Presiden Prabowo Subianto melontarkan ancaman keras terhadap pejabat negara yang mempersulit regulasi usaha, terutama di sektor minyak dan gas bumi (migas). Hal itu disampaikan Prabowo saat berbicara dalam ajang Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (21/5/2025).
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan komitmennya untuk menyederhanakan regulasi berusaha di Indonesia, termasuk bagi investor sektor migas. Ia menyebut tak segan mencopot pejabat yang menghambat proses deregulasi.
"Pejabat yang nggak mau sederhanakan regulasi akan saya ganti, saya copot. Banyak anak-anak muda menunggu diberikan kesempatan," tegas Prabowo, dilansir dari detikFinance, Kamis (22/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo prihatin dengan kondisi birokrasi yang selama ini kerap mempersulit investasi melalui aturan-aturan yang berbelit. Menurutnya, ada budaya dalam pemerintahan yang justru menciptakan kerumitan, dan hal itu harus segera dihentikan.
"Ini ada kecenderungan, tidak di Indonesia saja, tapi kita ahlinya. Indonesia ahli buat regulasi sedemikian sulit bahkan untuk kita sendiri, ini yang harus diubah," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menyampaikan targetnya untuk mengurangi impor energi dan mendorong pemanfaatan sumber daya energi dalam negeri. Ia menyoroti besarnya nilai devisa yang hilang akibat impor energi, yang disebutnya mencapai hampir US$ 40 miliar atau sekitar Rp 656 triliun (kurs Rp 16.400) per tahun.
Menurutnya, dana sebesar itu seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat, seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.
"Kalau kita tergantung dari impor terus sumber daya kita sangat besar dan kita keluarkan hampir US$ 40 miliar setiap tahun. Hal ini bisa sebenarnya dan seharusnya digunakan untuk membantu rakyat kita di bidang-bidang strategis. Untuk pendidikan, kesehatan, untuk mengurangi dan menghilangkan kemiskinan, ini potensi yang bisa kita gunakan," jelasnya.
Dorong Energi Terbarukan
Prabowo juga menyinggung pentingnya pengembangan energi terbarukan sebagai solusi jangka panjang. Indonesia, menurutnya, memiliki potensi besar dari berbagai sumber energi alternatif seperti panas bumi, air, angin, hingga gelombang laut.
"Saya baru bicara dengan beberapa pakar dari universitas-universitas terbaik di luar negeri baru kemarin mereka ceritakan bahwa di laut-laut kita terdapat sumber-sumber energi yang sangat besar," katanya.
Ia menilai dengan kemajuan teknologi saat ini, pengembangan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) dapat dioptimalkan. Bahkan, Indonesia berpeluang tidak hanya mandiri energi, tetapi juga menjadi negara pengekspor energi di masa depan.
Artikel ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini!
(dpw/iws)