.webp)
Pura sangat kental dengan sifat religius dan kesakralan. Pura Luhur Batukaru pun menjadi pusat persembahyangan di lereng Gunung Barukaru.
Bagaimana sejarah Pura Batukaru serta apa saja fasilitas yang ada di dalamnya? Simak penjelasan berikut ini ya.
Sejarah Pura Batukaru
 Foto: dok. Kemendikbud |
Mengutip erepo.unud.ac.id, Pura Luhur Batukaru berlokasi tepat di bagian barat Pulau Bali di lereng selatan Gunung Batukaru. Nama pura ini pun kemungkinan diambil dari nama Gunung Batukaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut A.J Berner Kempers, terdapat peninggalan megalitik berupa menhir di lereng Gunung Batukaru pada ketinggian sekitar 650 mdpl. Sementara itu, di halaman dalam, ada beberapa menhir dan onggokan batu.
Disebutkan oleh Goris dan Dronkers (1954:28), Batukaru merupakan salah satu pura di Bali yang tidak berasal dari India, tapi zaman megalitik. Kesimpulan itu pun dibenarkan oleh para peneliti lokal seperti Sutaba (1985) dan Darsana (1969).
Ada peninggalan berupa arca, candi dan beberapa pusaka seperti tombak. Arca kuno yang ada di Beji Pura Batukaru serupa dengan yang ada di Pura Tegeh Koripan di Gunung Penulisan, Kintamani. Jika dilihat dari coraknya, diperkirakan arca itu merupakan peninggalan periode Bali Kuno sekitar abad X-XII.
Untuk bukti tertulis, Ketut Soebandi mengatakan bahwa Pura Batukaru disebutkan selintas dalam sejumlah babad, yaitu Babad Pasek, Usana Bali, Babad Pasek Toh Niwa dan Babad Buleleng. Jika peninggalan arkeologi dipadukan dengan bukti tertulis, Pura Luhur Batukaru diduga berdiri pada abad XI di zaman pemerintahan Raja Kembar Cri Masula-Masuli.
Ada sebuah kisah sejarah yang tertulis dalam Babad Buleleng. Diceritakan Kerajaan Buleleng sangat aman dan tak ada musuh, sang raja pun ingin memperluas kerajaan dengan melakukan ekspansi ke Tabanan. Pasukan dipimpin langsung oleh Raja Buleleng, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.
Saat tiba di Pura Batukaru, mereka merusak dan mengobrak-abrik tempat tersebut. Tak disangka, datang sejumlah tawon yang tidak diketahui asalnya. Ki Panji Sakti beserta prajuritnya diserang habis-habisan hingga lari terbirit-birit mundur. Mereka pun membatalkan niatnya untuk menyerang kerajaan Tabanan.
Dalam Lontar Usana Bali, disebutkan bahwa pendiri dari Pura Batukaru adalah Mpu Kuturan alias Mpu Rajakertha. Disebutkan pula Mpu Kuturan berkenan mendirikan semua parhyangan (Pura atau Khyanagan) yang konsep asalnya dibawa dari Majapahit (Jawa Timur).
Menurut lontar Kusuma Dewa, Mpu Kuturan mengadakan penyempurnaan palinggih-palinggih atau bangunan suci di Bali yang ada sebelumnya, termasuk Pura Batukaru. Sebab adanya sumber air dan berbagai jenis patung, kemungkinan pura ini sering digunakan pertapa untuk melakukan yoga. Selain itu, beberapa bangunan seperti bale tengkudak dan pasek mengindikasikan tempat ini sering digunakan untuk melakukan semadhi.
Sementara, menurut pendapat lainnya, Pura Luhur Batukaru sebelumnya sudah menjadi tempat bertapa sebagai media Atma Kerti oleh tokoh-tokoh spiritual di daerah Tabanan dan Bali. Hal itu berdasarkan adanya penemuan sumber-sumber air dan berbagai jenis arca pancuran.
Pura Luhur Batukaru dibagi menjadi tiga mandala. Bangunan utama di bagian jeroannya merupakan candi yang mirip dengan bentuk candi di Jawa Timur. Candi utama diapit oleh candi perwara, lalu di ujung kiri dan kanannya diapit oleh Padmasana.
Lokasi dan Rute Menuju Pura Batukaru
Melansir situs Kemendikbud, Pura Batu Karu secara administrasi berada di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Menurut pengempon pura, Pura Luhur Batukaru ini mempunyai lahan seluas 2.600 meter persegi, termasuk laba pura. Sisi utara,barat dan selatannya nya yaitu Hutan Lindung dan sisi selatannya hutan dan jalan desa.
Pura luhur Batukaru merupakan milik masyarakat Desa Pekraman Wongaya Gede. Menurut befreetour, berikut cara mudah untuk sampai ke pura ini.
Pertama, detikers bisa melewati Jalan Bandara Ngurah Rai menuju Jalan By Pass Ngurah Rai. Lalu. lanjutkan di Jalan By Pass Ngurah Rai kemudian Jalan Sunset Road, Jalan Imam Bonjol, Jalan Mahendradata, Jalan Buluh Indah dan Jalan Batukaru dan Jalan Cepag di Jegu. Selanjutnya kamu bisa menuju Jalan Penatahan Wongaya Gede di Wongaya Gede.
Gaya Arsitektur Pura Batukaru
 Foto: dok. Kemendikbud |
Melansir situs Universitas Stekom, seorang ahli ilmu arkeologi, Dr. R. Goris pernah mengadakan penelitian di pura ini pada tahun 1928. Dia banyak menjumpai patung-patung yang serupa dengan yang ada di Pura Goa Gajah.
Pura Goa Gajah memiliki patung yang mengeluarkan air dari pusarnya. Sama-sama berada di Bali, Pura Goa Gajah berlokasi di daerah Gianyar.
Ada perbedaan dari patung yang ada di Pura Batukaru dan Goa Gajah. Patung yang terdapat di Pura Batukaru dalam posisi duduk bersila, sementara patung di Goa Gajah dalam posisi berdiri. Menurut Goris, patung yang ada di Batukaru sezaman dengan patung di Pura Goa Gajah.
Fungsi Pura Batukaru
Menurut situs Kemendikbud, ada empat fungsi dari Pura Luhur Batukaru, yaitu:
- Pura Luhur Batukaru menjadi tempat para subak melaksanakan upacara keberhasilan bercocok tanam. Mereka memohon keselamatan dan kemakmuran hidup.
- Pura ini juga menjadi tempat suci untuk memohon keselamatan hidup dari berbagai profesi Umat Sedharma.
- Pura Batukaru menjadi benteng pertahanan/keselamatan pemerintah dan negara. Setiap terjadinya perubahan kepemimpinan negara disertai kelabilan tatanan pemerintahan sering dicirikan dengan posisi lingga yang menunjukkan arah kemiringannya pada Pelinggih Ageng Pura Luhur Besikalung.
- Pura Batukaru menjadi tempat suci bagi pemimpin (Ida Cokorde Tabanan) dalam membangun tatanan kekuatan hidup berbangsa bernegara.
Fasilitas
- Area parkir kendaraan
- Penginapan
- Kamar mandi
- Tempat istirahat
- Rumah makan
- Toko suvenir
Itulah paparan mengenai sejarah hingga fasilitas Pura Luhur Batukaru di Bali. Semoga informasi ini bermanfaat detikers.
(elk/fds)
