Sejumlah petani bunga pacar air semringah menikmati hasil panennya. Sebab, harga jual bunga itu sedang terkerek naik menjadi Rp 25 ribu per kilogram (kg). Padahal harga bunga pacar sempat anjlok hingga Rp 5 ribu per kg jelang Hari Raya Galungan beberapa waktu lalu.
Salah seorang petani bunga pacar di Sibanggede, Ketut Suardiana, mengatakan permintaan bunga masih banyak hingga H+2 Kuningan. Sebab beberapa kegiatan adat lainnya juga masih memerlukan bahan upacara.
"Karena sedikit yang panen, sedangkan kebutuhan di pasar itu naik, harga otomatis naik. Kami juga sering cek harga di pasaran yang sekarang itu bisa Rp 25 ribu per kilo (kg)," tutur Suardiana, Jumat (2/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengakui harga bunga pacar sempat anjlok, paling murah Rp 2 ribu per kg karena ukuran kelopak bunga yang kecil, dan paling mahal Rp 5 ribu dengan kualitas yang lebih baik. Beberapa hari jelang Kuningan, harganya naik, paling mahal Rp 30 ribu.
"Luas lahan 4 are yang per are bisa panen 5 kg bunga. Total 12 are yang saya tanami bunga. Jadi kebutuhan beberapa minggu ini masih cukup dan harganya akan lumayan terus," jelas pria 50 tahun itu.
Petani lainnya, Wayan Kari menjual hasil panennya langsung ke beberapa pedagang di pasar-pasar tradisional besar di Badung. Di antaranya Pasar Mengwi, Pasar Blahkiuh, dan ke Pasar Badung Denpasar. Ia menjualnya langsung agar tidak kena permainan harga tengkulak.
"Satu lahan itu dari pembibitan sampai panen itu 45 hari. Jadi panen gantian tiap lahan. Sekarang ini banyak (tanaman) yang mati di petani luar, produksi sedikit, terus permintaan naik, harganya jadi naik sekarang itu Rp 25 ribu-30 ribu per kilo," tutur Kari.
Perkebunan bunga pacar air banyak dijumpai di wilayah Desa Sibanggede hingga Angantaka, Kecamatan Abiansemal. Beberapa petani sedang memanen bunga sejak pagi hingga siang ini.
Sementara itu, pantauan di beberapa pasar tradisional di Badung, Bali, harga bunga pacar tembus Rp 25-30 ribu per kg. Nilai jual bunga itu sedang tinggi karena stok di pasaran menyusut seiring permintaan yang terus naik, terutama jelang Hari Raya Kuningan, 3 Mei.
"Mau nggak mau kan pakai bunga biarpun harganya agak mahal. Karena perlu, terus sekarang nggak terlalu banyak yang jual jadi beli aja," kata salah satu pembeli di Pasar Mengwi, Nyoman Martini.
(hsa/gsp)