Menjelang bulan suci Ramadan, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menggelar pasar rakyat di enam titik sebagai langkah mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Pasar rakyat akan mulai dilaksanakan pada pekan depan, yakni mulai 11 sampai 13 Februari 2025, kemudian dilanjutkan lagi pada 18-20 Februari. Ada enam hari di enam titik untuk pasar murah," kata Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Jumat (7/2/2025).
Pasar rakyat ini akan tersebar di enam lokasi. Pada 11 Februari 2025, kegiatan berlangsung di Halaman Kantor Lurah Pejeruk, Ampenan, 12 Februari di Halaman Kantor Lurah Kekalik Jaya, Sekarbela, dan 13 Februari di SDN 15 Cakranegara, Karang Taliwang, Cakranegara. Sementara itu, di pekan berikutnya, pada 18 Februari digelar di Halaman Kantor Lurah Turide-Sandubaya, 19 Februari di Lapangan Pagutan Permai, BTN Pagutan, dan 20 Februari di Jalan Solor, Gegutu Barat, Rembiga, Selaparang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nida menyebutkan, sekitar 35 distributor dan retail akan terlibat dalam pasar rakyat ini dengan menyediakan berbagai komoditas kebutuhan pokok.
"Pasar rakyat ini dilakukan dalam rangka stabilisasi harga menjelang bulan suci Ramadan dengan melibatkan sekitar 35 distributor maupun retail. Komoditas yang kita hadirkan di pasar murah antara lain bawang merah, cabai, sampai telur," terang Nida.
Untuk komoditas beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), Disdag Kota Mataram telah bersurat ke Bulog guna memastikan ketersediaannya di pasar rakyat. Pemerintah pusat sebelumnya meminta daerah menunda sementara distribusi beras SPHP hingga panen raya selesai.
"Tadi kami sudah bersurat ke Bulog, terkait beras SPHP. Biasanya kalau kami adakan pasar rakyat, kami akan menentukan kuota beras sekitar 2 ton. Nanti kita lihat, apakah akan ada beras SPHP atau tidak. Yang jelas, selain beras (SPHP) kami juga sudah berkoordinasi dengan beberapa pelaku usaha terkait beras lokal," tutur Nida.
Pemkot Mataram juga berkolaborasi dengan Bank Indonesia dan sejumlah stakeholder dalam menghadirkan komoditas dengan harga lebih terjangkau bagi masyarakat.
"Pasar rakyat ini nantinya akan kita bikin lebih berbeda (dengan pasar rakyat sebelumnya). Kolaborasi ini dilakukan agar masyarakat betul-betul bisa mendapatkan harga murah. Misalkan saja, harga bawang merah yang biasanya Rp 60 ribu per kilogram, kemungkinan di pasar rakyat nanti masyarakat bisa mendapatkan harga Rp 50 ribu-an," imbuh Nida.
Kegiatan pasar rakyat ini rencananya akan kembali digelar menjelang Hari Raya Idul Fitri guna menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
"Kita kan tahu kalau jelang Ramadan, permintaan masyarakat meningkat, makanya kita lakukan antisipasi terhadap ketersediaan dengan pasar rakyat. Pasar rakyat ini hadir untuk mendekatkan masyarakat dengan pasar, tentunya dengan harga distributor," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB Nelly Yuniarti memastikan ketersediaan bahan pokok dari Bulog untuk menyambut Ramadan dalam kondisi aman, kecuali beras SPHP yang distribusinya masih menunggu perizinan.
"Kecuali beras SPHP dikarenakan belum bisa didistribusikan karena perizinannya masih dalam proses. Sedangkan untuk stok beras premium masih aman," kata Nelly.
Menurut Nelly, harga sejumlah komoditas menjelang Ramadan masih stabil. Harga ayam di tingkat distributor berada di angka Rp 35 ribu per kilogram.
"Untuk telur (di distributor) ukuran besar seharga Rp 49 ribu per tray, sedangkan telur ukuran tanggung Rp 47 ribu per tray. Untuk stok minyak kita masih aman, yang ada di pasaran hanya kemasan 2 liter, dan untuk minyak premium dengan kemasan 1 liter dan 2 liter stoknya pun masih aman. Untuk stok gula masih aman, sementara stok daging masih kosong," tuturnya.
Diketahui, pasar rakyat ini akan digelar di tujuh kelurahan, yakni Pejeruk, Kekalik, Rembiga, Turida, Karang Taliwang, dan Pagutan.
(dpw/dpw)