Warga Keberatan dengan Kebijakan SPBU di NTT Tak Jual Pertalite Tiap Minggu

I Wayan Sui Suadnyana, Yufengki Bria - detikBali
Senin, 29 Apr 2024 13:16 WIB
Foto: Petugas SPBU saat melayani konsumen beberapa waktu lalu. (Yufengki Bria/detikBali).
Kupang -

Sejumlah warga menyatakan keberatan dengan kebijakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tidak menjual Pertalite setiap Minggu. Kebijakan ini diambil oleh Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus.

Salah satu warga, Nikolaus Fointuna, menilai kebijakan tersebut sangat tidak relevan diterapkan. Sebab, masyarakat lebih irit menggunakan Pertalite dibanding Pertamax. Pria berusia 45 tahun itu menambahkan belum ada sosialisasi mengenai kebijakan SPBU tak menjual Pertalite setiap Minggu.

"Secara pribadi, saya sangat kesal, karena kami sudah sangat irit dengan Pertalite. Kalau mau begitu pun, setidaknya ada sosialisasi begitu, supaya masyarakat bisa mengantisipasi dengan menyetok Pertalite sebelum hari Minggu," ungkap Nikolaus kepada detikBali, Senin (29/4/2024).

Warga lainnya, Dedan Rodyanes Tumnanu (23), mengatakan Pertalite merupakan BBM yang sering dibeli oleh masyarakat luas. Menurutnya, sesuai dengan kisaran harga jual di SPBU, Pertamax lebih mahal dengan harga Rp 14.400, sedangkan Pertalite Rp 10.000.

"Kalau bisa kebijakan itu jangan diberlakukan saja karena realita hari ini, Pertalite yang mudah dijangkau, apalagi masyarakat yang berada di pelosok," tandasnya.

Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus mengatakan kebijakan tidak menjual Pertalite saat Minggu diuji coba pada 71 SPBU reguler di wilayah sales area NTT. Kebijakan diambil sebagai langkah edukasi BBM ramah lingkungan.

"Sedang dicoba setiap hari Minggu, SPBU hanya melayani pembelian produk BBM yang lebih berkualitas yang berlaku khusus untuk SA (sales area) NTT, wilayah lain sudah lebih dahulu melaksanakan," ujar Area Manager Communication, Relation, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Region Jatimbalinus, Ahad Rahedi.

Ahad menjelaskan kebijakan itu merupakan program Pertamina untuk mewujudkan kualitas udara yang lebih baik dan ramah lingkungan guna keberlangsungan hidup. Khusus di Kota Kupang, kebijakan itu dilaksanakan sejak Minggu (21/4/2024).

"Kami mengedukasi masyarakat untuk beralih menggunakan produk yang berkualitas," jelasnya.

Menurut Ahad, dengan menggunakan BBM yang sesuai, maka akan turut menjaga lingkungan. Program yang dilaksanakan dengan mengajak masyarakat untuk beralih menggunakan Pertamax dimulai pada Minggu dan tidak menjual BBM beroktan rendah.

Kebijakan itu juga upaya memberikan product experience kepada konsumen agar mendapatkan jarak tempuh yang lebih jauh. Dengan begitu, performa mesin yang lebih bertenaga dan gas buang yang lebih rendah.

"Mari menggunakan produk BBM yang berkualitas seperti Pertamax agar membantu pemerintah dalam mengendalikan penggunaan BBM subsidi," imbuhnya.



Simak Video "Video: Pertamina Pastikan Stok BBM Aman Selama Masa Lebaran 2025"

(nor/gsp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork