Dalam Agama Hindu dikenal ajaran Catur Guru, yakni empat guru yang harus dihormati. Ada Guru Swadyaya (Tuhan), Guru Wisesa (pemimpin atau pemerintah), Guru Pengajian (guru di sekolah), dan Guru Rupaka (orang tua). Pada salah satu Catur Guru terdapat Guru Wisesa. Simak penjelasan berikut ini mengenai Guru Wisesa.
Apa Itu Guru Wisesa?
Dalam jurnal berjudul Pembentukan Karakter Anak Melalui Catur Guru oleh Ni Luh Yaniasti, Guru Wisesa adalah pemerintah. Guru Wisesa yakni seorang pemimpin atau pemerintah, menyediakan gedung sekolah dengan sarana dan prasarana yang lengkap. Para pemimpin yang telah menopang kebutuhan masyarakat, sehingga harus kita hormati.
Hujatan kepada sosok Guru Wisesa tidak seharusnya dilakukan, jika memang ingin memberi masukan harus dilakukan dengan cara dan bahasa yang baik. Sebab siapapun yang didudukkan sebagai pemimpin, hendaklah memiliki karakter moral yang patut diteladani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga masyarakat termasuk para siswa, mahasiswa harus hormat dan patuh kepada pemerintah (Guru Wisesa). Sinergi positif tentu kita harapkan kepada Catur Guru yang lain.
Tugas Utama Guru Wisesa
Dalam buku Neo Patriotisme Etika Kekuasaan dalam Kebudayaan Jawa oleh M Nasruddin Anshoriy Ch dijelaskan bahwa pemerintah atau pemimpin memiliki tugas sebagai berikut:
- Membuat undang-undang atau peraturan kepentingan bersama.
- Mengatur kekayaan alam untuk kepentingan bersama.
- Menertibkan peraturan demi kenyamanan bersama.
- Berperan atas pembentukan hukum dan peraturan-peraturan yang membuat masyarakat hidup damai, sejahtera, dan bahagia.
Melanggar peraturan pemerintah disebut alpaka Guru Wisesa.
Cara Menghormati Guru Wisesa
Dalam laman resmi STKIP Agama Hindu Singaraja, dijelaskan Ida Sang Hyang Widi Wasa dipandang sebagai guru dari alam semesta, para dewa, serta pusat pengetahuan, seperti dijelaskan pada beberapa Sloka Guru Puja berikut. Terkandung petunjuk cara menghormatinya:
"Om Gurur rupam gurur dewam, Gurur Purwam Gurur Madhyam, Gurur pantaram dewam, Guru Dewa Sudhha- Atmakam"
Terjemahannya:
Om Ida Sang Hyang Widhi Wasa, gurunya alam semesta dan para dewa, awal mula tercipta guru dan juga merupakan pusatnya para guru. Gurunya para dewata yang agung. Guru yang suci bersih cemerlang yang menjiwai alam semesta.
Kemudian kutipan pada Kitab Nitisastra II.13 berbunyi:
"Haywa maninda ring dwija daridra dumaa atemu,
Sastra teninda denira kapataka tinemu magong,
Yan kita ninda ring guru patinta maparek atemu,
Lwirnika wangsa-patra tunibeng watu remek apasah."
Terjemahannya:
Janganlah sekali-kali mencela guru, perbuatan itu akan dapat mendatangkan kecelakaan bagimu. Jika kamu mencela buku-buku suci, maka kamu akan mendapatkan siksaan dan neraka, jikalau kamu mencela guru maka kamu akan menemui ajalmu, ibarat piring yang jatuh hancur di batu.
Bagian Catur Guru Selain Guru Wisesa
Catur Guru dihormati dengan menjalankan Catur Guru Bhakti yakni bhakti kepada Bhakti kepada Guru Wisesa dengan mengikuti segala peraturan pemerintah, tidak melanggar hukum, melaksanakan himbauan pemerintah serta menjadi warga negara yang baik.
Sesuai dengan ajaran Hindu, ada tiga guru yang harus dihormati selain Guru Wisesa yaitu:
1. Guru Rupaka
Guru Rupaka adalah orang tua di rumah yaitu ayah dan ibu yang berjasa bagi anak-anaknya. Jasa itu menyebabkan tiap manusia mempunyai tiga hutang yaitu hutang badan, hutang jasa dan hutang hidup.
Bhakti Guru Rupaka atau bakti kepada orang tua dapat ditunjukkan dengan menjadi anak yang suputra. Penerapan pendidikan karakter yang baik oleh orang tua di rumah memberikan dampak positif agar anak bisa hormat dan mematuhi kedua orang tua.
2. Guru Pengajian
Guru yang mengajar di sekolah sangat berjasa karena telah mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang menjadikan manusia mampu meningkatkan taraf hidupnya melalui ilmu pengetahuan.
Bhakti kepada Guru Pengajian diwujudkan dengan rajin belajar, mengerjakan tugas dengan baik, mentaati peraturan sekolah dan menjaga sopan santun kepada guru. Slogan umum yang sering kita dengar yaitu, "Guru patut di gugu dan ditiru" harus bisa dilakukan oleh mereka yang sudah dititipi amanat menjadi guru.
Ketika guru yang ditiru dan digugu itu sukses pembentukan nilai-nilai karakter kepada anak didiknya, akan berdampak positif pula pada suksesnya nilai-nilai pendidikan karakter anak-anak.
3. Guru Swadyaya
Guru Swadyaya adalah Tuhan Yang Maha Esa. Segala kebutuhan makhluk semua terpenuhi oleh-Nya yang maha pengasih dan penyayang. Guru Swadyaya menjadi penentu kebenaran yang absolut sesuai ajaran agamanya masing-masing. Mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dan menjauhi larangan-Nya adalah bentuk penghormatan terhadap "guru swadyaya".
Bhakti kepada Guru Swadyaya dengan rajin sembahyang, suka beramal dan menjaga toleransi. Jauhi larangan-Nya, dosa besar jika kita melanggar prinsip-prinsip penghargaan terhadap "Catur Guru". Hukum karma adalah buah daripada perbuatan yang akan kita terima jika kita melanggar salah satu prinsip "Catur Guru".
Nah detikers, itulah tadi penjelasan mengenai Guru Wisesa. Apakah kamu sudah memahaminya? Semoga artikel ini bermanfaat, ya!
(aau/fds)