Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan I 2024 tercatat 5,98 persen. Angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,11 persen.
"Kalau situasi normal, memang (pertumbuhan ekonomi) Bali di atas nasional. Tapi, saat COVID-19 kami memang di bawah nasional karena terkait dengan sumbangan dari pariwisata," kata Kepala BPS Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani di Denpasar, Senin (6/5/2024).
Sepanjang Januari-Maret 2024, BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Pulau Dewata meningkat sebesar 31,05 persen secara year on year. Menurutnya, momen libur Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Nyepi juga turut mendorong peningkatan mobilitas dan konsumsi masyarakat Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Retno lantas memaparkan pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2024 sebesar 5,98 persen secara year on year dengan peningkatan nilai nominal PDRB atas dasar harga konstan dari Rp 37,48 triliun di triwulan I 2023 menjadi Rp 39,72 triliun di triwulan I 2024. Sementara secara quartal to quartal, ekonomi Bali mengalami kontraksi sedalam 4,68 persen dengan penurunan PDRB atas dasar harga konstan dari Rp 41,67 triliun di triwulan IV 2023 menjadi Rp 39,72 triliun di triwulan I 2024.
"Kontraksi menandakan bahwa nilai tambah yang tercipta pada periode saat ini lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Sebaliknya ketika tumbuh maka nilai tambahnya mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya," jelasnya.
Menurut Retno, nilai tambah bruto di Bali menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp 69,61 triliun pada periode triwulan I 2024. Kemudian secara quartal to quartal, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2024 terkontraksi sedalam 4,68 persen.
"Ini mengikuti pola musiman tahun-tahun sebelumnya. Setiap triwulan I mengalami kontraksi. Secara year on year ekonomi Bali pada triwulan I 2024 kembali tumbuh lebih cepat sebesar 5,98 persen. Pertumbuhannya kembali mencapai level 5 persen seperti sebelum pandemi," ungkapnya.
Retno mengungkapkan sektor akomodasi dan makan minum merupakan lapangan usaha yang menjadi sumber pertumbuhan terbesar ekonomi Bali, yaitu 2,24 persen. Sektor ini tumbuh sebesar 5,98 persen pada triwulan I 2024 secara year on year.
"Lapangan usaha ini masih menjadi primadona perekonomian Bali dengan menjadi penyokong utama selama beberapa periode terakhir," jelasnya.
Adapun, lapangan usaha lain yang turut andil sebagai sumber pertumbuhan ekonomi di Bali pada periode itu adalah lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi dengan kontribusi sebesar 0,95 persen. Ada pula sektor administrasi pemerintah 0,85 persen, lalu tranportasi dan pergudangan sebesar 0,46 persen.
Komponen lainnya yang turut berkontribusi pada perekonomian Bali, salah satunya adalah konsumsi rumah tangga sebesar 2,56 persen. "Pada triwulan I 2024 secara year on year komponen ekspor luar negeri menjadi sumber pertumbuhan terbesar ekonomi Bali dari sisi pengeluaran, yaitu sebesar 8,15 persen dari total perekonomian Bali yang tumbuh 5,98 persen," sebutnya.
(iws/gsp)