FINNS Bali memperkenalkan helikopter yang dapat digunakan untuk aktivitas pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR). Tak hanya itu, FINNS Bali juga memiliki robot pembersih pantai yang diberi nama BeBot.
Dua inovasi untuk mendukung pariwisata berkelanjutan itu diluncurkan dalam acara Future Nation Day di FINNS Beach Club, Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali, pada Selasa (19/8/2025). Acara tersebut mengusung tema Party Like There is A Tomorrow.
"Harapan kami adalah dapat menginspirasi pelaku dan pemimpin bisnis hospitality lainnya di Bali dan di seluruh Indonesia untuk turut mengambil peran," ujar Manajer ESG di FINNS Bali, Abdul Manaf, dalam keterangannya, Kamis (21/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdul Manaf menjelaskan helikopter SAR tersebut dilengkapi dengan mesin ganda yang mampu menjangkau seluruh wilayah Bali dalam waktu kurang dari 20 menit. Menurutnya, fasilitas itu dapat meningkatkan standar keselamatan dalam pariwisata di Bali.
"Helikopter penyelamat ini merupakan yang pertama di Bali dan merupakan hasil kerja sama FINNS dengan SGi Air Bali," imbuhnya.
Selain helikopter, FINNS juga meluncurkan robot pembersih pantai bernama BeBot. Robot ramah lingkungan yang dapat dikendalikan dari jarak jauh itu dikembangkan oleh Searial Cleaners.
Menurut Abdul Manaf, BeBot telah digunakan untuk mengumpulkan mikroplastik dan sampah-sampah kecil di area pantai FINNS. Robot ini beroperasi setiap hari dengan membersihkan 5.600 meter persegi per hari atau lebih dari 168.000 meter persegi per bulan.
"Hal ini menjadi harapan besar terhadap pengelolaan kebersihan pantai yang berkelanjutan," kata Abdul Manaf.
"Kami bangga dapat bermitra dengan organisasi perintis seperti Searial Cleaners, SGi Air Bali, dan Stella's Child untuk membantu membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang," imbuhnya.
Selain menghadirkan inovasi teknologi, FINNS juga memiliki sejumlah inovasi berkelanjutan lainnya. Salah satunya terkait penanganan sampah. Sebanyak 1.001.628 kilogram sampah di FINNS dialihkan dari TPA, sehingga kini hanya 20% sampah yang berakhir di TPA.
"Tahun depan, FINNS menargetkan pengalihan mencapai 95 persen," ujar Abdul Manaf.
FINNS juga memiliki program Culture Circle, yakni memperkenalkan alat-alat upacara yang dapat terurai dan tidak menggunakan plastik sekali pakai. Kemudian, edukasi tentang sampah melalui FINNS Academy yang dimulai dari Sekolah Komunitas Canggu. Program ini bekerja sama dengan Pemerintah Badung, Community Waste Project, Merah Putih Hijau, LSM, dan sekolah-sekolah.
Selain sampah, memiliki program pendidikan yang bekerja sama dengan SoleFamily, Stella's Child, dan program internal lainnya. Melalui program itu, sebanyak 1.038 remaja dan anak-anak telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan masa depan.
(iws/iws)