18 Koreografer Belajar Tari-Pentas Bersama Maestro Kecak I Ketut Rina

18 Koreografer Belajar Tari-Pentas Bersama Maestro Kecak I Ketut Rina

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 22 Jul 2022 00:30 WIB
Koreografer muda peserta ajang Temu Seni Tari belajar dan pentas bersama Maestro Kecak I Ketut Rina di Ubud
Koreografer muda peserta ajang Temu Seni Tari belajar dan pentas bersama Maestro Kecak I Ketut Rina di Ubud. (Foto: IST)
Ubud -

Sebanyak 18 koreografer muda peserta ajang Temu Seni Tari belajar dan pentas bersama Maestro Kecak I Ketut Rina.

Koreografer terpilih dari berbagai wilayah Indonesia itu mengikuti sesi workshop di sanggar Cak Rina, Banjar Teges Kanginan, Peliatan, Ubud, Gianyar Bali, Kamis (21/7/2022).

Setelah menyelesaikan workshop singkat, 18 koreografer bersama I Ketut Rina dan sejumlah seniman setempat mementaskan tari kecak dengan begitu apik dan kompak di pelataran Pura Kahyangan Tiga, Banjar Teges Kanginan pada Kamis malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah melalui serangkaian kegiatan napak tilas ke situs suci, berbagi metode dan latihan di sesi Laboratorium Seni, sarasehan dan diskusi serta FGD, pada hari ke-4 Temu Seni Tari, 18 koreografer berkesempatan merasakan langsung pengalaman terlibat dalam produksi tari kecak, sebuah karya seni epik Bali yang begitu terkenal.

Bersama Maestro Tari Kecak I Ketut Rina, koreografer-koreografer muda ini tidak hanya diajak mendalami filosofi di balik gerakan ritmis dan mistis tari kecak, tapi juga langsung mementaskannya di depan audiens.

ADVERTISEMENT

Menurut I Ketut Rina, yang juga dikenal dengan Cak Rina, banyak yang mengatakan semua orang di Bali adalah penari, dan dalam beberapa hal ini ada benarnya.

Kata dia di Bali unsur-unsur estetik mendapat kesempatan untuk berkembang, termasuk budaya tari dimana ia menggunakan tubuh sebagai medium yang mengakomodir unsur-unsur estetis tersebut.

Sebagai sebuah karya seni yang sudah diwariskan turun temurun, Tari Kecak sarat dengan unsur estetis yang disebutkan tadi. Tari Kecak menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali, menyatu dengan lingkungan, berkembang dalam berbagai dimensi.

Lebih jauh, Cak Rina memaparkan kecak yang dia ajarkan teatrikal dan memasukkan unsur-unsur kehidupan masyarakat sekitar, sangat dinamis dan membangkitkan energi.

Dinamis dalam arti ia tidak berpaku pada pakem tertentu, karena memaanfaatkan komposisi, suasana dan aura tempat tarian dipentaskan menjadi sebuah sumber energi bagi para penari.

"Saya berharap, konsep tari kecak ini memberi inspirasi para koreografer muda peserta Temu Seni, bahwa dalam menggarap ide sebuah koreografi, kita tidak boleh terpaku hanya pada satu genre tari saja.

Ikutilah perkembangan zaman, jangan ragu menyerap ilmu dari siapa dan mana saja, maka inspirasi akan mengalir, menjadi kaya dan akhirnya mengkristal menjadi sebuah karya koreografi yang bisa dinikmati semua orang," pesan Cak Rina.

Salah satu koreografer peserta Temu Seni dari Bali, Ayu Anantha Putri, mengatakan belajar kecak dengan Cak Rina menguras tenaga tapi sangat menyenangkan.

"Saya belajar menari itu juga berinteraksi. Menyesuaikan ritme kita dengan penari lain, sehingga muncul koneksi yang ritmis," katanya.

Sementara itu, koreografer dari Jambi, Kurniadi Ilham mengatakan dari Cak Rina mendapat pengalaman bahwa belajar totalitas sangat penting dalam tari.

"Tidak ada yang instan, karena proses panjang justru menjadi bagian dari kekayaan koreografi yang akan kita hasilkan," tuturnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar Temu Seni yang berlangsung di kota Ubud, Gianyar Bali pada tanggal 18-24 Juli 2022.

Acara ini diikuti 18 koreografer muda yang memiliki beragam latar genre dan berasal dari berbagai tempat di Indonesia hadir di Ubud untuk turut serta dalam Temu Seni, sebuah ajang silaturahmi, apresiasi dan jejaring seni tari sekaligus memperkenalkan dan menambah gaung Indonesia Bertutur 2022 di daerah cagar budaya di Indonesia.

Kegiatan Temu Seni ini merupakan salah satu rangkaian dari Festival Mega Event Indonesia Bertutur 2022 yang dihelat menjadi bagian dari perhelatan akbar Pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan G20 (G20 Ministerial Meeting on Culture) dimana akan dilaksanakan di Kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada bulan September 2022 mendatang.

Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022 Melati Suryodarmo menjelaskan Temu Seni ini mengutamakan peristiwa pertemuan, pertukaran, dan jejaring.

Seluruh peserta dipilih berdasarkan antuasiame mereka untuk bertemu dan berbagi pengalaman dan metode praktik mereka untuk menguatkan ekosistem seni yang mandiri dan jejaring.

Di program ini, 18 koreografer muda akan berpartisipasi dalam sejumlah agenda berupa Laboratorium Seni, Sarasehan dan Diskusi, Kunjungan Budaya dan Situs serta Pertunjukan Tari.

Melati menjelaskan acara di Ubud, Bali ini merupakan yang ketiga dari pelaksanaan Temu Seni yang sebelumnya diadakan di Tenggarong, Kalimantan Timur dan Sentani, Papua, dan akan digelar lagi di Makassar dengan mengangkat tema seni pertunjukan.




(dpra/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads