Bahasa Bali Ibu Apa? Simak di Sini!

Bahasa Bali Ibu Apa? Simak di Sini!

Delweys Octoria - detikBali
Selasa, 25 Okt 2022 09:06 WIB
Baju adat Bali
Ilustrasi ibu di Bali dan keluarganya. Foto: iStockphoto
Jakarta -

Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia memiliki beragam bahasa daerah. Salah satu yang paling menarik adalah bahasa/basa Bali yang memiliki tata bahasa dan kosa kata unik.

Beragam kata tentunya akrab dengan kehidupan masyarakat Pulau Dewata tersebut, misalnya bahasa Bali Ibu yaitu meme. Penyebutan ibu dalam bahasa Bali cukup variatif, begitu pun dengan penyebutan anggota keluarga lainnya.

Sebelum mengetahui penyebutan Bahasa Bali ibu, simak dulu tingkatan-tingkatan dalam bahasa Bali, ya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tingkatan dalam Bahasa Bali

Sama seperti bahasa daerah lainnya, bahasa Bali terbagi menjadi halus dan kasar. Perlu kita ketahui, masyarakat Bali menjunjung tinggi pabiyanan linggih atau perbedaan kedudukan dalam strata sosial/kasta.

Masyarakat Bali terbagi atas kasta jaba (Sudra) dan triwangsa (Brahmana, Kesatria dan Waisya). Karena itu, berbicara dalam bahasa Bali tidak boleh sembarangan. Sangat penting untuk mengetahui usia dan kedudukan sosial lawan bicara.

ADVERTISEMENT

Bahasa Bali memiliki tingkatan atau unggah-ungguh basa yang perlu diperhatikan. Berikut penjelasannya mulai dari yang paling kasar hingga halus:

1. Basa Kasar (Pisan, Jabag)

Bahasa Bali kasar adalah bahasa yang artinya tidak baik dan tidak direkomendasikan untuk digunakan pada orang yang baru dikenal, apalagi kepada orang tua. Basa kasar sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

  • Basa kasar pisan, merupakan jenis bahasa yang tidak memiliki nilai dan sopan santun. Biasanya digunakan saat bertengkar, mengumpat atau mencaci maki.
  • Basa kasar jabag, ditunjukan untuk orang yang lebih tua dan berkasta tinggi. Walaupun disisipkan sedikit basa madia, maknanya tetap kasar dan biasa digunakan saat sedang bertengkar atau marah.

2. Basa Andap

Basa andap adalah jenis bahasa Bali yang memiliki nilai rendah atau endep, namun artinya tidak kasar. Hanya saja basa andap dianggap tidak memiliki makna, nilai dan rasa yang istimewa.

Bisa dibilang basa andap berada ditengah-tengah, tidak halus mau pun kasar. Basa andap sering digunakan dalam pergaulan sehari-hari atau kepada teman yang sebaya. Jika belum bisa memastikan usia seseorang, lebih baik jangan menggunakan basa andap ya.

3. Basa Madia

Basa madia merupakan jenis bahasa Bali yang terdengar halus, namun sebenarnya bermakna biasa saja. Walaupun begitu level bahasa ini masih lebih tinggi dibandingkan basa andap karena kosa-katanya lebih enak didengar.

Kata-kata dalam bahasa madia mirip dengan bahasa alus, hanya saja lebih singkat dan pendek. Contohnya, inggih menjadi nggih dan nénten menjadi ten. Bahasa jenis ini sering ditemukan dalam pergaulan sehari-hari dan aman digunakan untuk berbicara dengan orang yang belum dikenal.

4. Basa Alus (Singgih, Sor, Mider)

Basa Bali alus adalah tingkatan bahasa Bali yang paling tinggi dan memang pengucapannya terdengar sangat lembut dan sopan. Basa jenis ini biasa digunakan pada acara-acara resmi atau saat berbicara dengan orang yang dihormati seperti pejabat atau kalangan bangsawan.

Biasa juga ditemukan dalam percakapan antara mahasiswa/murid dengan dosen/gurunya. Bahasa Bali alus terbagi menjadi 2 yaitu :

  • Basa alus singgih, biasa digunakan oleh orang berkasta sudra kepada orang berkasta triwangsa.
  • Basa alus sor, biasa digunakan saat acara resmi dan forum penting. Tujuan penggunaan bahasa alus sor adalah untuk menunjukan kesopanan atau merendahkan diri dihadapan orang yang dinilai lebih terhormat.

Apa Saja Panggilan untuk Ibu dalam Bahasa Bali?

Bahasa Bali Ibu juga terbagi menjadi beberapa penyebutan, tergantung dari tingkatan atau strata sosial. Umumnya, penyebutan bahasa Bali Ibu terbagi menjadi:

1. Tu Biang

Dalam bahasa Bali halus, 'ibu' biasanya disebut Tu Biang, biang atau biyang. Penyebutan ini biasanya hanya digunakan oleh keluarga dengan kasta triwangsa. Namun, hal ini juga tergantung dari kebiasaan dan tata krama yang diajarkan keluarga sedari kecil.

2. Meme/Meme'

Sementara dalam bahasa Bali biasa, 'ibu' juga biasa disebut meme atau meme'. Mungkin, bagi masyarakat luar Bali yang mendengar kata ini akan terdengar sedikit ambigu. Sebenarnya, penulisannya tidak menggunakan huruf 'K.' Namun karena logat Bali yang memiliki penekanan yang agak kental di belakang kata.

3. Ibu atau Mama

Tidak semua masyarakat Bali menyebut 'ibu' dengan bahasa daerah. Justru, penyebutan 'ibu' atau 'mama' adalah yang paling umum digunakan. Tidak ada yang salah dengan penyebutan ini karena 'ibu' atau 'mama' merupakan bahasa yang umum digunakan di Indonesia.

Kata Sapaan untuk Anggota Keluarga dalam Bahasa Bali

Tidak hanya bahasa Bali ibu, penyebutan anggota keluarga lain juga bervariasi bergantung dari tingkatannya. Bukan hanya berguna untuk percakapan antara anggota keluarga, hal ini juga sangat berguna untuk tamu yang ingin berkunjung ke rumah keluarga Bali.

Maka dari itu, sebelum bertamu ke rumah orang Bali sangat penting untuk mengetahui strata sosial dari keluarga tersebut, apakah mereka merupakan keturunan wangsa sudra atau keturunan triwangsa. Berikut ini adalah sapaan setiap anggota keluarga dalam bahasa Bali :

1. Sapaan Bapa/Nanang dan Me/Meme

Bapa/Nanang biasanya digunakan untuk memanggil orang tua laki-laki, baik ayah maupun ayah mertua. Sementara, penyebutan orang tua perempuan, baik ibu maupun ibu mertua adalah Me/Meme.

Penyebutan ini sering digunakan masyarakat Bali dengan kasta Sudra. Namun, bisa juga digunakan saat ingin bertamu kerumah orang Bali, memanggil orangtua dengan sebutan bapa atau meme juga bsa digunakan.

Seperti yang kita tau, penyebutan bapa adalah bahasa yang umum digunakan. Jika belum mengetahui kasta dari orang terbebut, sebutan meme atau bapa sangat aman digunakan.

2. Sapaan Aji/Ajung dan Biang/Ibu

Berbeda dengan masyarakat Bali biasa, dengan kasta tinggi atau keturunan triwangsa (brahmana, kesatria, waisya), biasanya memanggil orangtua laki-laki dengan sebutan aji/ajung, baik itu ayah maupun ayah mertua. Sementara, bahasa Bali ibu adalah biang/tu biang/ibu.

3. Sapaan Ning/Cening dan Gus/Gung

Tidak hanya penyebutan untuk orang tua, penyebutan anak dalah bahasa Bali juga memiliki aturan. Masyarakat Bali dari keturunan sudra, biasa memanggil anak atau menantu laki-laki mereka dengan sebutan ning/cening.

Namun, berbeda jika ingin memanggil anak atau menantu laki-laki keturunan triwangsa, biasanya dipanggil gus/gung karena terdengar lebih halus dan sopan. Gus dalam bahasa Bali memiliki arti ganteng atau tampan.

4. Sapaan Luh dan Gek/Yuk

Penyebutan untuk anak atau menantu perempuan dalam bahasa Bali adalah luh, biasa digunakan dalam keluarga keturunan sudra. Sementara keluarga keturunan triwangsa biasanya menggunakan sapaan gek/yuk.

Gek sendiri adalah kepanjangan dari jegeg yang berarti cantik. Sangat umum di Bali untuk memanggil perempuan yang umurnya lebih muda, atau yang belum dikenal dengan sebutan 'gek'.

5. Sapaan Buk, Memene atau Menyebut Nama

Seorang suami yang berasal dari keturunan sudra biasanya menyapa istrinya dengan menggunakan sebutan buk, memene (ibu) atau nama panggilan. Contohnya, "Suba suud nyakan, Made?" yang artinya "Sudah selesai masak, Made?"

Sementara itu, jika seorang suami sedang membicarakan istrinya dengan pihak lain maka digunakan kata kepemilikan kurenan tiangé yang artinya isteri saya. Contohnya, "Komang suba luas ajaka kurenan tiangé" artinya "Komang sudah pergi bersama istri saya".

Selain itu bisa juga menyebut nama sang anak tertua, seperti "Komang suba luas ajaka ibunya Made" yang artinya "Komang sudah pergi bersama ibunya Made". Walaupun terkesan tidak romantis atau kurang pantas, panggilan ini tetap sopan.

6. Sapaan Pak atau Bapane

Sapaan istri kepada suami juga hampir sama, bisa menggunakan 'pak' atau 'bapane'. Namun, istri tidak boleh memanggil suami dengan nama panggilannya karena hal ini dianggap tidak sopan.

Kemudian, jika seorang isteri sedang membicarakan suaminya dengan pihak lain juga bisa menggunakan kata kepemilikan yaitu kurenan tiangé yang artinya suami saya atau menyebut nama anak sulungnya.

7. Sapaan Kak/Pekak dan Dong/Dadong

Seorang cucu biasanya menyapa kakeknya dengan sebutan pekak atau kek. Sementara menyapa neneknya dengan sebutan 'dong/dadong'. Penyebutan bahasa Bali ibu maupun anggota keluarga lainnya memang cukup beragam dan agak membingungkan bagi orang yang belum terbiasa.

Namun, hal ini sangat penting diketahui terutama saat kita ingin bertamu ke rumah orang Bali sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya mereka. Semoga bermanfaat, detikers!




(des/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads