Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana I Putu Anom menyebut miliaran rupiah potensi cuan menguap gegara Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Potensi cuan itu terutama berasal dari akomodasi, seperti hotel dan restoran, termasuk devisa.
Ia mencontohkan 10 negara peserta Piala Dunia U-20, bila membawa 300 orang, masing-masing mengeluarkan uang Rp 50 juta per orang untuk hotel, makan, dan transportasi, maka miliaran rupiah menguap.
"Jadinya, bakal berapa miliar itu? Belum lagi, biaya yang mereka keluarkan untuk hotel, makan, dan transport," ungkapnya, Kamis (30/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi devisa, sambung dia, potensinya pun hilang, karena Piala Dunia U-20 didatangi tidak hanya oleh negara peserta saja, tetapi juga suporter pendukung negara lainnya.
"Indonesia sudah dibatalkan jadi tuan rumah (untuk Piala Dunia U-20) dan ini jadi kerugian bagi negara karena sebelumnya ada pengeluaran-pengeluaran untuk merenovasi dan memperbaiki venue. Itu sudah rugi," jelasnya.
Selain itu, Anom menuturkan, dampak lainnya adalah citra dari keamanan Bali pasca -penolakan Gubernur Bali Wayan Koster terhadap kesebelasan Israel.
"Kami harapkan Menparekraf, Presiden hingga Polri untuk menjelaskan bahwa aktivitas pariwisata di Bali masih siap dan solid untuk keamanan dan kenyamanan, itu yang penting jaminannya," terang dia.
Sementara, kata Anom, jika posisinya dibalik yang mana Indonesia benar-benar menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tentunya akan memberikan dampak positif khususnya bagi pariwisata.
"Kunjungan meningkat, semua restoran terisi, dan semua bisa dapat pekerjaan. Berdampak positif juga pada UMKM karena mereka ini kan belanja di kita," jelasnya.
Di sisi lain, kata Anom, penolakan Gubernur Koster terhadap kesebelasan Israel yang diduga menjadi pangkal persoalan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pun tak sesuai dengan keinginan untuk memulihkan pariwisata pasca pandemi yang dicanangkan selama ini.
"Pertama, ini tidak seirama dengan pemerintah pusat yang mana Presiden ingin event ini tetap jalan. Kedua, Bali juga baru melaksanakan G20 dan kami mengharapkan banyak wisatawan yang datang dan diharapkan banyak event-event yang terjadi di Bali," pungkasnya.
(BIR/nor)