Calon Arang adalah sebuah cerita rakyat atau kisah legenda yang berasal dari Bali. Kisah ini diceritakan dari mulut ke mulut secara turun-temurun.
Kisah ini juga sering dibawakan dalam pertunjukan drama atau kesenian di Bali. Kisahnya yang menarik menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang menonton pertunjukan tersebut.
Mengenal Sejarah Singkat Calon Arang
Dirangkum dari jurnal terbitan Universitas Udayana berjudul Persepsi Budaya Jawa dalam Kisah Calon Arang: Fungsi Dedaktis dan Sosiologis oleh Sulandjari, berikut adalah sejarah singkat tentang Calon Arang:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alkisah, Calon Arang marah karena anak perempuannya yang bernama Ratna Manggali tidak memiliki pelamar padahal sudah menginjak usia dewasa. Jika tidak ada lelaki yang melamarnya, maka Ratna Manggali tidak akan mendapat keturunan.
Pemuda-pemuda saat itu tidak punya keberanian untuk melamar Ratna Manggali yang cantik disebabkan oleh Calon Arang yang dikenal suka menggunakan ilmu hitam. Disebut-sebut, Calon arang merupakan penyihir sakti mandraguna yang menyembah Dewi Durga dan bisa berubah menjadi Leak.
Karena murka, Calon Arang memerintahkan semua muridnya untuk menyebarkan penyakit ke pesisir kerajaan Kediri di malam tengah malam, saat semua penduduk sedang tertidur lelap. Kondisi desa pun kacau balau tak terkendali akibat serangan wabah atau gerubug.
Akhirnya, para tetua Desa Girah bermusyawarah. Mereka memutuskan untuk memohon agar Raja Airlangga berkenan datang ke desa ini untuk melihat kondisi masyarakat yang terserang wabah.
Melihat hal ini, Raja Airlangga akhirnya meminta Empu Bahula untuk menikahi Ratna Manggali. Raja Airlangga berharap bahwa dengan pernikahan ini Calon Arang akan berhenti menebar penyakit.
Calon Arang sontak merasa senang ketika mendengar berita ini. Maka, diadakanlah pesta besar-besaran selama tujuh hari tujuh malam. Calon Arang merasa bahagia, Ratna Manggali dan Empu Bahula pun merasakan senang dan mereka saling mencintai.
Setelah pesta selesai, Empu Bahula mulai menjalankan tugasnya. Empu Bahula bertanya kepada istrinya mengapa ibu mertuanya bisa sangat sakti.
Lalu, Ratna Manggali menjelaskan bahwa kesaktian ibunya terletak pada suatu kitab sihir. Melalui kitab tersebut, ia bisa memanggil Betari Durga. Kitab itu pun tidak bisa lepas dari tangan Calon Arang.
Mengetahui hal tersebut, Empu Bahula segera mengatur siasat untuk mencuri kitab tersebut. Pada suatu malam, Empu Bahula menyelinap ke kamar Calon Arang dan mengambil kitab tersebut.
Kemudian, kitab curian tersebut diserahkan Empu Bahula kepada gurunya, yaitu Empu Baradah. Calon Arang yang mengetahui kitabnya dicuri, murka dan menantang Empu Baradah untuk bertarung.
Pertarungan ini berlangsung sangat sengit yang akhirnya dimenangkan oleh Empu Baradah dan menewaskan Calon Arang. Sejak kekalahan calon arang, kehidupan masyarakat menjadi lebih damai dan aman dari ancaman ilmu hitam.
Jenis Tari Calon Arang
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa kisah ini sering diadopsi ke dalam pertunjukan tarian dan drama (drama tari). Dikutip dari buku Transformasi Cerita Calon Arang yang ditulis oleh I Wayan Sugita, dkk, jenis tari drama Calon Arang terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Calon Arang Klasik
Calon Arang klasik bentuknya masih mempertahankan pola-pola pegambuhan. Dramatari Calon Arang klasik mencakup tiga bagian, yaitu pategak (pembukaan), paigelan (sajian tari dan drama), dan panyuwud (penutup).
Pertunjukan Calon Arang klasik biasanya diiringi dengan gamelan bebarongan dan gong kebyar. Calon Arang klasik diperankan oleh sekitar 30 penari dewasa, baik pria maupun wanita.
2. Calon Arang Prembon
Calon Arang prembon sebagian tokohnya diambil dari drama tari Arja. Seni tari Calon Arang Prembon adalah drama tari yang memadukan berbagai seni tari, seperti Barongan, Pegambuhan, Palegongan, dan Paarjaan. Dalam pertunjukan drama tari prembon, terjadi dialog yang menggunakan bertembang atau magending.
3. Calon Arang Anyar (Baru)
Calon Arang Anyar adalah bentuk perkembangan seni pertunjukan Calon Arang yang terbaru. Pertunjukan ini mengandung ide-ide yang inovatif untuk menambah bumbu-bumbu yang membuat pertunjukan jadi makin menarik bagi penonton.
Fakta Menarik Seputar Ritual Calon Arang
Terdapat beberapa fakta unik yang berhubungan dengan pelaksanaan ritual Calon Arang. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. Watangan Matah
Sebelum pertunjukan Calon Arang, para pelakunya melakukan ritual sakral hingga mati suri menjadi watangan atah atau mayat mentah. Watangan matah ini dikorbankan sebagai umpan untuk mengundang leak ke dalam pertunjukan tersebut.
Watangan matah diletakkan di kuburan. Konon, jika terdengar raungan anjing di sekitar desa, berarti leak telah muncul di sekitar mereka. Para watangan matah yang gagal dihidupkan kembali akan benar-benar meninggal dunia.
2. Leak
Pada pertunjukan ini, terdapat tiga leak yang menjadi sosok utama, yaitu Rangda, Celuluk, dan Barong. Rangda melambangkan kejahatan dan digambarkan dengan topeng warna merah dan rambut ijuk yang dihiasi dengan bunga kamboja.
Celuluk adalah pengikut setia Rangda, digambarkan sebagai sosok botak dengan taring yang menjulang keluar. Sementara itu, Barong adalah lambang dari kebaikan yang sering berseteru dengan Rangda dan digambarkan sebagai kucing besar yang sangat mulia.
3. Kesurupan
Fakta unik lain yang berkaitan dengan pertunjukan Calon Arang adalah fenomena kesurupan atau yang disebut dengan metebekan/ngunying. Hal ini bisa dialami oleh peserta ritual maupun penonton.
Nah, demikianlah pembahasan mengenai kisah legendaris Calon Arang. Kisah ini merupakan cerita rakyat Bali yang akan terus eksis karena selalu diceritakan secara turun-temurun.
(khq/row)