Gubernur Bali Wayan Koster, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, dan Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena bersepakat membangun konektivitas tiga daerah dan membangun kawasan ekonomi hijau di tiga provinsi. Langkah itu ditandatangani dalam penandatanganan memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman di Sirkuit Mandalika.
Iqbal mengatakan penandatanganan kerja sama tiga daerah tersebut mengedepankan peran usaha BUMN, BUMD, dan asosiasi bisnis yang ada di masing-masing daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesadaran tiga provinsi ini ditakdirkan harus bekerja sama. Karena ternyata kami banyak kesamaan, baik demografi, histori, dan kepulauan. Jadi ada visi yang sama ketiga wilayah ini," kata Iqbal dalam penandatanganan kerjasama regional Bali, NTB dan NTT (KRBNN) di Mandalika.
Iqbal mengatakan ketiga provinsi ini ingin membangun kawasan ekonomi hijau dan visi ekonomi biru. Menurut dia, ketiga daerah memiliki kekayaan laut yang menjadi keunggulan wilayah di Bali dan Nusra.
"Laut ini menjadi salah satu ruang hidup pariwisata di tiga wilayah ini. Kesamaan visi ini adalah sebuah takdir. Saya kira ini adalah arah yang tepat kepemimpinan ketiga provinsi," katanya.
Iqbal mengatakan ada dua model kesepakatan yang telah disepakati. Pertama soal integrasi berupa konektivitas laut, udara, dan darat pariwisata. Kedua bidang kerja sama. Antara lain, di bidang BUMD, perdagangan dan ekspor impor.
"Kami akan memulai kerja sama ini secara konkrit tahun 2026. MoU sudah kami sudah teken di Bali dan NTB. Giliran NTT tanggal 22 Desember bulan depan," katanya.
Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan kerja sama ketiga daerah ini sangat dibutuhkan untuk kemajuan. Koster mengatakan pada masa awal kemerdekaan Bali, NTB, dan NTT merupakan satu provinsi yang dinamakan Sunda Kecil.
"Kita sangat paham dinamika ke depan. Kita di Indonesia ada 38 provinsi sekarang. Tidak ada satu provinsi bisa maju sendiri harus bergerak bersama. Dalam koridor kepentingan bersama untuk kemajuan," katanya.
Kerja sama ketiga daerah ini, Koster berujar, seperti nostalgia hubungan historis Sunda Kecil pada masa lalu. Kerja sama ini memiliki substansi yang sangat relevan bagi masa depan.
"Kami sudah merintis sejumlah materi pola kerja sama. Ada integrasi dan dalam bentuk kerja sama. Jadi, wilayah tiga provinsi ini kecil, maka kita harus bersatu. Kalau tidak kita tertinggal. Membangun kerja sama kita tidak lagi jadi Sunda Kecil. Jadi ini sesuatu sangat positif," kata politikus PDIP itu.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan kerjas ama tiga provinsi sudah memiliki payung besar. Kerja sama ini akan menyuplai pengusaha dari berbagai asosiasi. Baik kamar dagang dan industri Indonesia (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesi (HIPMI) di tiga daerah.
"Jadi kami bertiga akan kerjasamakan sesuai kapasitas dan potensi masing-masing daerah. Dan kerjasama ini akan menguntungkan ketiga provinsi ini," katanya.
Melki mengaku, kerja sama ini adalah langkah yang lebih maju dari kesepakatan yang diteken oleh tiga kepala daerah di Denpasar Bali, Senin (3/11/2025) lalu.
"Ini sudah jelas wadahnya. Ini sudah masuk rencana lebih detil bentuk kerja samanya. Nanti di NTT kami undang anak perusahaan Danantara untuk ikut di dalamnya," kata Melki.
Melki memastikan kerja sama KRBNN ini akan menguntungkan ketiga daerah dan para pengusaha di masing-masing daerah.
"Ini juga sesuai dengan niat Presiden Prabowo untuk menyiasati dan mengembangkan potensi daerah. Bali, NTB, NTT ini sebagai daerah pariwisata dan industri pengolahan dan pengembangan," tandas politikus Golkar ini.
(hsa/hsa)











































