OJK Yakin Sektor Keuangan Stabil meski Ada Efisiensi Anggaran

Mataram

OJK Yakin Sektor Keuangan Stabil meski Ada Efisiensi Anggaran

Nathea Citra - detikBali
Jumat, 14 Feb 2025 20:18 WIB
Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo.
Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Meski menghadapi berbagai dinamika, baik dari dalam maupun luar negeri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat (NTB) optimistis tren positif kinerja sektor keuangan NTB tahun ini akan terus berlanjut.

Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo menjelaskan secara umum sektor perbankan masih tumbuh. Hingga saat ini, operasional lembaga keuangan tetap berjalan optimal, meski ada sejumlah tantangan, seperti efisiensi anggaran di tingkat pemerintah pusat hingga daerah.

"Industri jasa keuangan tetap mampu beradaptasi dan tumbuh, meski saat ini sedang dilakukan efisiensi anggaran dari pusat hingga daerah," kata Rudi di Mataram, Jumat (14/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data OJK NTB per November 2024, aset perbankan tercatat sebesar Rp 80,727 triliun. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar Rp 5,778 triliun atau 7,71 persen (yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan aset Bank Umum Konvensional (BUK) sebesar Rp 2,717 triliun atau 5,92 persen (yoy), serta Bank Umum Swasta (BUS) yang naik Rp 2,576 triliun atau 12,72 persen (yoy).

"Pertumbuhan aset antara lain berasal dari peningkatan DPK sebesar Rp 2,015 triliun atau 4,56 persen (yoy)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dari sisi kredit, hingga November 2024 terjadi pertumbuhan sebesar 7,5 persen (yoy), didorong oleh peningkatan kredit konsumsi. Kredit perbankan di NTB tercatat sebesar Rp 69,419 triliun, meningkat Rp 397 miliar atau 0,58 persen (mtm) dan 7,5 persen (yoy).

"Hal tersebut didorong oleh kredit konsumsi yang meningkat sebesar Rp 3,237 triliun," imbuhnya.

Proyeksi 2025

Secara tahunan, mayoritas sektor mengalami pertumbuhan tipis. Sektor bukan lapangan usaha serta perdagangan besar dan eceran masih mencatatkan pertumbuhan tahunan tertinggi. Berdasarkan lokasi, pertumbuhan kredit tertinggi per November 2024 terjadi di Kota Mataram, dengan peningkatan Rp 2,268 triliun atau 5,83 persen (yoy) dan Rp 250 miliar atau 0,61 persen (mtm).

Secara nasional, kredit perbankan pada 2025 diproyeksikan tumbuh 9-11 persen, didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6-8 persen. Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal ditargetkan mencapai Rp 220 triliun.

Rudi mengungkapkan piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan diproyeksikan tumbuh 8-10 persen, dengan mencermati kondisi penjualan kendaraan bermotor yang menurun. Aset asuransi diperkirakan tumbuh 6-8 persen, aset dana pensiun 9-11 persen, dan aset penjaminan 6-8 persen.

"Pemangkasan anggaran di pemerintahan itu menurut saya lebih ke relokasi dana dari satu sektor ke sektor lain sebenarnya. Saya rasa tidak ada masalah," tandas Rudi.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads