Kampus bertaraf internasional hingga kawasan energi bakal dibangun di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Bali. Kampus dan kawasan energi itu dibangun menjadi satu kesatuan dalam proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).
Direktur Utama (Dirut) Pelindo Arif Suhartono mengatakan pembangunan kampus bertaraf internasional bakal dilakukan oleh Bina Nusantara (Binus). Sementara kawasan energi bakal dibangun oleh Pertamina Patra Niaga.
"Teman-teman Binus akan membangun terkait dengan kampus internasional. Dan dari teman-teman Pertamina Patra Niaga akan mengembangkan oil and gas," kata Arif di Pelabuhan Benoa, Jumat (15/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya kampus bertaraf internasional dan kawasan energi, proyek BMTH di Pelabuhan Benoa juga dikembangkan untuk Marina, yacht dan tempat hiburan. Pembangunan pengembangan ini bakal dilaksanakan oleh PT Kharisma Anugrah Jawara Abadi (Kaja Group).
Untuk diketahui, Pelindo telah melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama dalam pembangunan tersebut bersama Kaja Group, PT Pertamina Patra Niaga dan Binus, Jumat (15/12/2023). Penandatanganan perjanjian kerja sama disaksikan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Kartika Wirjoatmodjo.
Pria yang akrab disapa Tiko itu berharap pelaksanaan relokasi yang dilakukan oleh PT Pertamina Patra Niaga dapat dilakukan dengan cepat. Sebab, Pelabuhan Benoa dengan proyek BMTH nantinya akan mempunyai penambahan kapasitas sandar antara empat sampai lima sandar kapal pesiar.
"Kita akan mempunyai penambahan berthing untuk cruise hingga bisa menampung lima kapal sekaligus secara bersamaan sehingga kita juga bisa menampung traffic cruise yang semakin besar dan juga nanti diharapkan jadi pusat untuk suplai BBM," jelas Tiko.
Menurut Tiko, pembangunan BMTH di Pelabuhan Benoa hanya menyisakan satu kerja sama yang belum rampung bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). PLN direncanakan akan diajak untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU).
"Ini tinggal satu PLN untuk PLTGU, mudah-mudahan juga masuk strateginya PLN, karena ini juga penting untuk PLTGU untuk memastikan suplai listrik di Bali 10 tahun ke depan bisa disuplai dengan gas dengan emisi yang rendah," ujarnya.
"Jadi ini benar-benar bisa menjadi kawasan green area dan Bali juga tetap mempertahankan cuacanya dan emisinya yang rendah dengan green fuel electricity dan tentunya dengan ekosistem pariwisata yang makin hebat," ungkap Tiko.
(hsa/iws)