Perkembangan Kendaraan Listrik Pesat, Manufaktur dan EV Center Segera Dibangun

Badung

Perkembangan Kendaraan Listrik Pesat, Manufaktur dan EV Center Segera Dibangun

Fabiola Dianira - detikBali
Kamis, 10 Jul 2025 17:48 WIB
Penandatanganan kerjasama pengembangan EV dalam acara Periklindo Electric Vehicle Conference di Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Badung. Kamis (10/7/2025).
Penandatanganan kerjasama pengembangan EV dalam acara Periklindo Electric Vehicle Conference di Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Badung. Kamis (10/7/2025). (Foto: Fabiola Dianira/detikBali)
Badung -

Kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) di Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menilai pertumbuhan kendaraan listrik, khususnya kendaraan penumpang, sangat pesat.

"Kami melihat perkembangan EV di Indonesia ya, lompatannya sangat pesat ya. Di bidang passenger apalagi. Sekarang ini mendekati 10 persen," ujarnya kepada awak media dalam acara Periklindo Electric Vehicle Conference di Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Badung, Kamis (10/7/2025).

Moeldoko membandingkan perkembangan EV di Indonesia dengan negara-negara di Asia Tenggara seperti Vietnam dan Thailand. Ia menilai kebijakan dan insentif yang diterapkan Indonesia jauh lebih baik dibandingkan kedua negara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kita dari sisi policy-nya lebih baik, dari sisi growth-nya juga menurut saya jauh lebih baik," tambahnya. "Kami kemarin benchmarknya pada saat kita membuat perpres itu, benchmarknya adalah Vietnam dengan Thailand. Dan kita melebihi kalau insentif tax-nya itu sekian persen, kita jauh di atasnya lagi," tambahnya.

Moeldoko menyampaikan pada tahun lalu capaian Periklindo sangat signifikan. Hal ini terlihat dari meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kendaraan listrik.

ADVERTISEMENT

"Indikatornya adalah pertumbuhan pembelian mobil listrik. Itu sebuah indikasi bahwa tingkat kesadaran muncul dengan baik di Indonesia. Itu yang tadinya 2024 relatifnya 4-5 persen, sekarang sudah mendekati ke 10 persen," ujarnya.

Peluang Ekosistem EV di Indonesia

Ahli kendaraan listrik Asia asal China, Ching-Chuen Chen, menilai peluang Indonesia sangat besar dalam membentuk ekosistem EV. Menurutnya, Indonesia memiliki sumber daya yang kaya, populasi besar, serta peluang kerja sama strategis dengan China.

"Pentingnya bagaimana kita bersatu. Satu tambah satu lebih besar dari dua. Bagaimana mendorong inovasi, pendidikan dan inovasi, lalu dari sains beralih ke teknologi rekayasa, beralih ke industri, produk, dan komunitas. Jadi, kuncinya adalah Indonesia harus meningkatkan kebijakan, meningkatkan infrastruktur," ujarnya.

Manufaktur dan EV Center Segera Dibangun

Peningkatan minat kendaraan listrik ini mendorong pembangunan manufaktur di Indonesia. Salah satunya melalui kerja sama sektor baterai antara Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan CATL, perusahaan baterai asal Tiongkok. Moeldoko memperkirakan dua hingga tiga tahun ke depan industri baterai tersebut sudah bisa berjalan penuh untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri.

"Membangun industri baterai dalam negeri, dan ini nanti sehingga komponen dalam negeri kita itu bisa 80 persen. Kalau bus yang dari MAB itu sekarang 44 persen, karena baterainya masih import dari China, nanti bisa-bisa menjadi 80 persen, karena sudah ada dalam negeri. Nah itu di antaranya," imbuhnya.

Selain manufaktur, Periklindo juga akan membangun tujuh EV Center sebagai bagian dari pengembangan ekosistem kendaraan listrik. EV Center pertama akan dibangun di Jakarta dan dilanjutkan di beberapa kota besar lainnya.

"EV Center yang pertama pastinya sudah disiapkan dengan baik di Jakarta. Yang kedua di Surabaya. Yang ketiga di Batam. Surabaya, Semarang, Batam, Bali juga di antaranya," tandasnya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads