Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih rendah. Hingga paruh pertama 2024, realisasi PAD masih di angka 30 persen.
Wakil Bupati Lombok Tengah M Nursiah mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan evaluasi kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kaitan dengan pendapatan daerah dari berbagai sumber seperti PAD, dana transfer dan bantuan keuangan dari Provinsi dan progress untuk PAD masih 30 persen.
Ia mengatakan rendahnya capaian PAD ini disebabkan karena berbagai faktor. Pihaknya optimistis pada triwulan III dan IV capaian PAD akan meningkat pesat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Realisasi PAD yang 30 persen ini karena memang PAD kecenderungannya perolehan itu lebih cenderung masuk pada triwulan ke III dan ke IV. Contoh pajak-pajak besar ini kecenderungan setiap tahun mulai masuk Juli dan seterusnya," kata Nursiah saat ditemui di kantornya, Jumat (28/6/2024).
Menurutnya, dengan rendahnya capaian PAD ini maka penting untuk dilakukan identifikasi dan pengawasan. Terlebih dari catatannya sampai dengan saat ini masih banyak OPD yang capaian PAD-nya masih rendah seperti Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan), Dinas Pertanian, Dinas Perizinan, dan lainnya.
"Termasuk retribusi pasar dan lain sebagainya," ujarnya.
Dia menjelaskan fenomena semacam ini memang hampir setiap tahun dialami pemerintah. PAD ini diyakini mulai akan meningkat pada triwulan ketiga dan keempat.
"Makanya tadi sudah kita berikan penekanan kepada OPD yang realisasi PAD masih rendah untuk memaksimalkan identifikasi dan pengawasan agar fokus untuk mengimbangi kebutuhan belanja kita," bebernya.
Meski begitu, Nursiah menegaskan pihaknya optimistis dengan waktu yang tersisa dianggap masih panjang maka realisasi dari target PAD bisa berjalan dengan maksimal. Terlebih berbagai upaya sudah mulai dilakukan oleh berbagai OPD untuk mencapai target PAD ini.
"Target PAD Rp 315 miliar, kami optimistis bisa tercapai," pungkasnya.
(dpw/dpw)