"Sebanyak 74,40% dari pengaduan tersebut terkait sektor perbankan, sementara 25,60% merupakan Industri Keuangan Non-Bank atau IKNB," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Giri Tribroto dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali pada Senin (5/12/2022).
Menurutnya, berdasarkan status pengaduan, total 294 pengaduan telah ditutup. Kemudian 15 pengaduan telah ditangani oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK).
Sementara 14 pengaduan telah ditangani oleh Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) dan 9 pengaduan tengah menunggu tanggapan dari konsumen. Terkait hal tersebut, Giri mengatakan, pihaknya akan kian melakukan pengawasan guna menjaga stabilitas industri jasa keuangan melalui memonitor perkembangan perekonomian global dan domestik setiap waktunya.
"OJK terus memperkuat koordinasi dengan para stakeholder dengan 3 perilaku kunci insan OJK. Yaitu, kolaboratif, proaktif, dan bertanggungjawab dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah meningkatnya tekanan dan ketidakpastian global," ucap Giri.
Sementara itu, dirinya menyebut, Indeks Literasi Keuangan di Bali kini meningkat menjadi 57,66% dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 38,06%. Di sisi lain, Indeks Inklusi Keuangan Bali sebesar 92,21% dan ini lebih tinggi daripada capaian nasional yang sebesar 85,10%.
"Sasaran prioritas literasi keuangan tahun 2023 adalah pelajar, santri, UMKM,
penyandang disabilitas dan masyarakat daerah 3T, yaitu Terdepan, Terluar dan Tertinggal. Sedangkan sasaran prioritas inklusi keuangan tahun 2023 adalah segmen perempuan, pelajar, mahasiswa dan UMKM, masyarakat di wilayah pedesaan, dan sektor jasa keuangan syariah," tambahnya.
(nor/dpra)