Fakta dan Sejarah Keris Tayuhan, Senjata Tradisional Bali

Fakta dan Sejarah Keris Tayuhan, Senjata Tradisional Bali

Maura Rosita Hafizha - detikBali
Senin, 20 Feb 2023 12:21 WIB
A man points keris, traditional daggers, to his chest during the ritual of Melasti in Bali, Indonesia, Thursday, March 11, 2021. The ritual, which is performed ahead of the Balinese Hindus Day of Silence, is held to purify the universe from bad influences, bad deeds and bad thoughts. (AP Photo/Firdia Lisnawati)
Foto: AP/Firdia Lisnawati
-

Bali memiliki warisan budaya yang kental dan masih dilestarikan sampai saat ini. Keragaman khas budaya Bali berhasil menarik wisatawan mancanegara dan telah diakui sebagai warisan budaya dunia.

Beragam jenis peninggalan budaya Bali yang masih dipertahankan oleh masyarakat salah satunya adalah Keris Tayuhan Bali. Nah, berikut ini adalah artikel tentang fakta dan sejarah Keris Tayuhan yang perlu kamu ketahui!

Mengetahui Fakta dan Sejarah Keris Tayuhan

Dikutip dari buku yang berjudul Pusaka Keris dengan penerbit bernama Lak Dan, Keris Tayuhan Bali dibuat dari besi dengan mengutamakan tuah daripada keindahannya sehingga berkesan wingit atau angker. Tetapi karena yang membuat seorang Empu (pembuat keris yang sudah berpengalaman), maka faktor keindahan tetap ada pada keris tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fungsi dari Keris Tayuhan Bali adalah untuk menjaga sang pemilik dari mara bahaya yang mengancam keselamatan pemiliknya. Keris ini akan memberikan petunjuk secara langsung seperti bergerak sendiri atau tidak ada di tempatnya untuk memperingati pemiliknya.

Alhasil, pemilik Keris Tayuhan biasanya tidak menunjukkan kerisnya kepada orang lain dengan tujuan untuk dipamerkan. Keris ini umumnya diletakkan di ruang pribadi atau ruang khusus yang terpisah dari keris lainnya dan sekedar dikeluarkan oleh pemilik untuk dibersihkan saja.

ADVERTISEMENT

Keris Tayuhan berasal dari istilah Ilmu Tayuh yaitu jenis ilmu yang bersifat kebatinan untuk mengetahui cocok atau tidaknya pemilik dengan keris. Ilmu Tayuh berfungsi untuk meningkatkan kepekaan seseorang supaya bisa menangkap kesan atau karakter dari sebuah keris serta mengetahui kecocokan dengan keris tersebut.

Karakter dari Keris Tayuhan terbentuk dari proses pembuatan, ukuran fisik, materi yang digunakan, serta doa-doa yang disematkan oleh seorang Empu. Contohnya, keris yang memiliki karakter panas cenderung tidak cocok dengan pemilik keris yang mudah marah.

Berdasarkan hal tersebut, keris yang dingin cocok untuk orang berkarakter keras. Keris juga disesuaikan dengan karakter dan pekerjaan dari pemilik, jadi keris yang memiliki fungsi untuk kepemimpinan tidak cocok untuk orang yang berprofesi sebagai buruh karena energinya tidak seimbang.

Menurut buku berjudul Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999-2009 oleh Muhidin M. Dahlan ,dkk, Keris Tayuhan memiliki kekuatan gaib yang dibuat dengan tata ritual yang benar-benar sesuai dengan tata cara membuat keris yang benar, yaitu:

  1. Penyimpanan sesaji yang sesuai dengan keris akan dibuat sesuai dengan tuah yang diminta.
  2. Laku dan tapa brata disiapkan oleh si empu dan seluruh panjak pembantu kerjanya. Tapa laku tirakat berfungsi untuk menyucikan hati, jiwa, pikiran, dan raganya sehingga ketika memohon kepada Tuhan akan terkabulkan.
  3. Penentuan dapur, pamor, dan ukuran keris yang dibuat akan disesuaikan dengan watak, perilaku, pekerjaan, umur, dan maksud pemesan.
  4. Persiapan dan pemilihan bahan yang baik.
  5. Persiapan perapian dan peralatan kerja.
  6. Penentuan hari/waktu yang baik untuk dimulai biasanya disesuaikan dengan perhitungan waktu tertentu.
  7. Proses kerja dengan laku doa-doa dan mantra diharapkan dapat meramu dan menyerap tuah kekuatan alam dari Tuhan sang pencipta alam.
  8. Ketika bilah selesai dibuat, pemilihan aksesoris seperti warangka, hulu, dan pondok akan ditentukan agar mendukung kekuatan dari tuah yang dibuat.
  9. Keris Tayuhan biasanya memiliki pantangan-pantangan tertentu yang tidak boleh dilanggar pemiliknya.

Pembahasan di atas memperlihatkan bahwa secara umum keris dibuat oleh sang empu dengan kegaiban dan tujuan tertentu. Agar mengetahui keris tersebut cocok dengan pemesannya, dilakukan banyak hal sesperti puasa dan laku tikarat dalam proses pembuatan keris, dan sebagainya hingga keris selesai dibuat,

Senjata Tradisional Bali Lainnya

Setelah mengetahui fakta dan sejarah Keris Tayuhan Bali, mari belajar bersama-sama senjata tradisional Bali lainnya, antara lain:

Keris dan Tombak

Kedua senjata ini sering digunakan sebagai pelengkap upacara di pura. Keris juga dapat dipakai pada upacara perkawinan, upacara potong gigi dan upacara penobatan atau pengesahan seorang raja.

Proses pembuatan keris dan tombak dibedakan menjadi dua, yaitu proses pembuatan mata keris atau tombak dan proses pembuatan tangkai atau hulu.

Membuat senjata keris dan tombak memiliki ritual yang sifatnya sakral. Hari baik pembuatan keris atau tombak adalah hari Somo, Buda, dan Saniscara Genirawana.

Pembuatannya disertai sesajen Pra Sodan Daksina, ituk-ituk, segehan barak selem lengkap dengan bunga-bunga berbagai warna. Empu pembuatan keris atau tombak juga harus berpantang hingga senjata selesai dibuat.

Setelah selesai, senjata masih harus melalui proses dengan upacara pasupati dengan sesajen Pra Sodan daksina gede, suci asoroh, canang pesucian, tebasan endongan, tebasan dharma wiku, dan lain sebagainya.

Belakas

Proses pembuatan senjata tradisional Bali belakas memiliki kesamaan dengan pembuatan senjata keris dan tombak. Di mana dibedakan menjadi dua yaitu proses pembuatan senjata bersifat sakral (belakas pengentas) atau belakas pasaran.

Belakas pengentas digunakan sebagai alat upacara keagamaan di Bali seperti ngaben. Bentuk senjata ini mirip seperti golok lurus dan gagangnya berbentuk silindris serta sedikit mengecil di kedua ujungnya.

Arit dan Madik

Senjata ini memiliki bahan dasar besi dan kayu yang berasal dari tumbuhan nangka atau buni. Arit di Bali menyerupai bentuk clurit dari daerah Madura, tetapi senjata arit memiliki bentuk bengkokan lebih landai.

Pengutik dan Taji

Pengutik dan Taji terbuat dari besi dan kayu serta berbentuk seperti jalu ayam. Di mana sering kali senjata ini digunakan pada sebuah permainan tradisional (Tajen).

Nenggala

Senjata nenggala terbuat dari besi baja dan juga kayu pradah atau kayu nangka. Senjata ini memiliki mata senjata dua buah yang biasanya dipergunakan untuk berperang dengan menombak atau membacok lawan dari segala arah.

Pentong dan Toyak

Pentong dan Toyak berbahan dasar kayu yang biasanya dipergunakan untuk menangkis serangan lawan dan bisa dipergunakan untuk memukul ataupun menyodok lawan. Perbedaan keduanya hanya terletak pada ukurannya, yaitu tongkat/toya lebih panjang.

Senjata Cabang

Senjata cabang memiliki ujung runcing berjejer tiga, salah satu ujung lebih panjang terletak di tengah dan yang satunya berujung pendek yang mengapit ujung bagian tengah.

Senjata Tulup

Senjata ini dipergunakan untuk berperang pada zaman dahulu dan pelurunya adalah taji. Sementara saat ini senjata tersebut dipergunakan yang berkaitan dengan upacara keagamaan metruna nyoman atau Menginjak Dewasa di Desa Tenganan.

Ebeg, Tamiang, dan Ende

Ketiganya masuk dalam jenis senjata tradisional Bali untuk membela diri atau menangkis serangan lawan. Ebeg memiliki bentuk segi empat panjang yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau.

Tamiang terbuat dari tumbuhan yang telah dianyam sehingga bentuknya bundar. Adapun Ende yang bentuknya mirip dengan senjata Tamiang hanya saja perbedaan terletak dari segi bahan, senjata Ende berbahan kulit sapi/kerbau yang telah dikeringkan.

Demikian fakta dan sejarah Keris Tayuhan Bali yang masih sering digunakan hingga saat ini. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan detikers tentang senjata tradisional Bali.




(khq/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads