Menjelang Hari Raya Idul Adha, sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga. Salah satunya, beras. Badan Pusat Statistik (BPS) NTB memprediksi harga beras akan kembali mengalami kenaikan.
"Harga beras sudah beranjak naik, sekitar setengah persen," kata Kepala BPS NTB Wahyudin, Selasa (11/6/2024).
Menurut Wahyudin, kenaikan harga beras ini harus segera diantisipasi. Mengingat, beras menjadi salah satu komoditas yang memengaruhi angka inflasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau harga beras naik, komoditas lain juga (bisa naik). Walaupun naik setengah persen, tapi jangan dianggap main-main, bisa inflasi," ujarnya.
Wahyudin menjelaskan dinas terkait harus segera melakukan antisipasi agar harga beras tidak semakin tinggi. "Harus ada upaya pengendalian, salah satunya dengan mengadakan operasi pasar di beberapa titik wilayah," jawabnya.
Jika tidak segera dilakukan upaya pengendalian, BPS memprediksi akan ada penurunan daya beli masyarakat terhadap beras.
"Ketika harga itu naik, pasti memengaruhi daya beli masyarakat," jelas Wahyudin.
Sebelumnya, Provinsi NTB tercatat mengimpor beras sebanyak 10.500 ton dari Vietnam pada April 2024. Kemudian, mendapat pasokan beras dari daerah lain sekitar 2 ribu ton. "Totalnya ada ada 12.500 ton beras," tandasnya.
Beberapa waktu lalu, pemerintah resmi menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Kebijakan itu diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Perbadan Nomor 7 tahun 2023 tentang HET Beras. Untuk wilayah NTB, HET beras medium yang sebelumnya Rp 10.900 per kg, kini menjadi Rp 12.500 per kg. Sedangkan HET beras premium yang sebelumnya Rp 13.900 per kg menjadi Rp 14.900 per kg.
(hsa/hsa)