TBN Asia Ajak Pebisnis Buka Usaha dan Bisnis Sosial untuk Perangi Kemiskinan

TBN Asia Ajak Pebisnis Buka Usaha dan Bisnis Sosial untuk Perangi Kemiskinan

Aryo Mahendro - detikBali
Kamis, 07 Sep 2023 21:50 WIB
Chairman TBN Indonesia Teddy Hartono Tanuwidjaja ditemui di Badung, Bali, Kamis (7/9/2023). (Aryo Mahendro/detikBali).
Foto: Chairman TBN Indonesia Teddy Hartono Tanuwidjaja ditemui di Badung, Bali, Kamis (7/9/2023). (Aryo Mahendro/detikBali).
Badung -

Konferensi Transformational Business Network (TBN) Asia, melalui TBN Indonesia mendorong para pebisnis, investor, dan pelaku usaha didorong untuk menciptakan bisnis atau usaha sosial. Tujuannya, untuk memerangi kemiskinan dan menjaga lingkungan hidup.

"Konferensi para pebisnis, socio-enterprise, founders, dan juga para NGO (Non-Goverment Organization) untuk membawa transformasi, memerangi kemiskinan di berbagai negara. Juga, permasalahan berkaitan dengan masyarakat dan planet (lingkungan)," kata Chairman TBN Indonesia Teddy Hartono Tanuwidjaja ditemui detikBali di Trans Resort, Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (7/9/2023).

Teddy mengatakan bisnis yang bertujuan memerangi kemiskinan, hendaknya adalah jenis usaha yang tentu akan memberdayakan masyarakat. Namun demikian, bisnis tetap memperhatikan aspek ramah lingkungan dan keuntungan untuk keberkelanjutannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teddy mencontohkan jenis usaha yang dimaksud dapat bergerak dibidang apa saja. Misalnya, bisnis pada bidang agrikultur atau pertanian organik yang tidak merusak tanah. Dapat juga membuka bisnis pada bidang kendaraan berbasis tenaga listrik atau bahan bangunan pengganti beton dan batu bata berbahan yang dapat didaur ulang.

"Contohnya agrikultur. Kami menerapkan (agrikultur) yang tidak merusak tanah. Kami bisa menggunakan teknik pertanian yang ramah lingkungan. Dan pastinya, kami harus mensejahterakan petani. Lalu, misalnya, ada plastik. Plastik itu harus degredable. (Terbuat dari) cassava, contohnya. Tetap tidak mengeksploitasi (manusia dan lingkungan)," jelas Teddy.

ADVERTISEMENT

Selain itu, banyak kesempatan bisnis yang dapat dibuka dan dijalankan, menghasilkan produk-produk ramah lingkungan dan bisa didaur ulang. Dengan begitu, akan banyak masyarakat yang kesulitan ekonomi, akan terbantu dengan adanya bisnis ramah lingkungan tersebut.

Teddy menambahkan melalui konferensi itu, diharapkan dapat mendorong para pebisnis top dunia untuk membantu pelaku usaha kecil yang juga memberdayakan masyarakat.

"Jadi, sifatnya bukan hanya eksploitasi dan memberikan charity. Tapi juga mengangkat martabat dan menggali potensi mereka. Supaya semua orang dapat bertumbuh," tambahnya.

Menurutnya, semua proses transformasi itu ditentukan melalui bisnis sosial yang dijalankan. Bisnis sosial, tentunya wajib membangun kesejahteraan orang-orang di dalamnya.

Artinya, tidak ada eksploitasi manusia maupun alam dalam menjalankan bisnis tersebut.

"Bisnis yang sudah ditransformasi. Bisnis yang bagaimana dia tetap mempekerjakan orang dengan tempat dan upah yang layak. Juga, membangun manusia itu, bukan semata-mata mengeksploitasi. Jadi, membangun manusia dan society lewat dunia usaha," tuturnya.

Sebagai informasi, TBN Asia sudah kali ke-2 menggelar forum di Indonesia sejak setahun lalu. Konferensi dunia usaha tersebut diikuti oleh semua pelaku usaha dan bisnis, serta investor dari 10 negara, termasuk Indonesia.

Konferensi tersebut mengusung jargon atau prinsip 5P. Prinsip 5P, yakni Purpose, People, Planet, Profit, dan Peace (tujuan, masyarakat, planet atau lingkungan hidup, keuntungan, dan kedamaian).

Adapun topik yang dibicarakan dalam konferensi tersebut mencakup enam program. Antara lain Transformational Leadership Center, Green Technology Campus, Pre Incubator Young Sociopreneur, Social Enterprise Training Hub, Investment ready Social Enterprise, serta Perekonomian yang adil dan mengedepankan perdamaian.




(nor/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads