Lahan milik konglomerat Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo di Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, dibebaskan. Tanah itu bakal dipakai untuk kawasan Transit Oriented Development (TOD) proyek Bali Urban Rail.
MNC Land menjual tanah Hary Tanoe di bawah kendali PT MNC Bali Resort ke PT Bumi Indah Prima (BIP) senilai Rp 5,5 triliun. Pembebasan tanah itu berujung pada perpanjangan rute proyek Bali Urban Rail hingga ke Tabanan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, saat ditemui di kantornya, Selasa (24/12/2024) mengatakan proyek Bali Urban Rail yang dirancang dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, bisa tembus ke Tanah Lot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada (rencana) perpanjangan dari rute Cemagi, Canggu, dan bisa saja nggak berhenti di sana. Kalau mesin sudah di bawah kan enak tinggal kerja. Kemungkinan tidak stuck Tabanan, ada peluang jalurnya lebih. Nanti kami lihat agar lebih mudah pergerakannya," jelas Samsi.
Samsi juga menyampaikan permintaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali rute ke Tabanan agar dijadikan satu tahap dengan bandara menuju Kuta yang diperkirakan rampung akhir 2028. Namun, Samsi melihat membutuhkan waktu untuk mengejar konstruksi agar lebih cepat selesai di tahap pertama.
"Tetapi, sepertinya itu butuh waktu dan mereka juga ada yang perlu dikejar terkait konstruksi supaya lebih cepat. Jadi ada kemungkinan berikutnya diperpanjang atau gimana," beber Samsi.
Samsi mengeklaim TOD di Tanah Lot diperkirakan lebih besar dibandingkan TOD di sentral parkir Kuta. Namun, Samsi menegaskan, realisasinya didapatkan setelah perencanaan. "Sekarang ambil tanah areanya dahulu, kalau sudah selesai, baru direncanakan dikoneksikan," ungkapnya.
Samsi mengatakan jika pembangunan TOD membutuhkan luas tanah minimal 6-50 hektare. Menurut Samsi, proyeksi dibangunnya TOD di Tanah Lot bagus untuk mengembangkan area berbasis transit.
"Bagus lah kalau memang itu mau dilakukan, bagus untuk mengembangkan area berbasis transit. Jadi orang tidak ke mana-mana lagi, cukup di sana lalu menyebar," ucap Samsi.
Pengeboran Proyek Mulai Mei 2025
Sementara PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) dijadwalkan memulai pengeboran jalur kereta bawah tanah Bali Urban Rail pada Mei 2025. Komisaris PT SBDJ, Dodi Miharjana, mengungkapkan proses pengeboran akan dimulai setelah alat berat tiba pada April 2025.
"Rencana April atau Mei 2025 akan didatangkan tunnel boring machine (TBM) untuk mengebor terowongan bawah tanah. Proses dimulai dari sentral parkir (Kuta) ke arah bandara dan Seminyak," ujar Dodi saat dihubungi.
Groundbreaking untuk fase satu dan dua proyek Bali Urban Subway ini juga akan dilakukan bersamaan dengan proses pengeboran.
Dodi menambahkan bahwa TOD di Tanah Lot, Tabanan, saat ini masih dalam tahap uji kelayakan. Oleh karena itu, pembangunan TOD tidak bersamaan dengan Sentral Parkir Kuta. "Jadi sentral parkir yang akan dilakukan lebih dahulu," imbuhnya.
(iws/gsp)