NTT Tekor Gara-gara Pinang

Simon Selly - detikBali
Sabtu, 20 Des 2025 09:07 WIB
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena saat memberikan keterangan kepada awak media, Jumat (19/12/2025). (Foto: Simon Selly/detikBali)
Kupang -

Komoditas pinang disebut menjadi salah satu penyumbang defisit terbesar neraca perdagangan Nusa Tenggara Timur (NTT). Daerah ini setidaknya harus membeli pinang dari luar daerah Rp 1 triliun per tahun.

Hal tersebut disampaikan Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena kepada awak media, Jumat (19/12/2025), di Aula El Tari Kupang. Ia menjelaskan, ketimpangan antara barang yang masuk dan keluar dari NTT menjadi persoalan utama perekonomian daerah.

"Barang yang keluar dari NTT hanya sekitar Rp 8 triliun sedangkan barang yang masuk mencapai Rp 59 triliun. Artinya (neraca pedagangan) kita defisit Rp 51 triliun, dan ini lebih besar dari APBD Provinsi NTT," terang Laka Lena.

Ia mengatakan, salah satu komoditas yang bikin tekor itu berasal dari pembelian pinang dari luar daerah yang nilainya mencapai Rp 1 triliun per tahun. Padahal, menurutnya, komoditas tersebut bisa dibudidayakan di NTT.

"Saya pernah ketemu Gubernur Jambi. Dia bilang, terima kasih orang NTT. Saya kaya karena pinang yang kalian beli, padahal kita bisa tanam pinang sendiri," sesalnya.

Laka Lena menilai, persoalan utama UMKM di NTT bukan terletak pada kemampuan produksi, melainkan minimnya akses pasar. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT menghadirkan NTT Mart sebagai solusi.

"UMKM kita produksi, tapi tidak punya pasar, karena itu kita buka pasarnya lebih dulu melalui NTT Mart. Jadi hasil produk setiap daerah, akan dipasarkan di NTT Mart," imbuhnya.

Simak Video "Video Melestarikan Tradisi Menyirih Pinang di Kupang NTT"


(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork