Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaannya yang melimpah. Begitu pula dengan Buleleng. Beberapa budaya dan tradisi unik di Buleleng hingga saat ini masih terus dilestarikan lho.
Apa kamu tahu kebudayaan unik apa saja yang ada di Buleleng? Untuk menambah sedikit wawasanmu, mari belajar bersama-sama beberapa tradisi unik di Buleleng berikut ini.
Budaya dan Tradisi Unik di Buleleng Bali
Buleleng merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Bali, Indonesia. Daerah ini memiliki ibukota Singaraja dan berbatasan dengan Laut Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buleleng dilimpahi budaya dan tradisi yang hingga saat ini masih terus dilestarikan. Berikut beberapa tradisi unik di Buleleng yang perlu kamu ketahui.
1. Tradisi Sampi Gerumbungan
Tradisi unik di Buleleng yang pertama adalah Sampi Gerumbungan. Dilansir dari e-paper bertajuk Sampi Gerumbungan Indonesia yang diunggah Virlan Awanadi melalui laman Academia, tradisi unik ini memadukan sapi dengan kegiatan olahraga.
Tradisi Sampi Gerumbungan biasanya dilakukan di hari-hari khusus, seperti pada hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tradisi satu ini berkaitan erat dengan ritual keagamaan umat Hindu Bali.
Tradisi Sampi Gerumbungan ini hampir mirip dengan pacuan kerbau. Sapi akan saling berlomba satu sama lain untuk mencapai garis finish.
Sapi yang digunakan juga tidak sembarangan. Sapi-sapi tersebut telah dilatih dan dipelihara secara khusus, sehingga memiliki kondisi fisik yang hebat dan penampilan yang gagah.
Setiap sapi yang dilombakan biasanya akan diberi aksesoris warna warni di bagian tanduk dan moncongnya. Dengan demikian, banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang tertarik menyaksikan tradisi satu ini.
Selain kecepatan, keserasian antara pengendara dengan sepasang sapinya juga menjadi fokus perhatian. Pengendara harus dapat mengendalikan sapinya.
Tidak hanya itu, kedua sapinya juga harus mau menurut agar tidak ada kecelakaan atau salah arah dalam perlombaan.
Sebelum sapi siap diikutsertakan dalam tradisi Sampi Gerumbungan, maka akan diadakan ritual terlebih dahulu. Salah satu ritualnya adalah diberikan air suci.
Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk menyaksikan tradisi unik di Buleleng satu ini?
2. Tradisi Megoak-goakan
Megoak-goakan adalah salah satu tradisi unik di Buleleng yang cukup terkenal.
Dilansir dari jurnal berjudul Tradisi Megoak-goakan di Kabupaten Buleleng dan Relevansinya Terhadap Pariwisata Budaya di Bali karya I Ketut Ngurah Ardiawan, tradisi ini berasal dari adat Desa Panji yang terletak di Kabupaten Buleleng.
Tradisi ini bertujuan untuk menjaga hubungan harmonis antar masyarakat. Permainan Megoak-goakan dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa untuk melatih kerja sama.
Cara bermain Megoak-goakan adalah sebagai berikut.
- Di awal permainan, akan dibentuk 2 buah kelompok, masing-masing terdiri atas kurang lebih 20 orang.
- Setiap anggota kelompok akan berbaris dan memegang pinggang orang di depannya.
- Orang di barisan paling depan disebut sebagai goak. Dialah yang biasanya memiliki kemampuan fisik yang paling baik di kelompoknya.
- Goak bertugas untuk menangkap ekor dari tim lawan. Tim lawan yang ekornya lebih dahulu ditangkap akan kalah.
- Selama permainan berlangsung, para anggota tidak boleh saring melepas pegangan terhadap anggota di depannya.
Dalam sejarahnya, tradisi Megoak-goakan digunakan oleh penduduk lokal sebagai penghormatan terhadap Ki Gusti Ngurah Panji Sakti dan pasukannya yang disebut sebagai Teruna Goak.
Tradisi unik di Buleleng Ini juga dikaitkan dengan ajaran agama Hindu, yakni falsafah Tri Hita Karana. Falsafah tersebut mengajarkan bahwa kebahagiaan manusia dapat dicapai apabila mereka mampu:
- Menjaga keharmonisan hubungan antar manusia dengan penciptanya.
- Menjaga keharmonisan hubungan antar manusia dengan alam.
- Menjaga keharmonisan hubungan antar manusia dengan sesamanya.
3. Tradisi Ngusaba Bukakak
Tradisi unik di Buleleng berikutnya adalah Ngusaba Bukakak. Tradisi unik ini berasal dari desa Giri Emas, Kecamatan Sawan. Desa tersebut terkenal akan hasil bumi yang melimpah.
Menurut skripsi karya Wiriani Kadek Indah yang dikutip dari repository Universitas Pendidikan Ganesha, tradisi Ngusaba Bukakak merupakan ritual adat religius, magis, dan juga unik yang telah dilaksanakan turun temurun oleh masyarakat Buleleng.
Tradisi ini bertujuan untuk menyampaikan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas kesuburan tanah dan hasil pertanian yang melimpah.
Kata Bukakak berasal dari kata Lembu (yang melambangkan Siwa) dan Gagak (yang melambangkan Wisnu).
Upacara ini dilakukan setiap 2 tahun sekali setiap bulan April atau pada bulan purnama sasih kedasa menurut kalender Bali.
Tradisi Ngusaba Bukakak tidak banyak dikenal oleh anak-anak muda jaman sekarang, sehingga pelestariannya cukup sulit.
Kurangnya media publikasi juga membuat tradisi unik di Buleleng ini seolah terlupakan seiring waktu.
4. Tradisi Gebug Ende
Satu lagi tradisi unik di Buleleng yang cukup populer adalah tradisi Gebug Ende.
Dilansir dari Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Volume 2 No. 1 karya Dewa Nyoman Sucita, tradisi ini digunakan untuk memohon hujan di desa Patas.
Gebug Ende berasal dari 2 kata, gebug yang berarti pukul dan Ende yang berarti perisai dari kulit.
Secara etimologi, tradisi Gebug Ende berarti permainan yang dilakukan 2 kelompok yang saling menyerang dengan alat khusus.
Tradisi Gebug Ende pada dasarnya dilakukan dalam bentuk pertandingan, di mana peserta akan saling menyerang dan menangkis. Untuk itu, peserta biasanya adalah laki-laki remaja atau dewasa.
Para peserta tradisi ini akan menggunakan pakaian sederhana dan dilengkapi dengan senjata. Tameng/Ende digunakan untuk bertahan dan menangkis serangan lawan, sedangkan rotan/penyalin digunakan untuk menyerang.
Upacara Gebug Ende umumnya dilakukan pada musim kemarau. Salah satu mata pencaharian utama di daerah tersebut adalah sektor pertanian.
Desa Patas biasanya menanam ketela, jagung, kacang, dan lain-lain. Pada musim kemarau, para penduduk di sana mengadakan upacara Gebug Ende untuk memohon turunnya hujan dan keberhasilan panen.
5. Nyakan Diwang
Tradisi unik di Buleleng terakhir yang tak kalah menariknya adalah Nyakan Diwang. Tradisi satu ini berasal dari Kecamatan Banjar.
Menurut Jurnal Pendidikan Agama Hindu Volume 2 No. 1 karya Komang Dewi Susanti, S. Pd., M. Pd. H., tradisi Nyakan Diwang merupakan tradisi memasak di luar dapur. Tujuannya adalah untuk menyucikan area rumah dan dapur.
Penduduk setempat juga meyakini bahwa tradisi ini dapat mempererat tali persaudaraan antar warga sekitar. Hal ini dikarenakan ketika Nyakan Diwang ini dilaksanakan, masyarakat akan saling berkumpul.
Tradisi unik di Buleleng satu ini juga merupakan bentuk implementasi dari salah satu ajaran Tri Hita Karana.
Dengan melaksanakan tradisi ini, keakraban dan persatuan antar warga setempat dapat semakin meningkat.
Tradisi Nyakan Diwang dilakukan dengan memasak di luar rumah atau pinggir jalan. Seluruh masyarakat akan beramai-ramai memasak nasi menggunakan kayu bakar untuk membuka tradisi.
Tradisi ini berlangsung dini hari, sekitar pukul 03.00. Sambil menunggu masakan matang, penduduk bisa saling mengobrol dan lebih mengenal satu sama lain.
Itulah dia beberapa kebudayaan dan tradisi unik di Buleleng yang hingga saat ini masih dilestarikan. Ketika berkunjung ke Bali, cobalah mampir ke Buleleng untuk mengikuti beberapa tradisi unik di atas.
(elk/inf)