Modal untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai Rp 3,6 triliun untuk tahun 2026. Pengusaha UMKM dan IKM bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu tanpa agunan.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan KUR itu disalurkan oleh perbankan. Yakni Rp 1 triliun disalurkan Bank NTT, dan Rp 2,6 triliun oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yakni BRI, Mandiri, BNI, dan BTN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ambil di berbagai perbankan ini. Di bawah Rp 10 juta (bunga) tiga persen, di bawah Rp 100 juta ke Rp 10 juta 6%, tanpa agunan," kata Laka Lena di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu (21/12/2025).
Laka Lena mengatakan pemerintah daerah bisa memfasilitasi warga untuk mengakses permodalan KUR tersebut. Mulai tahun depan tak perlu lagi menggunakan dana pemda yang terbatas untuk modal usaha UMKM dan IKM.
"Jangan pakai uang pemda lagi yang terbatas ini. Dengan demikian semua pengusaha UMKM dan IKM kalau butuh modal mempersiapkan diri dengan baik, boleh pakai KUR, nanti bersama pemerintah kita ambil yang ada di berbagai perbankan ini setuju," ujar Laka Lena.
Ia mengatakan Kementerian UMKM siap menambah alokasi KUR NTT tahun depan jika jatah Rp 3,6 triliun itu habis pada Juni tahun depan. Penambahan modal itu bisa dilakukan setelah Pemerintah Daerah menyiapkan penerimanya.
Politikus Partai Golkar itu mengatakan kini saatnya mereka yang bergerak di UMKM dan IKM juga disebut sebagai pengusaha UMKM/IKM, bukan pelaku UMKM/IKM. Sebab mereka sudah bisa mengelola uang yang besar dari KUR untuk usahanya.
"Pengusaha UMKM dan IKM itu kita masih sering pakai 'pelaku', jangan lagi pelaku. Jadi UMKM itu sebagai pengusaha," tandas Laka Lena.
(hsa/hsa)










































