Inovasi digital terbukti mendorong meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi. Salah satunya melalui fitur proteksi dalam layanan belanja online yang membuat masyarakat semakin akrab dengan konsep perlindungan finansial.
Menurut laporan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi perasuransian meningkat signifikan menjadi 45,45% dari sebelumnya 36,9%. Sementara indeks inklusi naik menjadi 28,50% dari 12,12%.
Peningkatan ini antara lain didorong oleh kehadiran fitur proteksi dalam layanan belanja online. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi layanan yang relevan dengan keseharian masyarakat mampu mempercepat peningkatan literasi dan inklusi asuransi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Yulius Bhayangkara menilai, tingkat pemahaman masyarakat terhadap asuransi masih perlu ditingkatkan.
"Kami meyakini bahwa literasi asuransi bukan hanya tentang mengenalkan produk, tetapi juga memberikan pemahaman yang benar mengenai pentingnya perlindungan keuangan melalui asuransi. Melalui berbagai kegiatan literasi di beberapa kota, konferensi pers, hingga pemanfaatan media cetak, online, dan media sosial, kami ingin mengajak masyarakat untuk tidak hanya mengetahui, tetapi juga memiliki produk asuransi dan merasakan langsung manfaatnya," katanya, Sabtu (18/10/2025).
Dari sisi industri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja positif sektor asuransi per September 2025. Total aset mencapai Rp 1.169,64 triliun, tumbuh 3,30% (yoy). Aset asuransi komersial tercatat sebesar Rp 948,4 triliun, naik 3,99% (yoy), dengan pendapatan premi Januari-Juli 2025 sebesar Rp 194,55 triliun atau meningkat 0,77% (yoy).
Premi asuransi jiwa tercatat sebesar Rp 103,42 triliun, terkontraksi 0,84% (yoy). Sementara premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 2,67% (yoy) menjadi Rp 91,13 triliun.
Industri asuransi syariah juga menunjukkan kinerja positif. Hingga Juli 2025, total aset mencapai Rp 47,94 triliun, tumbuh 5,58% (yoy) dari Rp 45,40 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi klaim, total klaim asuransi komersial pada Juli 2025 tercatat sebesar Rp 110,12 triliun, turun 6,92% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 118,30 triliun. Klaim asuransi jiwa tercatat sebesar Rp 74,59 triliun, turun 9,93%. Sementara klaim asuransi umum naik tipis 2,07% menjadi Rp 28,69 triliun. Total klaim asuransi syariah juga meningkat 2,16% (yoy) menjadi Rp 3,79 triliun.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan menegaskan pentingnya peningkatan literasi untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap perlindungan dari berbagai risiko kehidupan.
"Pentingnya peningkatan literasi dan inklusi asuransi sebagai langkah strategis dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan dari berbagai risiko kehidupan. Asuransi bukan lagi sekadar kewajiban, melainkan sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat untuk menghadapi risiko yang dapat terjadi kapan saja, seperti bencana alam maupun kecelakaan," tegas Budi.
(dpw/dpw)