Badan Pusat Statitik (BPS) Provinsi Bali mencatat neraca perdagangan Bali mengalami surplus sebesar US$ 43,58 juta, pada Februari 2022.
"Dari perkembangan ekspor dan impor Bali adapun selisihnya berupa surplus karena ekspor lebih tinggi daripada impor kita, sehingga kita ikut menyumbang surplus perdagangan internasional secara nasional," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali, Agus Adnyana.
Menurutnya, kinerja ekspor Bali mengalami kenaikan sebesar US$ 45.437.971 dan nilai ini naik jika dibandingkan Januari, yakni sebesar 3,86 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara apabila dibandingkan dengan Februari 2021 lalu, ekspor Bali alami kenaikan 14,32 persen.
Adapun lima besar tujuan negara ekspor Bali, diantaranya Amerika Serikat, Australia, Perancis, Jerman dan Jepang.
Adapun komoditas ekspor Bali yang mengalami peningkatan kata Agus Adnyana diantaranya Ikan, Krustasea, dan Moluska mencapai US$ 10,09 juta.
Selain itu, ada pakaian dan aksesoris dengan nilai ekpor US$ 7,56 juta. Sedangkan logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$ 4,00 juta.
Selanjutnya komoditas kayu dan barang US$ 3,88 juta. Dan terakhir kertas, karton dan barang US$ 3,51 juta.
"Berbeda halnya dengan ekspor Bali yang kinerjanya meningkat, impor Bali mengalami penurunan dibandingkan bulan Januari lalu. Penurunan sebesar 11,96 persen dari US$ 1,86 juta turun dibandingkan Januari yang capai US$ 2,11 juta," kata Agus Adnyana.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan Februari tahun lalu, impor Bali mengalami penurunan sebesar 47,89 persen yang dimana pada waktu itu impor Bali capai US$ 3,57 juta.
Adapun lima besar komoditas impor di Bali pada Februari 2022, diantaranya bahan bakar mineral dengan nilai impor sebesar US$ 917,23 ribu, diikuti logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$ 306,44 ribu.
Lalu karet dan barang dari karet US$ 103,57 ribu. Mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya US$ 83,83 ribu. Dan terakhir komoditas barang dan kulit samak US$ 73,68 ribu.
(dpra/dpra)