Perumda Sewakadarma Akui Kewalahan Atasi Sampah Pasar di Denpasar

Perumda Sewakadarma Akui Kewalahan Atasi Sampah Pasar di Denpasar

Maria Christabel DK - detikBali
Selasa, 16 Des 2025 08:32 WIB
Perumda Sewakadarma Akui Kewalahan Atasi Sampah Pasar di Denpasar
Suasana di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari, Senin (15/12/2025). (Foto: Maria Christabel DK/detikBali)
Denpasar -

Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Sewakadarma Kota Denpasar mengaku kewalahan menangani persoalan sampah pasar. Produksi sampah dari 16 pasar yang dikelola mencapai sekitar 15 ton per hari.

Kondisi tersebut membuat Perumda Sewakadarma meminta jeda waktu untuk menyiapkan langkah pengelolaan sampah yang lebih matang.

Perumda Sewakadarma memperkirakan membutuhkan waktu sekitar enam hingga 10 bulan untuk mempersiapkan sistem pengelolaan sampah yang dinilai lebih efektif dan berkelanjutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau boleh, menurut kami tolong berikan jeda waktu dulu. Enam bulan, sepuluh bulan, sehingga kami ini bisa merencanakan apa yang akan dilakukan. Contoh, kami di pasar, tingkat volume sampah tinggi. Itu saya kira tidak cukup dengan teba modern," kata Direktur Utama Perumda Sewakadarma Ida Bagus Kompyang Wiranata saat diwawancarai detikBali, Senin (15/12/2025).

ADVERTISEMENT

Wiranata menjelaskan, berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, hingga 23 Desember mendatang pihaknya belum menemukan solusi penyelesaian sampah selain membuangnya ke tempat pemrosesan akhir (TPA). Perumda Sewakadarma menyebutkan, penggunaan insinerator atau mesin pembakar sampah juga menjadi salah satu opsi untuk mengatasi volume sampah yang cukup besar.

Meski demikian, Perumda Sewakadarma tetap berupaya menjalankan Surat Gubernur Bali Nomor T.00.600.4.15/60957/Setda dengan menerapkan sejumlah strategi. Salah satunya pembangunan teba modern sebanyak dua hingga lima unit di setiap pasar yang telah mulai berjalan.

Selain itu, optimalisasi pengelolaan sampah juga dilakukan melalui penambahan jumlah mesin pencacah sampah dan komposter di lingkungan pasar.

"Ya kita harapkan kan, TPA Suwung itu menjadi bukan utama ya nantinya. Tapi pelan-pelan lah, menjadi alternatif tempat pembuangan sisa-sisa yang sudah kita lakukan pengolahan di pasar. Nah, contohnya teba modern, lumayan ada tempat kita bikin semaksimal mungkin lah, supaya bisa menampung sampah pasar ini," ujar Wiranata.

Imbauan untuk Pedagang Pasar

Persoalan sampah pasar, menurut Wiranata, juga diperparah dengan adanya oknum dari luar pasar yang membuang sampah ke area pasar. Untuk itu, Perumda Sewakadarma mengimbau para pedagang agar tidak membawa sampah dari luar ke pasar.

Pedagang diminta hanya membawa barang dagangan yang siap jual. Dengan demikian, volume sampah yang dihasilkan di pasar dapat ditekan.

"Kami mengimbau ke pedagang untuk tidak membawa sampah ke pasar. Barang-barang yang dibawa itu barang-barang yang 90 persen sudah barang yang akan di jual. Kalau sisa produk sampahnya, mungkin ya 10 persen, 5 persen lah. Sehingga tumpukan sampah nanti tidak terjadi di pasar rakyat," jelas Wiranata.

Ia menambahkan, para pedagang telah mendapatkan sosialisasi terkait pengolahan sampah secara mandiri. Para pedagang juga dinilai kooperatif dan bersedia melakukan iuran rutin untuk pengelolaan sampah.

"Kita sudah sosialisasikan, nanti kita nggak akan pungut itu tambahan biaya sampah ke pedagang," tambah Wiranata.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Suasana Menyambut Natal di Berbagai Negara"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads