Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal meluncurkan ocean accounting atau neraca sumber daya laut di wilayah konservasi Gili Matra, Lombok Utara. Penyusunan neraca itu pun kini tengah dibahas dalam forum Global Ocean Accounts Partnership (GOAP).
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Victor Gustaf Manoppo, mengatakan peluncuran neraca akan dilakukan secara simbolis pada Jumat (5/7/2024) di The Meru Sanur, Bali. Dia menuturkan saat ini Indonesia belum memiliki data kondisi hingga valuasi ekonomi sumber daya laut.
"Ocean accounting ini menjadi alat untuk mengetahui seberapa besar sumber daya kelautan yang kita miliki. Termasuk juga faktor-faktor yang memengaruhi ini menjadi baik atau tidak baik," ucap Victor di The Meru Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (3/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, neraca sumber daya laut sangat penting, sama halnya dengan seseorang yang memiliki akun di bank. Ketika uang diambil terus, maka uang akan habis.
"Jadi, bagaimana cara kita mengembalikan uang itu dan mendepositkan kembali uang yang selama ini kita kelola. Saat ini kan belum ada tools dan tools itu yang harus kita bangun," ujar Victor.
Dari penyusunan neraca sumber daya laut, pemerintah juga dapat mengetahui dampak negatif yang berpotensi dihasilkan dari kegiatan di laut. Sehingga, KKP dapat melakukan antisipasi dari awal.
Nantinya, akan ada banyak instrumen di dalam neraca tersebut. Menurut Victor, Gili Matra akan menjadi model dalam pelaksanaan neraca yang turut didukung oleh GOAP.
Ke depannya, KKP akan melakukan penghitungan neraca sumber daya laut ke daerah Indonesia lainnya. Mulai dari Aceh hingga Papua.
Victor mengungkapkan alasan dipilihnya Gili Matra disebabkan oleh Gili Matra sebagai kawasan konservasi nasional yang selama ini dijaga dengan baik.
"Kami lihat di situ banyak turis datang, sementara konservasi yang ada di sana itu harus kami jaga. Jadi, membuat balance antara kepentingan ekonomi, pariwisatanya termasuk kepentingan masyarakat lokal," urainya.
Sementara itu, Direktur Sekretariat GOAP Ben Milligan mengatakan neraca sumber daya laut menjadi suatu hal penting. Sebab, dapat menjadi panduan bersama bagi KKP dan pihak lainnya.
"Kami perlu membawa bersama data sosial, data lingkungan dan data ekonomi. Jadi, kami bisa pahami gambaran yang lebih besar dan menentukan keputusan untuk masa depan," jelasnya.
Ben menegaskan pentingnya perlindungan data-data tersebut. Adapun, salah satu tantangan utama bagi pihaknya saat ini adalah bagaimana cara untuk menempatkan data tersebut dalam dua bagian terpisah.
Menurut Ben, ada lebih dari perwakilan 60 negara di forum tersebut yang bisa belajar dari Indonesia mengenai isu sumber daya laut. "Neraca sumber daya laut sangat berpengaruh pada pembangunan kelautan berkelanjutan," tandasnya.
(hsa/hsa)