenten anak jag wangde ngerereh pangupajiwa.

8. Sesapan

Sasapan adalah menegur atau menyapa. Istilah ini berasal dari kata "sapa". Sesapan kebanyakan berisi permohonan atau pemanjatan doa terhadap Tuhan atau kepercayaan lain demi keselamatan.

Kata-kata yang digunakan dalam sesapan ini biasanya sangat halus dan sopan. Contoh dari sesapan adalah sebagai berikut.

Sesapan ngentasin genah tenget, jero sane nuenag genahe utawi margine tiang nyelang gehani icen titiang karahjengan.

9. Raos Ngempelin

Jenis lain dari basita paribasa adalah raos ngempelin. Raos ngempelin adalah sepatah kata atau kalimat yang memiliki arti ganda. Kata-kata ini banyak digunakan dalam perdebatan, pertengkaran mulut, atau dalam pertunjukan lawak.

Salah paham atau salah pengertian sangat sering terjadi ketika menggunakan raos ngempelin ini. Contoh raos ngempelin adalah sebagai berikut.

Damar bedauh, mati kanginan.

10. Cecimpedan

Cecimpedan adalah kalimat berisi terkaan atau teka-teki untuk mengasah pikiran. Cecimpedan berasal dari kata "cimped" yang berarti terka atau tebak. Contoh dari cecimpedan adalah sebagai berikut.

Maglebuk masuryak, tebakannya papah nyuh tuh.

Contoh Penggunaan Basita Paribasa

Untuk lebih detailnya, contoh penggunaan basita paribasa beserta artinya adalah sebagai berikut.

1. Contoh Penggunaan Basita Paribasa Wewangsalan

Contoh penggunaan basita paribasa wewangsalan adalah sebagai berikut.

  1. Asep menyan majagau yang artinya nakep lenggar aji kau.
  2. Delem sangut merdah tualen yang artinya medem bangun ngamah dogen.
  3. Bakat kocok misi isen, yang artinya awak bocok tuara ngasen.
  4. Gamongan kladi jae, yang artinya omongan dadi gae.

2. Contoh Penggunaan Basita Paribasa Peparikan

Contoh penggunaan basita paribasa peparikan adalah sebagai berikut.

1. Kaden poh kuning-kuning
Anak manas ko mepelut
Kaden boh kenying-kenying
Anak rengas buin celut

2. Bangsing di banjar
Bedeg mejemuh di baleran
Langsing buin lanjar
Jegeg buin lemuh maguleran

3. Kedis curik mawadah kranjang
Godel kidang jumahan meten
Uling cerik metandang bajang
Tonden bajang suba nganten

3. Contoh Penggunaan Basita Paribasa Sesonggan

Contoh penggunaan basita paribasa sesonggan adalah sebagai berikut.

  1. Abias pasih, yang berarti tidak bisa dihitung seperti jumlah pasit di laut.
  2. Ada gula ada semut, yang berarti orang kaya atau sukses biasanya banyak didatangi untuk dimintai tolong.
  3. Ada andus ada apine, yang berarti tidak semua berita itu benar, setiap kebenaran harus ada buktinya.
  4. Buta tumben kedat, yang ditujukan untuk orang baru kaya yang tumben punya uang banyak dan menjadi sombong.
  5. Gede ombake gede angine, yang berarti semakin besar pencapaian dan kesuksesan seseorang, semakin besar pula rintangan yang dihadapinya.

4. Contoh Penggunaan Basita Paribasa Sesenggakan

Contoh penggunaan basita paribasa sesenggakan adalah sebagai berikut.

  1. Buka gowake ngadanin ibane, sekadi anak corah sane nuturang kacorahan padidi.
  2. Buka makpak tebune, ampsne kutang, yang artinya sakadi anake sane makurenan, ring kantun pangantenan, kalih sasuenne kantun bajang kasayangang tur kajungjung, risampune tua tan mampuh kakutang.

5. Contoh Penggunaan Basita Paribasa Sesawangan

Contoh penggunaan basita paribasa sesawangan (perumpamaan) adalah sebagai berikut.

  1. Matane ngonjol kadi mata kidang.
  2. Bangkiangne acekel gonad layu
  3. Seledetanne kadi tatit
  4. Raosne galak kadi cicing borosan

6. Contoh Penggunaan Basita Paribasa Bladbadan

Contoh penggunaan basita paribasa bladbadan adalah sebagai berikut.

  1. Mabunga layu
  2. Mabawang putih
  3. Madamar di carik
  4. Madasar nasi

7. Contoh Penggunaan Basita Paribasa Sloka

Contoh penggunaan basita paribasa sloka adalah sebagai berikut.

  1. Aji keteng mudah, aji dadua mael, kaucapang ring anake sane neten uning ngajinin pitresnan kalih paweweh anak lianan.
  2. Bantang busuk badingang, apa tuara misi, suksmanipun : kiwangane san elintang, yening mangkin malih medalang wiadin raosang, janten ngakehang kanten kaiwangan ipun.

8. Contoh Penggunaan Basita Paribasa Sesapan

Contoh penggunaan basita paribasa sesapan (doa) adalah sebagai berikut.

  1. Ratu Betara Sangkara, titiang nglungsur taru druene, mangda titiang nenten tulah.
  2. Kakasang ngengsut di ambune.
  3. Ih, apa not iba yening ada anak makeneh rahayu, mai, sakewala yening tusing rahayu bakal cotot matane apang kanti buta.

9. Contoh Penggunaan Basita Paribasa Raos Ngempelin

Contoh penggunaan basita paribasa raos ngempelin (ungkapan pelawak) adalah sebagai berikut.

  1. Benang kamene, jaka di pangkunge.
  2. Damar bedauh, mati kanginan
  3. Mamula kacang badaja, mentikne nglodlodang.

10. Contoh Penggunaan Basita Paribasa Cecimpedan

Contoh penggunaan basita paribasa cecimpedan (teka-teki) adalah sebagai berikut.

  1. Ape sabilang cingak ngejohang?
  2. Apa lelipi gadang pesu andus?
  3. Apa dituunne mekelo, dimenekne enggal?
  4. Apa tai belek megantung?
  5. Apa anak cenik maid cacing?

Itulah dia pengertian serta beberapa contoh penggunaan basita paribasa. Basita paribasa adalah gaya bahasa yang merupakan aset kebudayaan masyarakat Bali yang telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari sejak dulu kala. Ada banyak contoh penggunaan basita paribasa, mulai dari untuk keperluan doa, lawakan, teka-teki, sindiran, dan masih banyak lagi. Bagaimana, sudah tidak lagi bingung dengan isitlah satu ini, bukan?




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads