Arak Bali laris manis saat momen libur akhir tahun. Bahkan, salah satu pengusaha arak Bali mengaku penjualannya meningkat hingga 80 persen. Beberapa produk arak Bali memang sudah masuk ke hotel-hotel maupun beach club di Bali.
I Komang Sedana Putra (30) menyebut produk arak Bali dengan label Sajeng Patala miliknya terjual 818 botol sepanjang Desember 2022. Jumlah itu jauh dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang terjual hanya sekitar 50 botol.
"Biasanya terjual paling sedikit 50 botol per bulan dan paling tertinggi sekitar 300 botol. Bulan Desember ini jadi yang paling ramai karena untuk tahun baru pemesanannya sampai 816 botol. Jadi, kurang lebih 80 persen peningkatannya," kata Sedana kepada detikBali, Senin (2/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sedana, peningkatan penjualan arak Bali tak hanya dirasakan oleh dirinya. Rekan-rekannya sesama penjual arak Bali juga kecipratan rezeki lebih saat akhir tahun.
"Teman-teman penjual arak lain juga ada peningkatan, malah lebih kencang karena mereka sudah punya nama duluan. Mereka juga membuka jalan buat usaha saya dengan mengenalkan saya ke hotel sampai beach club," imbuhnya.
Sedana menambahkan, hingga saat ini produk arak Sajeng Patala menjadi pemasok bagi 28 hotel, restoran, hingga beach club di Bali. Cita rasa arak Bali yang diproduksi Sedana menjadi khas karena dicampur rempah seperti cengkeh, vanila, hingga kapulaga. Berbagai rempah itu didapat dari petani lokal di Bali.
Harga satuan produk arak Bali itu dibandrol dari Rp 280 ribu hingga Rp 385 ribu. Ia mengklaim, produk Sajeng Patala mendapat respons positif, terutama dari restoran-restoran di Legian, Badung.
"Mereka sangat antusias sekali dan kaget dengan rasa arak ini. Katanya rasanya lebih enak dibanding dengan minuman spirit (destilasi) internasional lainnya. Dibilangnya, semua restoran sudah ada minuman spirit internasional, sedangkan minuman dengan basic arak ini masih jarang sekali ada," tuturnya.
Ia menargetkan penjualan arak Sajeng Patala bisa tembus 1.000 botol per bulan. Terlebih, Gubernur Bali juga telah menetapkan Hari Arak Bali setiap tanggal 29 Januari.
"Kalau bisa ke depannya kami buatkan festival arak Bali supaya tidak kalah dengan Jepang, Jerman, dan lainnya," kata Sedana.
"Harapan saya bagi yang suka minum arak, tolong minumlah secara benar dan bijak. Janganlah memberi campuran-campuran yang tidak diperbolehkan ke arak. Ini supaya arak tidak terus dijadikan kambing hitam seperti tahun-tahun dulu," tandasnya.
(iws/gsp)











































