.webp)
Jumlah penumpang yang dilayani di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), turun 10 persen pada libur Natal 2024. Jumlah tersebut khusus untuk penyeberangan rute Lembar-Padangbai (Bali).
"Kalau dibandingkan dengan 2023, ada penurunan sekitar 10 persen untuk penumpang. Namun, masih tercatat reguler di H-3 dan H-2 (jelang Natal) ada penambahan sekitar 1.000-1.500 penumpang," kata General Manager ASDP Cabang Lembar Agus Djoko Triyanto saat dihubungi detikBali, Jumat (27/12/2024).
Djoko menuturkan data penumpang dari Lembar-Padangbai maupun sebaliknya selama libur Natal 2024 tercatat sebanyak 40.274 orang. Adapun, jumlah penumpang pada periode yang sama setahun lalu mencapai 44.632 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari angka tersebut didominasi pergerakan (penumpang) dari Padangbai ke Lembar," jelas Djoko.
Menurut Djoko, menurunnya jumlah penumpang di Pelabuhan Lembar pada libur Natal 2024 terjadi karena beberapa faktor. Termasuk akibat banyaknya pilihan rute penyeberangan hingga turunnya harga tiket pesawat.
"Saat ini pengguna jasa punya banyak pilihan dari sisi pelabuhan (Lembar-Surabaya, Lembar-Jangkar, Lembar-Padangbai). Sementara kita ketahui sebelum Nataru ada perubahan tarif maskapai. Sehingga membuat pilihan baru bagi pengguna jasa untuk pergi dan keluar Pulau Lombok," imbuh Djoko.
ASDP Cabang Lembar, dia berujar, menyiapkan 25 kapal selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Dari jumlah tersebut, sebanyak empat kapal sedang docking tahunan dan 21 kapal lainnya siap dikerahkan untuk melayani penumpang.
"Hingga hari ini, baru 13 kapal yang bergerak. Artinya (penyeberangan) masih normal. Kalau padat, bisa 18-21 kapal," ucap Djoko.
Djoko menjelaskan cuaca di Pelabuhan Lembar sejauh ini cukup kondusif untuk melakukan pelayaran. Meski begitu, dia menegaskan terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait perkembangan cuaca terkini.
Sementara itu, BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid mengimbau menyebut akan ada gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah di NTB. Di antaranya, gelombang Kelvin dan Ekuatorial hingga pertemuan massa udara dan belokan angin.
BMKG menyebut kondisi ini mengakibatkan meningkatnya pertumbuhan awan konvektif di wilayah NTB. Hal itu berpotensi mengakibatkan hujan lebat disertai kilat dan petir pada periode 25-31 Desember 2024. Masyarakat juga diimbau untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang.
(iws/iws)
