Sejarah Pura Dalem Segara Madhu, Jadi Benteng Perang Puputan Jagaraga

Buleleng

Sejarah Pura Dalem Segara Madhu, Jadi Benteng Perang Puputan Jagaraga

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Senin, 05 Des 2022 06:59 WIB
Pura Dalem Segara Madhu di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali.
Pura Dalem Segara Madhu di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Foto: Made Wijaya Kusuma
Buleleng -

Pura Dalem Segara Madhu terletak di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali, menjadi saksi bisu perang Puputan Jagaraga 1848-1849. Konon pura ini dijadikan benteng oleh rakyat Buleleng yang dipimpin Patih Gusti Ketut Jelantik untuk melawan pasukan Belanda.

Penjaga Pura Dalem Segara Madhu Agus Kusuma Wijaya menceritakan, pura ini telah berdiri sebelum Perang Puputan Jagaraga meletus. Pura ini dijadikan sebagai benteng pertahanan terakhir untuk menghadang pasukan Belanda.

Adapun sistem perbentengan yang digunakan saat itu disebut supit urang. Di mana di sekeliling benteng dipasangi jebakan mematikan yang bertujuan membuat pasukan musuh terperangkap, sehingga tidak dapat memasuki benteng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sini dipakai benteng terakhir, kalau di kuburan dibangun jebakan yang disebut supit urang. Setelah perang, pura ini hancur, kemudian kembali dibangun," kata Madhu Agus Kusuma Wijaya.

Pura Dalem Segara Madhu juga dikenal karena ornamennya unik tidak biasa. Ukiran yang terdapat pada areal pura ini menceritakan kehidupan masyarakat Buleleng sebelum dan setelah kedatangan bangsa Belanda.

ADVERTISEMENT
Pura Dalem Segara Madhu di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali.Pura Dalem Segara Madhu di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Foto: Made Wijaya Kusuma

Di antaranya seperti relief mobil, kapal, sepeda, dan pesawat yang terdapat pada penyengker pura. Berdasarkan penuturan leluhur, relief tersebut mencerminkan Belanda saat itu menyerang dari segala arah, baik darat, udara, maupun lautan.

Selain itu adapula relief mobil dengan model T Ford yang dikemudikan seseorang sambil memegangi bendera Belanda. Di depan mobil ada seseorang membawa pistol. Menurutnya gambar itu menceritakan kondisi pada saat pasukan Belanda datang menemui raja untuk berunding.

Pura Dalem Segara Madhu di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali.Pura Dalem Segara Madhu di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Foto: Made Wijaya Kusuma

"Di depan juga ada patung men brayut dan pan brayut, sebelah men brayut ada patung seperti pakaian kerajaan perempuan dan laki-laki. Saya nggak tahu apa itu patungnya Jro Jempiring sama Patih Jelantik atau bukan. Tapi dari pakaiannya seperti pakaian kerajaan," jelasnya.

Pura Dalem Segara Madhu di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali.Pura Dalem Segara Madhu di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Foto: Made Wijaya Kusuma

Agus menambahkan, saat ini Pura Dalem Segara Madhu banyak didatangi wisatawan mancanegara (wisman) maupun domestik (wisdom), yang tertarik dengan sejarah. Bagi wisman yang berkunjung dikenakan biaya tiket masuk Rp 15 ribu. Sementara untuk wisdom, kata Agus, saat ini belum dikenakan biaya tiket.

"Sebelum pandemi ramai di sini, sekarang setelah pandemi sudah mulai ada tamu yang berkunjung, kebanyakan yang datang ke sini turis dari Jerman, Perancis, dan Belanda. Turis asing tiket masuknya Rp 15 ribu, kalau wisdom belum dikenakan tiket tapi bisa berpunia," tukasnya.




(irb/hsa)

Hide Ads