Ekonomi Bali hanya tumbuh sekitar 5,48 persen sepanjang tahun 2024. Pertumbuhan ekonomi itu melambat dibandingkan 2023 yang mampu tumbuh di angka 5,71 persen.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menyebut pertumbuhan ekonomi global juga sedang melambat. Dia bersyukur ekonomi Bali masih bisa tembus di atas lima persen dan melampaui rata-rata nasional.
"Secara umum ekonomi global melambat," kata Mahendra kepada detikBali, Kamis (6/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Astungkara 5,48 persen, di atas rata-rata nasional," imbuhnya.
Mahendra memahami sektor akomodasi dan makan-minum di Bali masuk dalam sektor yang melambat pada 2024. Padahal, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata sepanjang tahun itu meningkat.
Menurut Mahendra, pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan. "Tahun 2024 wisatawan mancanegara naik, tapi wisatawan Nusantara berkurang," imbuh mantan stafsus Kemendagri itu.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menyebut ekonomi Bali hanya mampu tumbuh di angka 5,48 persen pada 2024. Perlambatan ekonomi Bali itu dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan dari sektor usaha penyediaan akomodasi dan makan-minum yang tumbuh 2,13 persen atau melambat dibanding 2023 yang mencapai 2,62 persen.
Sektor usaha perdagangan besar dan eceran, serta reparasi kendaraan juga melambat dari 0,53 persen menjadi 0,39 persen. Sementara itu, sektor usaha yang mengalami percepatan pertumbuhan adalah sektor jasa keuangan dan asuransi dan lapangan usaha lainnya.
Di sisi lain, sektor yang mengalami penurunan kinerja adalah administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial yang meleset di angka minus 1,08 persen. Meski begitu, kinerja ekonomi Bali sepanjang 2024 masih dalam rentang target yang ditetapkan.
(iws/gsp)