Bali memiliki banyak jenis tarian tradisional. Salah satu tari Bali yang kerap dipentaskan saat berbagai acara adalah Tari Puspanjali.
Tari Puspanjali biasanya menjadi materi dasar dalam pembelajaran tari Bali. Hal itu karena gerak tarinya yang tergolong sederhana. Tak hanya itu, durasi tarian juga cukup singkat, kurang dari lima menit. Itulah sebabnya, perempuan yang baru pertama kali belajar tari Bali biasanya akan diajarkan Tari Puspanjali.
Dilansir dari laman resmi ISI Denpasar, Tari Puspanjali merupakan jenis tari penyambutan sebagai ungkapan selamat datang kepada para tamu di Bali. Tarian ini ditarikan oleh kelompok penari putri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama tarian ini berasal dari dua kata yaitu puspa (bunga) dan anjali (menghormati). Sehingga, Puspanjali adalah tarian penghormatan bagi para tamu.
Tari Puspanjali tergolong tari kreasi yang diciptakan oleh NLN Swasthi Wijaya Bandem pada 1989. Swasthi Wijaya Bandem merupakan maestro seni tari Bali yang karya-karyanya cukup populer di Bali. Beberapa di antaranya adalah Tari Belibis dan Tari Sekarjagat.
Secara struktur, tarian ini meliputi bagian pengawit, pepeson, pengawak, pengecet dan pekaad. Struktur tarian ini juga sesuai dengan struktur gending pengiringnya. Keseluruhan elemen-elemen tari pada tari Puspanjali memiliki hubungan antara ide dan konsep sehingga menjadi satu kesatuan utuh yang saling melengkapi.
Lebih spesifik, bentuk elemen-elemen seni tari dalam tari Puspanjali dapat dilihat dari struktur dan perbendaharaan gerak tari, tata rias, tata busana serta musik iringan tari.
Adapun gerakan Tari Puspanjali diawali dengan geleng kepala dan kedua tangan penari berada di depan dada. Sementara pada kaki bergerak seperti jalan di tempat.
Berikutnya ada juga gerakan memutar dan melenggok yang menggambarkan keramah tamahan masyarakat Bali terhadap para tamu maupun wisatawan.
(iws/iws)