Tingkat okupansi Grand Mercure Bali Seminyak saat ini mencapai 75 persen. Tingkat keterisian kamar hotel bintang lima yang baru soft opening pada Desember tahun lalu itu meningkat sekitar 20 persen dibandingkan periode April-Mei atau saat low season.
Director of Sales and Marketing Grand Mercure Bali Seminyak Deta Aprilia menjelaskan tamu di hotel yang terletak di Seminyak, Badung, Bali, itu terdiri dari wisatawan domestik dan turis asing. Proporsinya 50 berbanding 50.
"Untuk turis asing masih didominasi dari Australia, sekitar 30 persen," tutur Deta saat berkunjung ke kantor detikBali di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar, Bali, Rabu (16/08/2023). Kedatangan Deta diterima oleh Kepala Redaksi detikBali Gangsar Parikesit dan Asisten Redaktur Noviana Windri Rahmawati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deta menerangkan turis asing yang menginap di Grand Mercure Bali Seminyak rerata tinggal antara satu minggu hingga dua minggu. Sedangkan, wisatawan domestik hanya sekitar empat hari menginap di hotel yang memiliki 269 kamar tersebut.
Grand Mercure Bali Seminyak, Deta melanjutkan, juga mulai menyasar kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau MICE. Sebab, tempat menginap yang menjadi bagian dari Accor Hotels itu memiliki ballroom yang bisa menampung ratusan orang.
"Kami juga punya ballroom yang kapasitasnya itu sampai 300 orang," tutur Marketing Communication Executive Grand Mercure Bali Seminyak Cipo Fourqan Al Hafizt.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace menuturkan tingkat okupansi hotel di Pulau Dewata masih lesu meski pandemi COVID-19 telah berlalu. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mencatat okupansi hotel di Bali rerata masih di angka 50 persen.
"(Okupansi hotel di Bali) belum menggembirakan," kata Ketua PHRI Bali itu, Selasa (15/8/2023).
Artikel ini ditulis oleh Ni Made Maheswari Anindya Putri peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(hsa/gsp)