Pelestarian Kesenian Jaranan di Bumi Makepung Jembrana

Pelestarian Kesenian Jaranan di Bumi Makepung Jembrana

I Ketut Suardika - detikBali
Minggu, 17 Jul 2022 14:20 WIB
Sugiyanto, saat membersihkan peralatan kesenian jaranan di rumahnya Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Sabtu  (16/7/2022).
Sugiyanto, saat membersihkan peralatan kesenian jaranan di rumahnya Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Sabtu (16/7/2022). Foto: I Ketut Suardika
Jembrana - Kesenian jaranan salah satu kesenian yang biasa dijumpai di wilayah Jawa Timur, juga ada di Jembrana. Kesenian ini dilestarikan oleh komunitas warga keturunan Jawa yakni Kelompok Lestari Budoyo yang sudah berdomisili turun temurun di Jembrana.

Kesenian jaranan umumnya digelar setiap ada acara masyarakat, seperti khitan dan pernikahan, sering mengundang kesenian jaranan sebagai hiburan rakyat. Iringan musik, nyanyian dengan lirik bahasa Jawa, serta tarian dari anak-anak dan orang dewasa menghipnotis penonton.

Kesenian jaranan juga identik dengan nuansa magis. Salah satu yang khas dengan kesenian ini, kuda terbuat dari papan yang dihias menyerupai kuda dan yang digunakan saat menari. Jaranan sendiri berasal dari kata jaran (bahasa Jawa) yang berarti kuda.

Dari segi alat musik yang digunakan, tidak jauh beda dengan peralatan gamelan Bali. Terdiri dari gong, saron atau dalam bahasa Bali angklung, hanya ditambah dengan seruling sebagai salah satu ciri khas dari jaranan.

Adanya kelompok pelestari kesenian jaranan ini, sebagai salah satu bukti keragaman Jembrana. Di mana, terdapat banyak seni, budaya dan tradisi yang masih dipertahankan. Tidak hanya kesenian yang memang asli Bali, tetapi juga kesenian dari luar Bali tetap dilestarikan.

"Kesenian ini sebagai bentuk pelestarian kesenian," kata Sugiyanto (54), ketua kelompok Lestari Budoyo yang bermarkas di Dusun Pangkung Buluh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali.

Ciri Khas Kelompok Lestari Budoyo

Kesenian jaranan salah satu kesenian yang biasa dijumpai di wilayah Jawa, juga ada di Jembrana.Kesenian jaranan salah satu kesenian yang biasa dijumpai di wilayah Jawa, juga ada di Jembrana. Foto: I Ketut Suardika



Salah satu ciri khas dari kelompok Lestari Budoyo, mengusung tema Pancasila di awal penampilan. Lambang burung Garuda sebagai Lambang Pancasila. Lambang Garuda salah satu peralatan yang digunakan oleh penari, dibuat mirip sesuai dengan lambang Pancasila. Mulai dari warna, jumlah bulu dan perisai.

"Kesenian ini juga kami sisipkan wawasan kebangsaan mengenai cinta tanah air dan dasar negara," ungkapnya.

Menurutnya, seluruh anggota dari kelompoknya merupakan warga Jembrana yang leluhurnya perantauan dari Jawa. Agar kesenian Jawa tidak punah, warga berinisiatif untuk melestarikan. "Selain sebagai pelestarian, kesenian ini sebagai hiburan rakyat," imbuhnya.

Selain mengundang antusiasme menonton kesenian jaranan, setiap digelar kesenian jaranan banyak pedagang yang memanfaatkan untuk berjualan. Sehingga ekonomi masyarakat juga berjalan.

Kesenian yang beranggotakan 40 orang termasuk pekerja. Untuk tarif kesenian jaranan sekali tampil, dibandrol hingga Rp 7 juta. Dengan waktu tampil hingga satu hari penuh.

"Biasanya kita mulai dari pagi jam 9, selesai biasanya jam 5 sore," kata pria yang sering di sapa Sigit.

Selain ingin melestarikan kesenian jaranan yang hampir punah ini, lanjut Sigit, ia juga sering mengajak kolaborasi seni tari Bali ketika ada undangan untuk tampil. "Pernah kita ajak kolaborasi anak-anak penari Bali, tari Margapati dan Pancasemerang," ungkapnya.

Namun, kata Sigit, musik atau gong yang mengiringi tari Bali, masih menggunakan musik gong yang diputar lewat rekaman audio. "Penabuhnya tidak lengkap seperti gamelan gong Bali umumnya. Kalau gamelan jaranan juga sedikit," jelasnya.

Dirinya berharap, dengan kesenian jaranan yang dia bangkitkan ini, bukan hanya semata mata ingin meraup penghasilan lebih dari berkesenian. Tetapi ingin lebih menjalin toleransi dalam keragaman seni dan budaya, terutama kesenian lain yang ada di Bali. "Saya berharap kesenian jaranan ini, maupun kesenian lainnya bisa bangkit dan perhatian dari pemerintah juga kami sangat butuhkan," pungkasnya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads