Kisah Mr. Joger, Sosok di Balik Pendiri Pabrik Kata-kata yang Mendunia

Kisah Mr. Joger, Sosok di Balik Pendiri Pabrik Kata-kata yang Mendunia

Poetri - detikBali
Jumat, 15 Apr 2022 23:03 WIB
Mr. Joger
Mr.Joger (Foto: istimewa)
Denpasar -

Rasanya tak ada wisatawan yang pulang dari Bali tanpa selembar kaus Joger.

Tak hanya kaus, berbagai souvenir dari Joger pun memiliki keunikannya masing-masing. Sehingga tak heran apabila nama Joger telah mendunia.

Namun, siapa sosok dibalik berdirinya Pabrik Kata-kata Joger?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia adalah Joseph Theodorus Wulianadi atau yang biasa dipanggil Mr. Joger.

Joseph Theodorus Wulianadi merupakan lulusan sekolah sekolah perhotelan di Jerman.

ADVERTISEMENT

Setelah tiga tahun lamanya di Jerman, ia pun kembali ke Bali dan menjadi seorang guide.

Singkat cerita, dirinya pun berkeinginan untuk mendirikan artshop dengan sistem fix price atau harga pas.

Banyak rintangan yang ia lalui, salah satunya sempat dilarang untuk menjadi pengusaha.

Dirinya mengaku bahwa dulunya ia sempat bekerja sebagai pegawai honorer di salah satu Dinas di Bali.

Namun, dirasa gaji yang ia terima tak cukup untuk menghidupi ia dan keluarganya, ia pun memutuskan untuk jadi pengusaha.

"Waktu itu uang yang saya bawa untuk dipertaruhkan dalam bereksperimen hanya Rp 500 ribu. Itu Agustus tahun 1980. Saya berangkat ke Jawa dan disana saya belajar berbisnis. Saya berkeyakinan bahwa untuk menjadi apapun termasuk jadi pengusaha modal yang utama adalah itikad," ucap Joseph Theodorus Wulianadi.

Menurutnya, itikad adalah niat baik yang benar-benar baik, lebih baik terbaik tapi jangan sampai terlalu baik. Apalagi terlalu tidak baik.

"Modal usaha saya berbisnis adalah itikad. Lalu ilmu-ilmu yang memadai seperti ilmu selera dan seni," jelasnya ketika ditemui detikBali pada Kamis, 14 April 2022.

Tepat pada 19 Januari 1981 ia resmi mendirikan bisnisnya.

Ia menjalankan bisnisnya di sebuah toko tanpa nama di Jalan Sulawesi nomor 37, Denpasar.
Kala itu, Joseph menjual aneka barang kerajinan khas Bali.

Suatu ketika, Joseph diminta Dinas Perdagangan Denpasar untuk segera memberi nama pada tokonya. Hingga tercetus sebuah ide menggabungkan beberapa huruf dari nama depannya dengan nama depan sahabatnya, Gerhard Seeger.

Pemikiran tersebut muncul setelah Joseph teringat akan jasa dan kebaikan sahabat semasa sekolah di Hotelfachshule, Bad Wiesee, Jerman. Sehingga lahirlah nama Joger.

Dari satu toko di Jalan Sulawesi, membuka satu toko lagi di jalan sama dan sebuah toko lagi di kawasan Kuta.

Namun, pada 7 Juli 1987, ia memutuskan menutup dua toko Joger di Denpasar.

Hanya toko Joger di Jalan Raya Kuta, Kuta, yang dipertahankan.

Sejak 1990-an hingga kini, toko itu dikenal dengan nama Pabrik Kata-Kata Joger.

"Dalam berbisnis saya tidak memakai strategi, kiat, siasat, dan trik. Tapi memakai sikap hidup seperti jujur, ramah, rajin, aktif dan bertanggungjawab. Dan berinisiatif karena itu penting sekali," tuturnya.

Ia pun berpesan kepada wirausahawan untuk membiasakan diri beritikad baik sebelum, sembari maupun sesudah melakukan apapun.

"Jadi, bersatu kita teguh, beritikad lebih teguh. Ini semboyan kami tahun ini," ujar pria yang kini telah memiliki tiga cucu ini.




(kws/kws)

Hide Ads