Menjelang pergantian tahun 2023 ke tahun 2024, harga sejumlah bahan pokok di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus naik. Permintaan tinggi yang tak diikuti pasokan yang cukup menjadi penyebab utama naiknya harga barang di sana.
Pantauan detikBali di Pasar Amahami Kota Bima, Rabu (27/12/2023), harga bahan pokok yang naik antara lain, beras, minyak goreng, gula pasir, dan tepung terigu.
"Pengujung tahun, rata-rata bahan pokok naik. Terutama, minyak goreng, gula pasir dan terigu. Termasuk juga beras," kata salah seorang pedagang di sana Farid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Farid, harga minyak goreng naik terjadi sejak sebulan terakhir dan stoknya sempat menipis. Bahkan minyak goreng yang disubsidi, Minyakita, dijual di atas HET Rp 14.000 menjadi Rp 17.000 per liter.
"Kemarin-kemarin stok minyak goreng sangat terbatas, dan kenaikan harga ini terjadi sejak sebulan lalu," ujarnya.
Sementara harga gula pasir yang sebelumnya Rp 17.000 per kg, naik menjadi Rp 18.000 per kg. Begitu juga dengan tepung terigu naik dari Rp 10.000 menjadi Rp 11.000 per kg.
"Naiknya harga gula pasir dan terigu karena di tingkat agen juga naik. Penyebabnya karena kekurangan stok," ujar Farid.
Beras yang sebelumnya dijual di angka Rp 13.000-Rp 14.000 per kg, kini naik menjadi Rp 15.000 per kg.
"Harga beras yang naik ini adalah beras jenis premium," kata pedagang beras, Nurmi.
Menurut Nurmi naiknya harga beras disebabkan beberapa faktor, seperti belum memasuki musim panen serta beras yang beredar dari Kota Bima kebanyakan didatangkan dari wilayah Kabupaten Bima, dan Pulau Lombok.
"Kalau belum musim panen dan cuaca ekstrem, sudah pasti harga beras naik di Kota Bima," katanya.
(dpw/hsa)