Awal Ramadan, Kebutuhan Uang Tunai di Bali Capai Rp 600 Miliar

Denpasar

Awal Ramadan, Kebutuhan Uang Tunai di Bali Capai Rp 600 Miliar

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Senin, 03 Apr 2023 13:58 WIB
Ilustrasi uang
Ilustrasi uang rupiah. Foto: iStock.
Denpasar -

Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mencatat kebutuhan uang tunai awal Ramadan, terhitung Senin (27/3/2023) hingga Jumat (31/3/2023) sebesar Rp 600 miliar. Pergerakan uang itu terjadi di 206 jaringan kantor bank seluruh Bali.

"Prediksi kami selama periode Ramadan kebutuhan uang tunai sekitar Rp 2,9 triliun di Bali. Kemudian, selama seminggu ini sudah keluar Rp 600 miliar," ucap Kepala Divisi Implementasi SP, PUR, dan MI BI Bali Agus Sistyo Widjajati, Senin (3/4/2023).

Ia menerangkan rata-rata kebutuhan uang tunai per hari selama rentang waktu tersebut, yakni Rp 125 miliar. Menurutnya, kebutuhan uang tunai di Ramadan tahun ini akan meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini karena semakin tingginya aktivitas ekonomi masyarakat. Aktivitas itu bisa untuk transaksi, termasuk pemenuhan kebutuhan masyarakat," katanya, ditemui di Pasar Badung, Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali.

Agus menyebutkan beberapa faktor penyebab meningkatnya kebutuhan uang selama Ramadan tahun ini, salah satunya karena kedatangan wisatawan ke Bali. "Tentunya mereka butuh belanja hingga kulineran, sehingga kebutuhan (uang tunai) juga semakin meningkat," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, BI Bali memproyeksikan kebutuhan uang tunai di Bali sebesar Rp 2.985 miliar atau Rp 2,985 triliun selama Ramadan 2023. Kebutuhan uang tunai tersebut meningkat 5 persen dibandingkan 2022 yang tercatat sebesar Rp 2.829 miliar atau Rp 2,829 triliun.

"Astungkara, laju pertumbuhan ekonomi Bali memasuki fase pemulihan, tercatat tumbuh sebesar 6,61 persen secara yoy pada triwulan IV 2022 dan pada triwulan I 2023," ucap Kepala Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho, Selasa (28/3/2023).

BI memprediksi ekonomi Bali sampai akhir 2023 masih tumbuh di kisaran 4,4 persen - 5,2 persen. Apalagi, saat ini telah dibuka border China sebagai pasar utama wisata Bali.

"Dengan pertimbangan tersebut dan meningkatnya wisatawan domestik ke Bali pada saat cuti bersama, kami meyakini pada periode hari raya Idulfitri ini akan mendorong peningkatan aktivitas ekonomi yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan uang tunai," terangnya.




(irb/gsp)

Hide Ads