Tari baris Cina merupakan salah satu warisan budaya sakral yang berasal dari Bali. Tari ini merupakan bukti nyata bagaimana budaya-budaya di Bali hidup saling berdampingan satu sama lain dengan harmonis.
Sesuai dengan namanya, tari baris Cina merupakan warisan yang lahir dari akulturasi budaya antara penduduk lokal Bali dengan penduduk Tionghoa. Gerakan tari baris Cina mengedepankan kedua budaya yang dipadukan dengan harmonis.
Hingga saat ini, tari baris Cina ini masih terus ditampilkan. Untuk kamu yang penasaran, mari belajar bersama-sama mengenai tari baris Cina, mulai dari asal usul hingga maknanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal Usul Tari Baris Cina
Mengutip laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, keberadaan tari baris Cina di Kota Denpasar telah diteliti sejak tahun 1975. Meski demikian, belum ditemukan bukti pasti yang berkaitan dengan penciptaan tari satu ini. Bahkan tahun penciptaannya pun masih belum diketahui.
Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Pemangku Penyaringan Ida Ratu Tuan Baris Cina Ian Gong Beri, disebutkan bahwa ketika tari baris Cina dipentaskan, Ratu Tuan mengeluarkan ucapan seperti logat Cina yang sulit dimengerti. Untuk itulah, tarian satu ini dinamakan tari baris Cina. Selain itu, disebutkan pula bahwa kostum dari penarinya juga sangat mirip dengan kostum yang biasa dipakai oleh pedagang Cina pada masa itu.
Gerakan tari baris Cina ini juga didominasi dengan gerakan pencak silat dan menggunakan gong bheri, yang merupakan alat musik yang berasal dari Cina. Tari baris Cina sendiri disakralkan di Desa Pakraman Renon Kelod.
Dilansir situs resmi Kota Denpasar, untuk menjaga kesakralannya, tari baris Cina kini hanya boleh dipentaskan di beberapa pura saja, antara lain:
- Pura Baris Cina
- Pura di Desa Pakraman, Renon
- Pura Blanjong, Sanur
- Pura Petitenget, Kuta
- Pura Sakenan
- Pura Dalem Lumajang
- Pura Kahyangan Lumajang
- Pura Desa Lumajang
- Pura Puseh
- Pura Bale Agung
Makna Tari Baris Cina
Dijelaskan laman Budaya Indonesia, tari baris Cina termasuk ke dalam golongan tari wali (tari sakral) yang dipentaskan sebagai sarana upacara Dewa Yadnya.
Tari ini juga berkaitan dengan ritual para pepatih dan sadeg yang ngayah (melakukan persembahan dengan tulus) dengan matetuekan (menusukkan keris ke tubuhnya dalam keadaan kerasukan).
Menurut laman Kikomunal, orang-orang yang menjadi pepatih dan sadeg itu tidak dipilih atau ditunjuk oleh warna, melainkan dipilih oleh bhatara sungsungan sebagai anugerah dari Ida Ratu Tuan.
Tari baris Cina biasanya dipentaskan di hari piodalan atau hari penyimpanan, yang biasanya berlangsung pada hari ketiga. Selain itu, tari baris Cina pun turut dipentaskan pada upacara Bhuta Yadnya yang ditampilkan di pura-pura atau pempatan Desa. Tari baris Cina juga diyakini memiliki kekuatan magis yang dapat melindungi warga sekitar dan mengabulkan semua permohonan mereka, asal mereka benar-benar yakin dan tulus.
Berikut merupakan rangkaian upacara dan seni pertunjukan tari baris Cina.
1. Upacara Pemedek
Seni pertunjukan tari baris Cina diawali dengan upacara pemedek. Upacara ini diikuti oleh seluruh masyarakat, mulai dari penyungsung, penari, penabuh, sadeg, pepatih, dan lain-lain.
Tujuan upacara ini adalah untuk mempermaklumkan kepada Ida Ratu Tuan bahwa mereka akan mementaskan tari baris Cina.
2. Banten Penyambleh
Sesajen Penyambleh pada pertunjukan tari baris Cina terdiri atas hal-hal berikut.
- Daksina
- Anaman kelanan
- Soda kepelan
- Rayunan
- Canang gantal
- Canang sari
- Tepung tawar
- Kawas
- Segehan
- Arak-berem
- Toya anyar
- Pitik selem
Setelah sesajen dipersembahkan, maka pertunjukan diawali dengan penampilan pasukan baris Cina, yakni baris salem (baris hitam). Setelahnya, penari baris salem akan duduk di depan gamelan, dan penari baris kedua, yakni baris putih akan melanjutkan pertunjukan.
3. Upacara Nuwur
Rangkaian pertunjukan berikutnya dari tari baris Cina adalah upacara nuwur. Pada upacara ini, terjadi dialog melalui sadeg yang kerasukan. Saat inilah, sadeg tersebut akan berkata-kata dalam logat bahasa Cina. Ini merupakan tanda bahwa Ida Ratu Tuan telah masuk ke raga tersebut.
4. Upacara Penyimpehan
Penutup dari acara tersebut adalah upacara penyimpehan. Upacara ini berisi persembahan sesajen dan tabuhan arak berem dengan tujuan untuk memohon agar Ida Ratu Tuan kembali bersemayam di pelinggih-Nya.
Pakaian dan Alat Musik Pengiring
Berikut merupakan beberapa pakaian dan alat musik pengiring yang digunakan selama pertunjukan tari baris Cina.
Pakaian Baris Selem
Pakaian yang digunakan oleh baris selem (baris hitam) adalah sebagai berikut.
- Baju kemeja lengan panjang dengan kerah model Cina berwarna hitam
- Kain putih diikatkan di pinggang (slempot putih)
- Topi berpinggiran agak lebar dengan warna hitam
- Pedang
- Khusus untuk pemimpin baris selem, akan mengenakan celana panjang dan topi berwarna merah dengan jenggot palsu
- Para penari tidak akan mengenakan sepatu.
2. Pakaian Baris Putih
Pakaian yang digunakan oleh baris putih adalah sebagai berikut.
- Baju kemeja lengan panjang dengan kerah model Cina berwarna putih
- Kain hitam diikatkan di pinggang (slempot hitam)
- Topi berpinggiran agak lebar dengan warna putih
- Pedang
- Khusus untuk pemimpin baris selem, akan mengenakan topi berwarna putih model Belanda dengan jenggot palsu berwarna senada
- Para penari tidak akan mengenakan sepatu
3. Properti
Properti yang digunakan selama pertunjukkan Tari baris Cina adalah sebagai berikut.
- Dua buah arca kuda
- Dua kober atau bendera
- Kawis
- Umbul-umbul
- Tedung
- Sesajen berwarna hitam dan putih
- Kurban anak ayam berwarna hitam dan putih
- Bunga hitam yang diapit bunga putih
Ada pun alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari baris Cina adalah Gong Bheri atau gong datar. Nama gong ini pertama kali muncul pada Tugu Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa.
Itulah dia beberapa hal seputar tari baris Cina, mulai dari makna, asal usul, hingga pakaian dan alat musik pengiringnya. Tari baris Cina adalah salah satu warisan budaya yang masih terus dipertahankan hingga saat ini. Lahir dari akulturasi budaya Bali dengan Cina, tari baris Cina merupakan sejarah hidup mengenai bagaimana orang-orang dengan latar belakang yang berbeda di Bali dapat hidup berdamping dengan harmonis.
(des/des)