Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar kini tengah mematangkan persiapan proyek air siap minum. Dirut Perumda Air Minum (PAM) Tirta Sewakadarma, Ida Bagus Gede Arsana, menyebut saat ini proyek tersebut masih dalam proses feasibility study atau uji kelayakan.
Dalam proses tersebut turut dibahas mengenai sumber air baku, kondisi air baku, dan lainnya. Menurutnya, jika proyek tersebut dapat dimulai pada 2026, maka diperkirakan pada 2030 telah rampung. Para pelanggan nantinya bisa langsung meminum air yang dialirkan PAM.
"Di situ barulah pelaksanaan KPBU (kerja sama pemerintah dengan badan usaha) mulai beroperasi," sebut Arsana saat dihubungi detikBali, Selasa (2/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan proyek tersebut akan memberikan manfaat bagi warga Denpasar. Nantinya, masyarakat bisa mendapatkan air siap minum dengan teknologi yang lebih baik. Dia pun berharap lini bisnis tersebut bisa meningkatkan pendapatan Perumda Tirta Sewakadarma.
"Kalau berbicara air siap minum itu memang harapan dan program pemerintah Indonesia untuk di 2030 agar air siap minum. Artinya, target pemerintah pusat bisa kami penuhi," jelas Arsana.
Perumda Tirta Sewakadarma saat ini mampu melayani 51 persen air baku untuk pelanggan. Kemudian, produksi airnya sebanyak 1.250 liter per detik dan tingkat kebocoran 36 persen. Sementara, untuk harga dipatok sebesar Rp 8 ribu per kubik.
Arsana menjelaskan kajian pra FS menuju FS akan dibiayai oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Menurutnya, keseluruhan tahapan akan menelan biaya sekitar Rp 1 triliun.
"Nanti kalau sudah jadi akan dikerjakan oleh rekanan selama lima tahun dan di lima tahun berjalan baru kita wajib bayar tiap tahunnya. Diperkirakan Rp 80 miliar per tahun, nanti bisa naik atau turun dia hingga mencapai kondisi 20 tahun," jelasnya.
Arsana berharap proyek tersebut dapat berjalan dengan baik dan bisa mengembalikan potensi akibat kehilangan air yang disebabkan oleh pipa yang sudah berumur.
(hsa/hsa)