Kuatnya akar budaya Hindu-Buddha di Indonesia, khususnya di Bali, diyakini merupakan peran besar dari golongan brahmana yang merupakan golongan kasta tertinggi. Detikers sudah tahu arti brahmana?
Di sini akan kita ulas pengertian brahmana dan teori-teori peranan brahmana dalam penyebaran Hindu-Buddha di Indonesia, lengkap beserta tokoh-tokoh brahmana di Indonesia.
Apa itu Brahmana?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), brahmana memiliki beberapa arti, yakni pendeta agama Hindu atau kasta tertinggi dalam agama Hindu. Secara etimologi, brahmana berasal dari bahasa Sanskerta yang bisa diartikan sebagai orang suci yang memiliki sifat ketuhanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan laman P2K Universitas Muhammadiyah Semarang, brahmana merupakan salah satu golongan karya atau warna dalam agama Hindu. Mereka adalah golongan cendekiawan yang bisa menguasai ilmu, memiliki kemampuan menasihati, norma budaya, akhlak hingga keagamaan.
Dahulu, golongan ini umumnya adalah pendeta dan agamawan yang juga dikenal sebagai golongan padri atau sami. Kaum ini tidak memakan makhluk bernyawa dan hanya memakan tumbuhan atau vegetarian, hal ini sebagai simbol anti pada kekerasan.
Karena pengetahuannya akan ilmu suci maupun ilmu ilmiah secara umum serta sifatnya yang mampu mengendalikan tindakan jahat, Brahmana dianggap mampu menyejahterakan masyarakat dan umat manusia, sehingga dijadikan sebagai manggala atau yang dituakan dan dihormati. Dalam keagamaan, kaum ini dijadikan sebagai pemimpin upacara keagamaan.
Dalam e-modul Sejarah Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dijelaskan bahwa brahmana merupakan golongan yang menyebarkan kebudayaan India masuk ke Indonesia. Hal ini berdasarkan naskah tulisan tangan kitab undang-undang, ruang belajar, dan biara yang tidak terdapat dalam lingkungan para prajurit ataupun pedagang, namun lebih cocok dengan golongan keagamaan.
Orang yang termasuk golongan ini bisa saja alim ulama dan ahli hukum, sarjana-sarjana sastra dan filsafat, ahli-ahli kitab suci. Pada abad pertengahan kelompok ini bisa juga disebut dengan 'sarjana-sarjana agama'.
Dilansir dari detikEdu, bukti agama Hindu-Buddha masuk ke Nusantara disebarkan oleh brahmana ialah adanya beberapa prasasti di Indonesia yang menggunakan bahasa Sanskerta yang juga digunakan sebagai bahasa dalam kitab suci Weda dan upacara keagamaan. Bahasa ini dikuasai oleh golongan brahmana yang menguasai ajaran Hindu secara utuh. Teori Brahmana pun tidak menepis bahwa hubungan dengan penguasa di Nusantara dan India terjadi dari hubungan dagang.
Penemu Teori Brahmana
Dalam e-modul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, disebutkan tokoh penemu Teori Brahmana adalah Van Leur. Teorinya juga didukung oleh tokoh lain, yaitu
1. Van Leur
Van Leur mengamati unsur budaya India di dalam kebudayaan di Indonesia. Peran brahmana di sini ialah mengenalkan kebudayaan India kepada para penguasa Nusantara yang saat itu mengundang kaum brahmana ke kerajaaannya. Para penguasa ini mengundang orang India dengan taraf yang sama untuk meningkatkan kondisi negeri mereka agar lebih baik.
Dalam buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti yang diterbitkan Kemendikbud, Van Leur juga menyebut kedatangan para brahmana yang membawa kebudayaan Hindu dapat melegitimasi kekuasaan raja-raja Nusantara bahwa mereka setaraf dengan raja-raja di India.
2. FDK Bosch
FDK Bosch sepakat dengan Van Leur bahwa kedatangan para brahmana ini adalah undangan dari penguasa di Nusantara dan datang menggunakan kapal pedagang. Mereka diundang untuk melakukan upacara khusus, yaitu Vratyastoma yang dapat menghindukan seseorang.
Kemudian mereka mendapatkan kedudukan terhormat, seperti menjadi purohita atau penasihat raja karena menguasai kitab-kitab suci. Nasihat ini mencakup masalah agama, pemerintahan dan hukum.
Bosch juga menentang Teori Kesatria yang menyebut bahwa budaya India dan agama Hindu-Buddha masuk ke Nusantara karena terjadi penaklukan oleh raja-raja India ke kerajaan di Nusantara. Jika benar kesatria India berhasil menaklukan kerajaan di Nusantara, maka seharusnya posisi penting di kerajaan diisi oleh orang-orang India, namun hal ini tidak terjadi. Begitu pula masalah bahasa, pemuka agama di Nusantara waktu itu tidak mengenal bahasa Aria, Prakit atau Tamil yang digunakan orang India.
Namun Bosch mengatakan ada kemungkinan kesatria datang membawa budayanya ke Nusantara. Para kesatria datang ke Nusantara karena menyelamatkan diri dari perang atau kekacauan politik di India.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Brahmana
Berikut ini kelebihan dari Teori Brahmana yang dilansir dari buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti yang diterbitkan Kemendikbud dan jurnal penelitian Universitas Negeri Yogyakarta.
- Agama Hindu dalam kehidupan bermasyarakat, seperti dalam upacara keagamaan cenderung dimonopoli oleh kaum Brahmana sehingga hanya brahmana yang mungkin menyebarkan agama Hindu.
- Adanya prasasti berbahasa Sansekerta yang ditemukan di Indonesia. Bahasa kitab suci dan upacara keagamaan Hindu ini hanya dimengerti oleh kaum brahmana.
- Golongan brahmana merupakan mengerti dan menguasai bahasa Sansekerta sehingga mempunyai kedudukan penting dalam kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara.
Sedangkan berikut ini kelemahan Teori Brahmana
- Teori ini disanggah karena raja di Indonesia akan sangat sulit mempelajari kitab Weda.
- Ada aturan bahwa kaum Brahmana tidak diperbolehkan menyeberangi lautan, apalagi meninggalkan tanah kelahirannya.
- Sanksi bagi brahmana yang menyeberangi lautan dan meninggalkan tanah kelahiran ialah dikeluarkan dari kasta tersebut.
Tugas Brahmana
Ada beberapa tugas golongan brahmana, antara lain ialah:
- Sebagai ahli agama, sehingga memiliki kemampuan untuk memahami kitab suci dan menyampaikannya kepada masyarakat.
- Karena kemampuannya memahami ilmu agama, brahmana bertugas memimpin upacara keagamaan.
- Brahmana juga berperan pada jabatan tinggi kerajaan, yakni sebagai penasihat raja.
- Jika raja memegang fungsi yudikatif atau pemutus hukuman, maka brahmana adalah majelis hakim ahli yang membantu raja, baik dalam sidang pengadilan (dharma sabha), pengadilan biasa (dharmaastha), pengadilan tinggi (pradiwaka) dan pengadilan istimewa.
Tokoh Brahmana yang Terkenal
Ni Made Sukrawati dalam bukunya Eksistensi dan Peranan Pandita Bali Aga di Kota Denpasar, menyebutkan tokoh-tokoh brahmana yang ternama. Golongan brahmana atau orang suci pada zaman dahulu dikenal dengan sebutan mpu, resi, begawan, ataupun dang hyang.
1. Dang Hyang Nirartha
Dang Hyang Nirartha atau Dang Hyang Dwijendra merupakan tokoh brahmana legendaris di Bali. Berasal dari Kerajaan Majapahit, Dang Hyang Nirartha yang merupakan pendeta Hindu melakukan perjalanan ke timur dan menyebarkan agama Hindu hingga menyeberang ke Bali.
Dia juga terkenal sebagai cikal-bakalnya wangsa Brahmana di Bali, terutamanya Brahmana Siwa. Brahmana yang dimaksud antara lain Brahmana Kemenuh, Brahmana Manuaba, Brahmana Keniten, Brahmana Mas dan Brahmana Antapan.
2. Resi Agastya
Resi Agastya terkenal dengan jasa-jasanya dalam penyebaran agama Hindu di berbagai daerah termasuk di Indonesia. Resi Agastya disucikan dalam bentuk arca, prasasti dan tulisan di kitab sastra kuno. Namanya dengan jelas disebut dalam prasasti Dinoyo di Jawa Timur pada abad VIII.
3. Mpu Tantular
Mpu Tantular adalah seorang resi yang juga pujangga ternama dengan karyanya Sutasoma. Mpu Tantular adalah cucu dari Mpu Bharadah.
4. Mpu Bharadah
Mpu Bharadah adalah seorang pendeta asal Kerajaan Kediri dalam masa pemerintahan Airlangga hingga terpecahnya Kediri menjadi dua, yatu Daha dan Jenggala. Nama Mpu Bharadah bertulis pada batu yang terdapat di Pura Batumadeg di Besakih, Bali, tahun 1007. Dari Mpu Bharadah, lahirlah tokoh-tokoh Budha seperti Mpu Tantular hingga Dang Hyang Nirartha
Nah itulah tadi penjelasan tentang brahmana yang berperan penting dalam menyebarkan Hindu-Buddha di Indonesia, dan khususnya di Bali. Semoga bermanfaat buat detikers.
(bai/fds)